Lihat lebih banyak

DeepMind Siap Luncurkan Chatbot Baru, Akankah ChatGPT Terancam Ketinggalan Zaman?

2 mins
Oleh David Thomas
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Chatbot Gemini besutan DeepMind rupanya punya tujuan ambisius untuk jadi pesaing berat ChatGPT. Chatbot ini akan menggabungkan model bahasa besar (LLM) dengan reinforcement learning.
  • Tim Google Brain AI dan DeepMind telah berkolaborasi untuk mempercepat inovasi AI dengan meluncurkan alat Bard yang lebih canggih.
  • Di sisi lain, ChatGPT besutan OpenAI berambisi untuk menjadi asisten virtual yang dapat bersaing dengan Salesforce dan Microsoft.
  • promo

Dengan percaya diri, CEO DeepMind, Demis Hassabis, memastikan bahwa chatbot terbaru mereka nantinya akan mengungguli kemampuan yang dimiliki ChatGPT. Chatbot ini akan menggabungkan model bahasa besar (LLM) dengan pendekatan pemecahan masalah melalui metode reinforcement learning.

Dijuluki sebagai “Gemini,” chatbot besutan DeepMind ini menggabungkan model bahasa besar (large language model/LLM) dengan teknik yang sempat AlphaGo gunakan dalam mengalahkan juara catur pada tahun 2016 silam.

CEO DeepMind mengungkapkan bahwa melalui reinforcement learning, chatbot terbaru mereka dapat melampaui model bahasa besar lainnya yang sudah memakai GPT-4. Terlebih lagi, perusahaan ini memandang bahwa kemampuan AI untuk hanya belajar dari teks tanpa umpan balik sebagai suatu keterbatasan yang serius.

Chatbot Baru DeepMind Bisa Mengambil Keputusan yang Sulit

Sebelumnya, DeepMind sendiri sudah berkontribusi besar dalam pengembangan AlphaGo. Pasalnya, mereka telah menjadi pelopor dalam fungsi penyimpanan tindakan sebelumnya, serta penggabungan umpan balik dari tindakan yang berulang untuk membantu pengambilan keputusan yang sulit.

Baru-baru ini, Google menggabungkan DeepMind dengan departemen Brain AI miliknya sendiri demi mempercepat inovasi AI. Mereka juga berencana untuk meluncurkan versi terbaru dari alat AI buatan mereka, yakni Bard. Adanya alat tersebut bertujuan agar siap bersaing langsung dengan alat serupa besutan ChatGPT dan Microsoft.

Namun, perusahaan ini berambisi untuk menetapkan standar baru dengan kehadiran Gemini setelah resmi mengakuisisi DeepMind pada tahun 2014 silam. Dua tahun setelah akuisisi tersebut, AlphaGo berhasil mengalahkan juara catur Lee Sedol. Di sisi lain, kemajuan DeepMind dalam divisi robotika baru-baru ini juga terlihat saat mereka menguji algoritma yang dapat belajar untuk mengendalikan lengan robot.

Di samping itu, Demis Hassabis tetap ingin menjaga keseimbangan antara kemajuan teknologi dan risiko potensial penyalahgunaan. Meski begitu, ia tidak berniat untuk menghentikan perkembangan teknologi tersebut. Sebaliknya, ia berencana untuk membuka kesempatan bagi pihak eksternal untuk melakukan penelitian terhadap teknologi DeepMind guna memahami risikonya dengan lebih baik.

Hanya sepertiga peneliti yang menganggap AI bisa menjadi ancaman eksistensial | Sumber: IEEE
Hanya sepertiga peneliti yang menganggap AI bisa menjadi ancaman eksistensial | Sumber: IEEE

Tidak hanya itu, pada awal tahun ini, Google berjanji untuk meluncurkan fitur-fitur baru yang bisa membedakan antara konten palsu dan konten asli. Sebelumnya, kebijakan AI buatan Google juga sudah menghentikan mereka untuk mempublikasikan secara terbuka teknologi pengenalan wajah dan alat penerjemah video lecture.

ChatGPT OpenAI Bidik Peluang Komersial di Kalangan Perusahaan

Di saat yang sama, OpenAI juga punya ambisi besar untuk menjadikan ChatGPT sebagai asisten virtual yang luar biasa.

Baru-baru ini, CEO OpenAI, Sam Altman, mengungkapkan kepada para pengembang mengenai keinginan perusahaannya untuk memperluas fungsi ChatGPT agar mampu menyusun email yang mencakup informasi bisnis terkini.

Tidak hanya itu, Google juga telah mengumumkan fitur serupa yang disebut Smart Response pada Konferensi Tahunan Google I/O 2023. Dengan peluncuran produk baru ChatGPT ini, OpenAI akan bersaing langsung dengan Salesforce, pelanggan utama OpenAI, dan mitra bisnis mereka sendiri, Microsoft.

Di samping itu, Salesforce sendiri telah meluncurkan ChatGPT untuk platform kolaborasi kerja jarak jauh Slack. Tidak mau ketinggalan, Microsoft juga telah mengintegrasikan teknologi Copilot ke dalam paket produk Office mereka. Sementara itu, Zoom menggunakan model OpenAI dalam alat IQ mereka untuk merangkum berbagai rapat atau pertemuan serta membuat tanggapan email.

Bagaimana pendapat Anda tentang chatbot Gemini besutan DeepMind ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Mei 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori