WIR Group dan Grup Salim resmi menjalin kerja sama untuk membangun dunia metaverse tanah air. Keduanya sepakat untuk membentuk perusahaan patungan (joint venture) dengan nama PT Metaverse Indonesia Makmur.
Kolaborasi di antara keduanya dilakukan melalui “cucu usaha” WIR Group, yaitu PT Mata Nilai Republik, dengan PT Surya Semesta Karya Persada, yang merupakan entitas terafiliasi dengan Grup Salim.
Corporate Secretary WIR Group Ira Yuanita mengatakan nilai transaksi untuk pembentukan entitas baru mencapai Rp10 miliar.
Dana tersebut digunakan sebagai modal ditempatkan dan modal disetor perusahaan. WIR Group alias WIR Asia melalui Mata Nilai Republik akan memiliki 51% saham dan Surya Semesta Karya Persada mengempit 49% tersisa.
“Jumlah tersebut mewakili Rp5,1 miliar untuk WIR Group dan Rp4,9 miliar untuk Surya Semesta Karya Persada,” jelas Ira dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia.
Lebih lanjut dirinya mengatakan kedua perusahaan sudah menandatangani perjanjian pada tanggal 7 September kemarin dalam proses pembuatan akta perusahaan. Ira mengakui langkah tersebut sengaja dilakukan untuk mendorong kemajuan platform metaverse di Indonesia.
Sebelumnya, Executive Director Salim Grup, Axton Salim dalam keterangan resminya menuturkan kerjasama dengan WIR Group merupakan kesempatan luar biasa untuk perusahaan bisa menggali potensi serta peluang bisnis yang sebelumnya tidak terbayangkan.
Pasalnya, kemampuan WIR Group dalam membangun dan mengembangkan teknologi virtual reality (VR), augmented reality (AR) dan juga artificial intelligence dapat mendorong bisnis Grup salim untuk memasuki era baru digital tanpa batas.
Sebagai catatan, WIR Group juga sudah sempat menjalin kerja sama dengan entitas lain yang juga terafiliasi dengan Salim Group, yakni PT DCI Indonesia. Keduanya telah menandatangani Master Service Agreement sebagai tanda dimulainya sinergitas tersebut.
Chief Executive Officer (CEO) DCI Indonesia, Toto Sugiri, menjelaskan kolaborasi ini merupakan langkah strategis untuk mengimplemetasikan teknologi metaverse dengan infrastruktur data center yang aman dan stabil.
“DCI akan memastikan adanya perlindungan privasi dan keamanan data user yang memasuki dunia metaverse,” katanya.
Pemerintah Indonesia Dukung Perkembangan Metaverse Aset Kripto Nasional
Pertumbuhan industri metaverse di Indonesia memang tengah melaju pesat. Ada beberapa proyek yang akan dikerjakan oleh WIR Group dan pemerintah; mulai dari pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di metaverse, pembangunan desa wisata secara virtual, dan masih banyak lagi pemanfaatan teknologi terkini lainnya.
Membincang metaverse, tentunya tidak bisa dilepaskan dari teknologi blockchain dan kripto. Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga, menuturkan perdagangan aset kripto merupakan bagian dari ekonomi digital yang sedang berkembang di Indonesia. Konsep kripto maupun blockchain pada akhirnya dipercaya bakal memberikan memberikan dampak positif dan pengaruh yang luas di berbagai sektor kehidupan.
“Aset kripto akan mengubah pola-pola pengaturan ekonomi perdagangan lama dari berbasis otoritas negara menjadi otoritas pasar dan komunitas. Oleh karena itu, aset kripto harus teratur dan terlembaga, serta harus di bawah pengaturan negara,” terang Jerry.
Jerry menjelaskan lebih lanjut bahwa Kementerian Perdagangan, melalui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka dan Komoditi (Bappebti), mengatur industri yang tergolong baru ini lewat sejumlah peraturan. Tujuannya adalah agar tercipta ekosistem perdagangan fisik aset kripto yang transparan, efisien, dan efektif dalam suasana persaingan yang sehat.
Asia Tenggara Memimpin Pemanfaatan Teknologi Baru
Laju perkembangan industri digital tanah air nampaknya selaras dengan fakta yang tertuang dalam laporan tahunan SYNC Asia Tenggara Bain & Company dan Meta. Laporan tersebut menyebutkan bahwa wilayah Asia Tenggara merupakan destinasi yang banyak diburu oleh perusahaan teknologi untuk melebarkan sayap bisnisnya. Hal tersebut dilandasi fakta tingginya penetrasi e-wallet, aset kripto, dan non-fungible token (NFT) dibanding sebagian besar pasar lain; seperti Cina, Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, dan Jepang.
“Penetrasinya mencapai hampir 70%, dimana setidaknya satu teknologi terkait metaverse pada tahun lalu sudah digunakan,” tulis laporan tersebut.
Lebih lanjut dijelaskan, pengalaman teknologi terkait metaverse; termasuk di dalamnya mata uang kripto, dan NFT, akan berkembang. Perkembangannya mulai dari aplikasi 2 dimensi menjadi pengalaman 3 dimensi yang immersive dalam 2-3 tahun ke depan.
Sementara itu, realitas virtual untuk bisnis; seperti pelatihan dan pengembangan kerja secara virtual, serta penyelenggaraan acara sosial di dunia virtual, diperkirakan akan tersedia di Asia Tenggara dalam rentang 10 hingga 15 tahun ke depan.
Bagaimana pendapat Anda tentang jalinan kerja sama WIR Group dan Grup Salim dalam dunia metaverse ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram Be[In]Crypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Trusted
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
