Data baru dari Glassnode mengungkapkan bahwa pasar altcoin global sedang mengalami salah satu devaluasi paling tajam dalam sejarah.
Sementara itu, Bitcoin (BTC) tetap relatif stabil meskipun ada fluktuasi harga yang volatil. Ini menunjukkan perbedaan mencolok antara mata uang kripto terbesar dan sektor altcoin yang lebih luas.
Altcoin Menghadapi Devaluasi Bersejarah
Newsletter on-chain terbaru dari Glassnode merinci volatilitas di pasar Bitcoin minggu lalu. Kondisi ekonomi makro, termasuk usulan tarif Presiden Trump terhadap Kanada, Meksiko, dan Cina, disebut sebagai faktor pendorong di baliknya.
Ketegangan geopolitik ini menciptakan lingkungan yang tidak pasti bagi investor. Selain itu, kekuatan berkelanjutan dari US dollar berkontribusi pada lingkungan likuiditas yang terbatas.
Meski ada fluktuasi ini, Bitcoin menunjukkan stabilitas relatif, berfluktuasi antara harga terendah US$93.000 dan tertinggi US$102.000. Ini menunjukkan pasar yang umumnya bergerak sideways.
Analisis Glassnode mengaitkan stabilitas ini dengan peningkatan likuiditas dan aliran modal yang lebih besar, yang mengimbangi momentum dari aset yang berkembang.
“Kehadiran yang semakin besar dari holder yang lebih tangguh dan sabar telah berkontribusi pada stabilitas harga BTC, bahkan di tengah latar belakang makro yang relatif tidak stabil,” terang Glassnode.
Berbeda dengan ketahanan relatif Bitcoin, altcoin menghadapi tantangan signifikan. Dengan menggunakan Principal Component Analysis (PCA), Glassnode menyatakan bahwa sebagian besar token ERC-20 berkumpul erat, menunjukkan penjualan besar-besaran di seluruh pasar altcoin.
Ini menunjukkan bahwa sangat sedikit altcoin yang berhasil menghindari volatilitas dan bergerak secara independen.
“Sektor Altcoin mengalami kerugian relatif terberat selama penurunan, dengan kapitalisasi pasar altcoin global mengalami salah satu devaluasi terbesar yang pernah tercatat,” ujar newsletter tersebut.
Keparahan penjualan ini terlihat pada kapitalisasi pasar altcoin global, yang mengalami penurunan US$234 miliar selama periode 14 hari. Namun, Glassnode mengakui bahwa penurunan ini tidak separah crash sebelumnya. Ini termasuk Migrasi Miner Besar pada Mei 2021 dan keruntuhan LUNA/UST dan 3AC pada akhir 2022.
Apakah Altcoin Season Masih Mungkin?
Sementara itu, seorang analis kripto di X menyoroti tren berulang dalam siklus kripto. Analis tersebut menekankan bahwa dominasi Bitcoin mencapai puncaknya saat mencapai rekor tertinggi baru, sementara dominasi altcoin mencapai titik terendah. Fase ini sering menciptakan rasa putus asa di kalangan investor altcoin, yang merasa terlambat dalam siklus.
Namun demikian, berdasarkan tren masa lalu, analis tersebut mengungkapkan bahwa dominasi Bitcoin biasanya menurun setelah lonjakan harga besar kedua ke rekor tertinggi baru. Ini diikuti oleh peningkatan dominasi altcoin.
“Saya masih mengharapkan dominasi Bitcoin turun dan dominasi Altcoin meningkat,” ujar postingan tersebut.
Namun, analis tersebut menyatakan bahwa siklus saat ini lebih intens karena lebih banyak altcoin dan lebih sedikit investor yang memegang Bitcoin pada harga yang lebih tinggi. Oleh karena itu, aliran uang mengikuti Bitcoin terlebih dahulu, kemudian altcoin utama, dan akhirnya altcoin berkapitalisasi menengah dan rendah.
Analis lain juga menunjukkan sinyal utama untuk altcoin season.
“Beberapa altcoin terlepas dari Bitcoin untuk pertama kalinya sejak 2022—ini adalah sinyal pertama dari reli bull!” ucapnya.
Analis tersebut percaya reli altcoin yang signifikan mungkin terjadi sebelum Bitcoin secara resmi dinyatakan sebagai mata uang cadangan. Dia mengharapkan keuntungan dari Bitcoin mengalir ke altcoin, yang dapat memicu altcoin season.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
