Lihat lebih banyak

Inflasi Tembus 25%, Tingkat Adopsi Kripto di Nigeria Melonjak

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Kripto dianggap jadi salah satu jalan cerdas agar bisa menjaga kekayaan tetap aman di tengah inflasi, tanpa terkecuali oleh masyarakat Nigeria.
  • Iklim ekonomi Nigeria yang tidak menentu disebut sebagai alasan yang mendorong warga setempat untuk mencari alternatif instrumen keuangan, termasuk kripto.
  • Data dari Chainalysis mengungkapkan penggunaan kripto di Nigeria tercatat melonjak 9% menjadi US$56,7 miliar per Juni kemarin dibanding Juli tahun lalu.
  • promo

Penggunaan aset kripto sebagai dana lindung nilai rupanya terbukti benar adanya. Banyak negara dengan krisis keuangan hebat yang memanfaatkan kripto, khususnya Bitcoin, sebagai salah satu jalan keluar cerdas agar bisa menjaga kekayaannya tetap aman. Hal itu juga yang pada akhirnya mendorong penggunaan mata uang kripto di beberapa wilayah Afrika, termasuk Nigeria, menjadi melonjak.

Data dari Chainalysis mengungkapkan sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di Afrika, penggunaan kripto di Nigeria tercatat melonjak 9% menjadi US$56,7 miliar per Juni kemarin dibanding Juli tahun lalu.

Tingginya tingkat inflasi disebut menjadi faktor pendorong utama dalam bertumbuhnya adopsi aset kripto di Nigeria. Ketika inflasi meningkat, artinya nilai mata uang lokal semakin tidak berharga, sehingga membuat nilai kekayaan masyarakat pun merosot.

Nigeria sendiri tercatat memiliki laju inflasi sebesar 25,8% di Agustus kemarin. Berdasarkan data Trading Economics, angka itu terus menanjak sejak Januari 2023. Tepatnya, mulai dari 21,82% di awal tahun, kemudian 22,22% di April, dan menjadi 24,08% pada Juli lalu.

Tingkat inflasi di Nigeria | Sumber: Trading Economics
Tingkat inflasi di Nigeria | Sumber: Trading Economics

Niatan pemerintah untuk mendesain ulang mata uang lokal dan mencetak uang kertas baru demi memerangi inflasi rupanya tidak berjalan lancar. Sejak kebijakan itu dilakukan, pasokan akan uang tunai menjadi tersendat. Di sisi lain, hal itu juga memberikan tekanan dan ketidakpastian bagi kelompok yang tidak memiliki rekening bank, yang pada akhirnya makin membuat tinggi angka inflasi.

“Iklim ekonomi Nigeria yang tidak menentu telah mendorong banyak warganya untuk mencari alternatif keuangan, sehingga meningkatkan proposisi nilai mata uang kripto,” tulis Chainalysis.

Banyak Warga Nigeria Menaruh Minat pada Aset Kripto Bitcoin dan Stablecoin

Melihat nilai mata uangnya terus merosot, banyak warga Nigeria, utamanya golongan muda, yang akhirnya memilih menyimpan asetnya ke dalam bentuk Bitcoin (BTC) ataupun stablecoin yang dipatok dalam dolar AS.

Maka dari itu, tak aneh pula, jika volume transaksi bitcoin di wilayah Afrika Sub-Sahara mendominasi daripada wilayah lainnya. Berdasarkan data Chainalysis, area tersebut menyumbang 9,3% dari total volume transaksi Bitcoin di dunia pada periode Juli 2022 sampai Juni 2023.

Sementara itu, wilayah lainnya, seperti Amerika Utara dan Eropa Timur, masing-masing mencatatkan sebesar 9,0% dan 8,2% dari total transaksi Bitcoin di seluruh dunia. Masyarakat di sana menganggap Bitcoin sebagai emas digital yang mampu berfungsi lebih baik sebagai media penyimpan kekayaan ketimbang produk bank.

Penggunaan aset kripto di Afrika | Sumber: Chainalysis
Penggunaan aset kripto di Afrika | Sumber: Chainalysis

Moyo Sodipo, salah satu pendiri sekaligus Chief Product Officer (CPO) crypto exchange Busha yang berbasis di Nigeria, menuturkan pihaknya sudah mendapatkan popularitas sejak tahun 2019 dan 2020.

Saat demam Bitcoin terjadi, banyak orang yang akhirnya memilih menggunakan BTC ketimbang stablecoin. Namun sekarang, ketika harga Bitcoin mulai kehilangan harganya, muncul keinginan dari masyarakat untuk melakukan diversifikasi aset antara BTC dan stablecoin.

“Masyarakat terus mencari peluang untuk melakukan lindung nilai terhadap devaluasi naira dan kemerosotan ekonomi yang terus berlanjut,” ungkap Sodipo.

Kejelasan Aturan Buat Penggunaan Kripto Meningkat

Pada tahun 2022 lalu, Otoritas Perilaku Sektor Keuangan (FSCA) mulai membuka diri terhadap aset kripto dan menyatakan bahwa kripto merupakan produk keuangan. Hal itu memberikan kejelasan status terhadap aset berisiko yang dulunya berada di wilayah abu-abu.

Melihat hal itu, banyak pihak yang akhirnya makin getol untuk memanfaatkan kripto tidak hanya sebagai lindung nilai, tetapi juga untuk sarana investasi.

General Manager Luno untuk Afrika, Marius Reitz, menambahkan kasus penggunaan kripto di Afrika Selatan saat ini didominasi oleh mereka yang melakukan investasi. Refleksinya terlihat dari lonjakan saldo kripto di platform Luno yang tumbuh 50%.

Menurutnya, kejelasan aturan membuat pengembangan bisnis aset digital menjadi lebih bertanggung jawab.

Bagaimana pendapat Anda tentang pengaruh inflasi dan naiknya tingkat adopsi kripto di Nigeria? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Mei 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori