Lihat lebih banyak

Di Tengah ‘Kehancuran’ Proyek Terra, Justin Sun Yakin Stablecoin Algoritmik Masih Bisa Berhasil

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Di tengah kekacauan yang terjadi pada TerraUSD, Justin Sun mengaku bahwa dirinya masih yakin dengan konsep mekanisme stablecoin algoritmik .
  • Sun diketahui baru saja merilis sebuah proyek stablecoin baru bernama Decentralized USD (USDD) yang mengusung mekanisme sejenis.
  • Ia berpendapat bahwa kesalahan bukan terletak pada mekanisme algoritmik, melainkan pada pengelolaan yang kurang berhati-hati.
  • promo

Justin Sun, tokoh utama di balik blockchain TRON dan stablecoin Decentralized USD (USDD), menjelaskan bagaimana stablecoin algoritmik masih dapat berhasil sambil menyangkal rumor bahwa dia berada di balik de-pegging TerraUSD (UST) yang kehilangan patokannya terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Proyek stablecoin TRON yaitu USDD resmi dirilis pada 5 Mei 2022, akan tetapi sejumlah pihak menilai bahwa USDD sangat mirip dengan UST. Menariknya, stablecoin Terra mulai kehilangan pasaknya terhadap dolar AS beberapa hari setelah USDD diluncurkan ke publik.

Sejumlah pihak di komunitas kripto menyamakan kekacauan yang terjadi di dalam ekosistem Terra-LUNA-UST seperti keruntuhan Lehman Brothers pada krisis finansial 2008. Hal ini mengkatalisasi ‘spiral kematian yang menyakitkan’, yang pada akhirnya mendepak token LUNA ke luar dari 10 besar cryptocurrency berdasarkan market cap atau kapitalisasi pasar dan menghancurkan nilai stablecoin UST.

Gelombang ketakutan ekstrem di antara para trader turut menyebabkan penurunan tajam harga sejumlah kripto, dan efeknya tampaknya juga sempat menyebar ke stablecoin lainnya termasuk Tether (USDT).

Justin Sun: “Saya Masih Percaya pada Stablecoin Algoritmik”

Justin Sun tampaknya menjadi salah satu orang yang paling optimis di tengah bencana kripto baru-baru ini. “Saya masih percaya pada stablecoin algoritmik,” katanya dalam sebuah wawancara via Zoom yang sudah dijadwalkan sebelum gejolak market muncul dan dipublikasikan pada 15 Mei 2022.

Sama seperti UST, stablecoin USDD akan mempertahankan pasaknya terhadap dolar AS dengan memproses pencetakan atau pembakaran yang mengubah 1 USDD menjadi native token blockchain TRON, yaitu TRX, senilai US$1. Sebaliknya, TRX senilai US$1 dapat dibakar menjadi 1 USDD.

Saat ini, market cap USDD telah mencapai US$280 juta menurut data dari CoinMarketCap. Sebagai informasi, stablecoin UST yang awalnya memiliki market cap sekitar US$18 miliar dan sempat menyalip Binance USD (BUSD) sebagai stablecoin terbesar ketiga setelah USDT dan USD Coin (USDC), kini hanya bernilai di bawah US$2 miliar saja.

Terlepas dari kehancuran UST pada pekan kedua bulan Mei 2022, Justin Sun yakin bahwa USDD pada akhirnya akan terbukti berhasil. Sosok yang merupakan duta besar bagi negara Grenada untuk World Trade Organization (WTO) ini menjelaskan stablecoin sangat penting bagi industri kripto, tetapi pada saat ini sangat terpusat karena membutuhkan layanan bank konvensional, berbeda dengan nilai-nilai kripto yang menjunjung asas desentralisasi.

“Kami ingin merancang algoritma untuk memastikan stablecoin pada dasarnya dapat tetap terdesentralisasi. Saya masih percaya pada stablecoin algoritmik. Jika kita menanganinya dengan baik, tentu dapat memberikan alternatif desentralisasi yang baik,” katanya.

Kegagalan Terra-LUNA-UST Bukan karena Algoritma

Dia menilai terpuruknya proyek Terra-LUNA-UST saat ini bukan karena stablecoin algoritmik terdesentralisasi tidak dapat dijalankan, tetapi karena ada terlalu banyak leverage yang tumbuh menjadi market cap yang dramatis dalam waktu yang sangat singkat.

Itu sebabnya ketika market runtuh, dana yang dimiliki oleh pihak pengembang proyek Terra-LUNA-UST dalam cadangan tidak cukup mampu untuk memulihkan ‘kekacauan’ yang terjadi.

Justin Sun mengaku bahwa pihaknya fokus pada pertumbuhan USDD yang sehat. Dia ingin menjaga market cap USDD relatif kecil dibandingkan dengan kapitalisasi pasar token TRX yang kini mencapai sekitar US$7 miliar.

Karena tumbuh dalam waktu yang sangat singkat, pihak di balik Terra-LUNA-UST tidak punya waktu untuk mempertimbangkan semua variabel yang berbeda di market yang sangat rumit ini. 

Pertama-tama adalah soal likuiditas. Seperti, kapan harus memindahkan kumpulan likuiditas, berapa banyak uang yang perlu dimasukkan ke dalam kumpulan, bagaimana membangun dana cadangan yang dikelola Luna Foundation Guard (LFG) untuk mendukung stabilitas UST. 

“Ada banyak hal yang perlu mereka rencanakan sebelumnya, tetapi karena mereka tumbuh dalam waktu yang sangat singkat, saya rasa tidak mungkin bagi mereka untuk mempertimbangkan semuanya,” ungkap Justin Sun.

Ini Lebih Tentang Mengelola dengan Baik

Kemudian, dia menyoroti perihal masalah dengan Anchor Protocol karena para investor dapat segera menarik stablecoin UST mereka yang dinilai juga sangat berbahaya. Pasalnya, ketika kepanikan market terjadi, semua orang akan menginginkan uang mereka sekaligus secara bersamaan.

Itu sebabnya, dia menilai proyek-proyek kripto harus sangat berhati-hati dengan uang para investor dan memenangkan kepercayaan mereka karena sangat mudah untuk mengalami ‘kehancuran’. Pada intinya, Justin Sun menyarankan untuk tidak menyalahkan algoritma hanya karena apa yang digarap Terra-LUNA-UST telah terpuruk saat ini.

Dia menegaskan tidak ada bank di dunia yang dapat bertahan jika semua nasabah mereka datang pada hari yang sama dan meminta uang mereka dikembalikan. Setiap bank juga membutuhkan manajemen yang sangat canggih. Itu sebabnya ini lebih tentang mengelola dengan baik.

“Saya pikir, kita hanya perlu struktur yang lebih canggih dan terencana. Memikirkan hal-hal seperti leverage, pertumbuhan, dan juga memiliki tim yang berdedikasi untuk mengelolanya dengan hati-hati,” pungkas Justin Sun.

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori