Trader global, termasuk yang beraktivitas di ruang kripto, harus bersiap menghadapi volatilitas. Pasalnya tarif dan inflasi kini tengah menjadi pusat perhatian dalam membentuk tren pasar, menurut survei terbaru JPMorgan Chase.
Temuan survei menunjukkan bahwa terdapat peningkatan kekhawatiran atas inflasi dari tahun sebelumnya. Ketika itu, hanya 27% responden menyebut inflasi sebagai masalah utama.
- Baca Juga: Circle Chief Business Officer Jelaskan Bagaimana Stablecoin Mengubah Ekonomi Inflasi Tinggi
Survei JPMorgan Sebut Tarif Akan Picu Ketidakpastian Pasar
Pekan lalu, Presiden AS Donald Trump memperkenalkan tarif impor 25% untuk Meksiko dan Kanada, serta tarif 10% pada barang dari Cina. Namun tidak lama setelahnya, Trump memutuskan untku menunda kebijakan tersebut.
“…Kami lebih lanjut sepakat untuk segera menghentikan tarif yang diantisipasi selama satu bulan…,” ungkap Trump dalam utas X (Twitter).
Sebelum penundaan, penerapan tarif baru tersebut telah memicu fluktuasi pasar yang signifikan. Mulai dari saham, mata uang, dan komoditas semuanya merespons pengumuman kebijakan.
Dalam konteks ini, survei tahunan yang melibatkan klien perdagangan institusional dari JPMorgan Chase mengungkapkan bahwa 51% trader percaya inflasi dan tarif akan menjadi faktor paling berpengaruh di pasar global pada 2025.
![Inflation and Tariffs to Influence Markets in 2025: JPMorgan Chase Survey Findings](https://id.beincrypto.com/wp-content/uploads/2025/02/image-55.png)
Survei tersebut menyebutkan sifat inkonsistensi dari kebijakan ini, mengatakan bahwa hal itu telah menyebabkan pergerakan pasar yang tajam. IKondisi ii merujuk pada langkah Cina untuk mengumumkan tarif 10% pada minyak mentah dan mesin pertanian AS sebagai respons terhadap tarif AS pada semua impor Cina.
Di sisi inflasi, trader melihat kebijakan tarif Trump sebagai penyebab inflasi, mendorong harga lebih tinggi di berbagai sektor. Selain itu, lebih sedikit trader yang khawatir tentang potensi resesi. Hanya 7% dari mereka yang mengikuti survei menyebutnya sebagai kekhawatiran utama ketimbang di 2024 yang mencapai 18%.
Laporan ini juga menyoroti perubahan struktur pasar. Menekankan bahwa perdagangan elektronik diharapkan berkembang di semua kelas aset, termasuk pasar yang sedang berkembang seperti kripto.
![Percentage of Trading Through e-Trading Channels in 2025](https://id.beincrypto.com/wp-content/uploads/2025/02/btc-15.png)
Volatilitas Tetap Menjadi Kekhawatiran Utama
Survei JPMorgan juga mengidentifikasi volatilitas pasar sebagai tantangan yang harus mendapat perhatian pada 2025. Secara khusus, 41% responden menyebutnya sebagai kekhawatiran utama mereka, naik dari 28% pada 2024.
Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya ketika volatilitas terjadi di lingkup acara-acara yang memang sudah terjadwal, trader kini mengalami ayunan pasar mendadak yang didorong oleh berita politik dan ekonomi yang tidak terduga.
“Yang membedakan tahun ini adalah waktu volatilitas yang agak tidak terduga. Tidak seperti sebelumnya, ketika volatilitas terkait dengan acara terjadwal seperti pemilu atau data nonfarm payroll, kita melihat lebih banyak fluktuasi mendadak sebagai respons terhadap berita utama tentang rencana pemerintahan, yang menyebabkan reaksi spontan di pasar,” lapor Reuters, mengutip Eddie Wen, kepala pasar digital global di JPMorgan.
Sementara itu, pasar keuangan yang lebih luas bukan satu-satunya yang bereaksi terhadap kebijakan tarif Trump. Bitcoin dan sektor kripto juga merasakan dampak dari pergeseran ekonomi ini. Ketika Trump menunda tarif pada Kanada dan Meksiko, indeks premium Bitcoin Coinbase melonjak ke level tertinggi baru pada 2025.
Demikian pula, berita tersebut memicu pemulihan harga Bitcoin. Trader menafsirkan penundaan ini sebagai tanda potensi stabilitas ekonomi. Selain itu, ketika AS menghentikan tarif pada Meksiko, XRP mengalami pemulihan signifikan. Menyoroti pengaruh langsung kebijakan perdagangan pada pasar aset digital.
Namun, tanggapan Cina terhadap tarif Trump memperkenalkan ketidakstabilan baru, semakin memperburuk fluktuasi pasar.
“[Ethereum akan turun] Kembali ke 2.200-2.400 jika perang dagang Cina nyata,” tulis analis kripto Andrew Kang.
Di tempat lain, Glassnode menyoroti sifat tidak biasa dari siklus Bitcoin saat ini. Seperti laporan BeInCrypto sebelumnya, perusahaan analitik blockchain tersebut mencatat bagaimana faktor ekonomi makro—termasuk tarif—memainkan peran besar. Berbeda dengan siklus sebelumnya yang terutama mengikuti tren industri kripto internal, siklus 2025 bisa mendapatkan pengaruh signifikan dari kebijakan ekonomi global.
Bagaimana pendapat Anda tentang hasil survei terbaru JPMorgan ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
![lockridge-okoth.png](https://id.beincrypto.com/wp-content/uploads/2024/06/lockridge-okoth.png)