Penurunan harga aset digital secara terus menerus di tahun 2022 rupanya juga berimbas pada turunnya minat warga Amerika Serikat (AS) terhadap aset kripto.
Minat terhadap aset kripto telah mencetak rekor terendah baru di Amerika Serikat pada bulan Maret 2022. Menurut Be[In]Crypto Research, data dari Google Trends menunjukkan tingkat minat warga AS terhadap aset kripto telah merosot di tahun 2022.
Interest over time dalam Google Trends adalah angka yang menunjukkan minat pencarian di aset kripto dengan rentang skor 0 sampai dengan 100. Artinya, skor 0 mencerminkan secara virtual bahwa tidak ada ketertarikan. Sementara, skor 100 berarti aset kripto mendominasi pola pencarian warga AS.
Istilah “cryptocurrency” mencapai skor 100 di bulan Mei tahun lalu. Selama periode ini, sejumlah aset kripto telah mencetak rekor harga tertinggi sepanjang masanya (ATH). Di antara aset-aset tersebut adalah Ether (ETH), yang merupakan aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar nomor 2. Saat itu, harga aset milik jaringan Ethereum ini menyentuh harga US$4.000. ETH mencapai harga tertinggi di bulan itu di angka US$2.362,35 tepat pada tanggal 12 Mei 2021.
Volume perdagangan ETH di bulan Mei 2021 sekitar US$1,51 triliun. Di periode yang sama, aset digital dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC), juga mencatatkan angka volume perdagangan yang luar biasa, yakni sebesar US$1,97 triliun.
Mengapa Minat terhadap Aset Kripto Menurun di 2022?
Penurunan volume perdagangan yang telah tercemin pada harga pasar, memiliki keterkaitan besar terhadap menurunnya minat terhadap aset kripto di tahun 2022.
Volume perdagangan Bitcoin di bulan Januari 2021 sekitar US$2,15 triliun. Angka ini meningkat 5% di bulan berikutnya menjadi US$2,26 triliun. Kondisi ini memberikan pengaruh positif pada harga Bitcoin saat itu. Pada tanggal 1 Januari 2021, Bitcoin dihargai senilai US$28.994,01, kemudian harganya melonjak menjadi US$45.137,77 di tanggal 28 Februari 2021. Artinya, harga Bitcoin mengalami kenaikan sebanyak 55% hanya dalam kurun waktu 2 bulan.
Sebagai perbandingan, volume perdagangan Bitcoin di bulan Januari 2022 sekitar US$923 miliar. Angka volume perdagangan Bitcoin di bulan berikutnya semakin menurun, hingga menyentuh US$671 miliar. Dengan kata lain, harga Bitcoin turun 27% hanya dalam jangka waktu 28 hari di awal tahun 2022.
Kondisi tersebut tentunya berdampak signifikan pada harga Bitcoin. Pada tanggal 1 Januari 2022, harga BTC sebesar US$46.311,74. Ada penurunan besar di hari-hari berikutnya, terlebih lagi setelah adanya sentimen negatif di pasar kripto akibat invasi Rusia terhadap Ukraina di akhir bulan Februari. Alhasil, harga BTC pun menurun 6% dari harga saat di awal tahun. Pada tanggal 28 Februari 2022, BTC dihargai senilai US$43.193,23.
Bicara tentang Ethereum, perdagangan Ether terbesar dalam sejarah terjadi di tahun 2021. Volume perdagangan ETH mencapai US$1,18 triliun saat bulan Januari 2021. Namun, volume perdagangan ETH mengalami sedikit penurunan sebanyak 14% di bulan berikutnya. ETH mencatatkan volume perdagangan sebesar US$1 triliun pada bulan Februari 2021.
Lonjakan volume perdagangan juga memengaruhi pergerakan harga Ether. Di hari pertama tahun 2021, harga ETH sebesar US$737,71 dan bergerak naik sebanyak 91% hingga menyentuh angka US$1.416,05 pada tanggal 28 Februari 2021.
Sebagai perbandingan, di tahun 2022 ada penurunan yang sangat besar terhadap ketertarikan investor pada Ethereum. Menurut Be[In]Crypto Research, volume perdagangan ETH di bulan Januari 2022 berjumlah sekitar US$491 miliar. Ada penurunan sebanyak 15% di bulan Februari 2022. Total volume perdagangan ETH pada tanggal 28 Februari 2022 tercatat sebesar US$416 miliar.
Harga ETH juga ikut kena imbasnya. ETH mengawali tahun baru 2022 dengan harga US$3.683,05, kemudian harganya merosot menjadi US$2.919,20 di hari terakhir bulan Februari 2022 — turun 20% dalam 2 bulan.
Secara keseluruhan, Bitcoin dan Ethereum mengalami penurunan volume perdagangan di bulan Januari dan Februari 2022, bila dilihat dari timeframe year-on-year. Jika kita bandingkan dengan riwayat tahun lalu, berarti volume perdagangan Bitcoin turun 57% dari angka di bulan Januari dan turun 70% dari posisinya di bulan Februari.
Ether juga mengalami penurunan volume perdagangan sekitar 58%, bila kita bandingkan dengan data di bulan Januari dan Februari 2021.
Masalah seperti inflasi, perekonomian, dan biaya hidup yang tinggi telah mencapai rekor tertinggi baru di tahun 2022. Kondisi tersebut bisa menjadi faktor yang membuat merosotnya minat terhadap aset kripto di Amerika Serikat.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.