Binance.US pada 6 April 2022 mengumumkan penutupan putaran pendanaan eksternal pertamanya senilai lebih dari US$200 juta (Rp2,8 triliun) dengan valuasi perusahaan mencapai US$4,5 miliar (Rp64,7 triliun).
Seed round ini didukung oleh beragam kelompok investor. Mereka termasuk RRE Ventures, Foundation Capital, Original Capital, VanEnck, dan Circle Ventures, serta Gaingels dan Gold House yang berfokus pada DEI meliputi keragaman (diversity), ekuitas (equity), dan inklusi (inclusion).
CEO Binance.US, Brian Shroder, mengatakan bahwa Binance.US dalam waktu kurang dari 3 tahun, telah berkembangan menjadi bisnis menguntungkan yang tidak hanya merupakan salah satu platform perdagangan aset digital terbesar dan paling berteknologi maju di Amerika Serikat, tetapi juga di dunia.
“Pendanaan dan valuasi ini memvalidasi kekuatan bisnis Binance.US serta prospek pertumbuhan jangka panjang, sehingga memungkinkan untuk terus menjadikan platform spot trading kami sebaik mungkin sambil meluncurkan roadmap produk yang ambisius,” kata Brian Shroder.
Dia menegaskan bahwa Binance.US ingin menjadi platform aset digital yang customer-centric dan menjadi pihak yang patuh di AS.
Brian Shroder mengatakan kepada TechCrunch bahwa pihaknya sedang membangun roadmap untuk melakukan penawaran umum perdana (IPO) demi menjadi perusahaan publik di bursa saham. Binance.US ditargetkan dapat melakukan IPO dalam 2 hingga 3 tahun mendatang.
Co-founder & General Partner bagi Gold House, Eric Feng, menjelaskan bahwa web3 bukan hanya soal platform online yang baru. Namun, juga cara baru untuk memikirkan norma seputar keragaman dan inklusi online.
“Kami merasa terhormat dapat bermitra dengan Binance untuk memperkenalkan jutaan orang yang beragam di AS dengan potensi web3,” kata Eric Feng.
Fokus pada Pertumbuhan Perusahaan
Putaran pendanaan tahap awal ini menandai momen penting bagi Binance.US dalam rangka menangkap peluang lebih banyak dari calon pengguna potensial, khususnya ke lebih banyak orang di seluruh AS.
Tahun ini, Binance.US akan berusaha memperluas penawaran produk cryptourrency mereka, sambil terus menawarkan beberapa biaya menarik di market dalam hal pembelian, penjualan, dan konversi kripto bagi para trader ritel maupun institusional.
Sejauh ini, Binance.US telah mendukung lebih dari 85 cryptocurrency disertai 190 trading pairs, termasuk di antaranya beberapa aset digital paling populer di dunia.
Mereka setidaknya akan terus fokus pada pertumbuhan, seperti lebih meningkatkan platform, mengembangkan dan meluncurkan rangkaian produk dan layanan baru, serta meningkatkan brand awareness termasuk memberikan edukasi seputar dunia kripto.
Sejauh ini, Binance.US telah tersedia di 45 negara bagian di AS. Mereka berambisi untuk dapat beroperasi di seluruh 50 negara bagian AS, termasuk New York, Texas, Vermont, Idaho, dan Hawaii yang belum terdaftar.
CEO Binance.US mengklaim bahwa ketika pengguna ritel Coinbase rata-rata dikenakan biaya 1,5% atau terkadang hingga 3%, pihaknya justru hanya mengenakan biaya 0,1%.
“Kami akan mengedukasi masyarakat tentang perbedaan ini,” jelas Brian Shroder seperti dikutip dari Bloomberg.
Relasi Binance.US dan Binance.com
CEO Binance.US mengklaim bahwa Biance.US bukan anak perusahaan atau afiliasi, tetapi terkait dengan Binance.com melalui Changpeng Zhao yang merupakan Chairman Binance.US, serta ada perjanjian hukum dan lisensi dengan Binance.com.
Brian Shorder mengatakan bahwa Binance.US sejauh ini masih merupakan bisnis yang cukup sederhana, platform spot trading. Namun, ke depannya mereka ingin bisa menawarkan beragam produk dan layanan seperti kakak mereka yaitu Binance.com.
Brian Shroder yang pernah bekerja untuk Uber hingga Ant Group bertemu Changpeng Zhao ketika keduanya menjajaki kemitraan yang belum terealisasi antara perusahaan mereka.
Dia baru menjabat sebagai Presiden Binance.US pada September 2021. Kemudian Shroder juga mulai mengisi posisi CEO perusahaan sejak Oktober 2021.
Perbandingan Binance.US dengan Kompetitor
Adapun Binance.US diluncurkan pada September 2019 sebagai entitas badan hukum terpisah dari Binance.com yang merupakan crypto exchange terbesar di dunia menurut catatan CoinMarketCap.
Volume perdagangan Binance.com dalam 24 jam terakhir mencapai US$24,32 miliar, unggul dari crypto exchange terbesar di peringkat ke-2 yaitu Coinbase Global yang memiliki volume perdagangan US$4,38 miliar dalam 24 jam terakhir.
Sedangkan Binance.US merupakan salah satu crypto exchange terbesar berdasarkan volume perdagangan di AS, dengan volume perdagangan dalam 24 jam terakhir mencapai US$353,04 juta.
Di sisi lain, pesaing Binance.US seperti FTX US memiliki volume perdagangan US$268,47 juta dalam 24 jam terakhir.
Meski unggul dalam ukuran volume transaksi dalam 24 jam terakhir, nyatanya valuasi Binance.US yang mencapai US$4,5 miliar sebenarnya lebih rendah dari FTX US.
FTX US yang mencapai US$8 miliar ketika mengumumkan pendanaan senilai US$400 juta yang didukung jajaran investor ternama seperti Paradigm, Multicoin Capital, SoftBank, Temasek, hingga Lightspeed Venture Partners, pada 26 Januari 2022.
Sama halnya antara Binance.US dan Binance.com, FTX US (West Realm Shires Services Inc.) juga perlu dibedakan dengan FTX (FTX Trading Ltd.) yang diketahui memiliki valuasi mencapai US$32 miliar.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.