Hard fork Shapella Ethereum akan mulai meluncur di testnet Sepolia pada 28 Februari 2023 mendatang, pukul 23.00 WIB. Hard fork tersebut dilaksanakan dengan tujuan untuk menguji coba layanan penarikan staking validator. Pada saat yang sama, rangkaian uji coba lainnya masih berlanjut pada testnet Zheijang yang sebelumnya sudah lebih dulu tayang.
Menurut Ethereum Foundation, hard fork Shapella, kombinasi dari eksekusi Shanghai dan Capella dan fork layer konsensus, akan mulai tayang di testnet Sepolia pada epoch 56832.
Sepolia merupakan testnet kedua terakhir sebelum upgrade Shanghai meluncur di mainnet Ethereum. Upgrade ini nantinya akan mengaktifkan fitur penarikan validator, serta beberapa fitur lainnya.
Saat ini, sejumlah klien layer konsensus; seperti Lodestar, Nimbus, Prysm, dan Teku serta implementasi layer eksekusi, Besu, Erigon, go-ethereum, dan Nethermind, terpantau sudah siap menyambut aktivasi Sepolia.
Setelah peluncuran Sepolia, pihak developer Ethereum selanjutnya akan mengaktifkan Shapella di Goerli. Tepatnya, sebelum upgrade Shanghai akhirnya resmi tayang di mainnet Ethereum. Di samping itu, developer juga sudah menetapkan bulan Maret 2023 sebagai estimasi waktu peluncuran upgrade Shanghai.
Testnet privat Sepolia akan memungkinkan developer menguji coba fungsi smart contract menggunakan mata uang testnet khusus, yakni ETH Sepolia. Menurut repositori GitHub dari testnet tersebut, Sepolia bergabung dengan layer konsensus permissioned bernama Bepolia. Penggabungan ini membuktikan bahwa hanya entitas yang sudah mendapat persetujuan yang bisa mengoperasikan node validator pada layer konsensus baru Sepolia.
Sebaliknya, Goerli adalah testnet publik yang memungkinkan para developer menguji fungsi-fungsi aplikasi tanpa perlu staking ETH yang sebenarnya.
Kelanjutan dari Fase The Merge Ethereum
Setelah pihak developer berhasil merampungkan The Merge pada September tahun lalu, upgrade selanjutnya untuk jaringan Ethereum adalah mengaktifkan fitur penarikannya.
Sebagai informasi, The Merge telah mentransisikan mekanisme konsensus Ethereum dari proof-of-work yang menggunakan banyak energi menjadi proof-of-stake. Adapun proses transisi ini berlangsung dengan cara menggabungkan layer eksekusi Ethereum dengan konsensus baru, yaitu Beacon chain. Dengan begitu, The Merge resmi menggantikan peran miner dengan validator sebagai pihak yang bertanggung jawab untuk menjaga keamanan di jaringan Ethereum.
Selain itu, alih-alih membuktikan bahwa mereka menggunakan daya komputasi untuk menebak nomor khusus dengan benar dalam blok transaksi yang dikenal sebagai nonce, seperti yang dilakukan miner, validator hanya perlu mengunci 32 ETH dalam kontrak staking pada Beacon chain. Atau, bisa juga dengan cara mengirimkan kurang dari 32 ETH ke staking pool atau layanan staking institusional agar tetap bisa berpartisipasi dalam aktivitas mengamankan jaringan. Dengan begitu, validator tetap bisa mendapatkan reward berupa ETH.
Saat ini, jaringan Ethereum sudah mempunyai 512.657 validator yang menjalankan lebih dari 16 juta ETH (sekitar US$26 miliar) dalam staking.
Pasca Fitur Penarikan Aktif, Protokol Liquid Staking Siap Terima Arus Masuk Fantastis
Menurut dasbor Dune Analytics oleh hildobby, hanya sebagian kecil dari kalangan staker Ethereum yang saat ini berada dalam keadaan profit. Artinya, para staker tersebut dulunya menjalankan stake ETH ketika harganya lebih tinggi dari harga ETH saat ini. Validator potensial sudah bisa menjalankan staking ETH di Beacon chain sejak Desember 2020 silam.
Di samping itu, bagi calon staker yang tidak mau atau tidak sanggup mengunci aset hingga 32 ETH dalam staking, bisa memilih alternatif lain. Caranya, dengan menginvestasikan dana mereka dalam protokol terdesentralisasi yang menawarkan liquidity token dengan nilai yang sama dengan ETH. Liquidity token dengan rasio 1:1 untuk setiap ETH yang disimpan ini dapat menghasilkan yield tambahan dalam protokol keuangan terdesentralisasi lainnya.
Terkait alternatif ini, platform dengan liquidity pool terbesar adalah Lido, yakni protokol liquid staking yang memiliki total value locked (TVL) sebesar US$8,72 miliar.
Setelah upgrade Shanghai terlaksana, developer akan membatasi penarikan staking reward harian menjadi 57.600 per harinya. Limit harian ini akan menjamin bahwa jumlah validator yang keluar dalam waktu bersamaan tidak akan terlalu banyak, sehingga tidak akan membahayakan keamanan di jaringan pula. Tidak hanya itu, upaya ini juga bertujuan mengurangi peluang aksi jual besar-besaran yang dapat menurunkan harga ETH. Jadi, validator yang ingin menarik dana mereka harus menunggu di ‘antrian keluar’ dulu sebelum bisa memasuki periode penarikan. Proses ini bisa memakan waktu beragam, mulai dari berjam-jam bahkan sampai berbulan-bulan.
Pemberlakuan limit ini kemungkinan juga akan meningkatkan minat pada protokol liquid staking yang menawarkan manfaat ganda dari reward staking ETH dan yield pihak ketiga. Sementara itu, sejalan dengan meningkatnya kekhawatiran yang menghantui sekelompok kecil validator yang mengontrol jaringan, pool terdesentralisasi seperti Lido, rivalnya yaitu RocketPool, serta beberapa yang lainnya, mungkin akan menyaksikan arus masuk yang melimpah dalam beberapa bulan mendatang.
Bagaimana pendapat Anda tentang aktivasi hard fork Shapella di testnet Sepolia dan efeknya bagi aktivitas staking Ethereum kelak? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.