FTX, salah satu crypto exchange terpopuler di dunia yang telah bangkrut, mengonfirmasi bahwa mereka mengidentifikasi defisit US$8,9 miliar dalam dana pelanggan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Ini adalah pertama kalinya FTX menentukan berapa banyak uang yang hilang.
Dalam pernyataan pada hari Kamis (2/3), FTX menjelaskan bahwa mereka telah mengidentifikasi sekitar US$2,7 miliar aset pelanggan dibandingkan dengan US$11,6 miliar saldo yang ada di akun pelanggan.
Perkiraan nilai aset dan liabilitas FTX didasarkan pada harga kripto pada hari pengajuan kebangkrutan pada 11 November 2022.
Manajemen baru FTX yang dipimpin John J. Ray III, seorang veteran restrukturisasi perusahaan, telah bekerja untuk menemukan dan membatasi miliaran dolar Amerika Serikat (AS) dana pelanggan yang hilang sejak perusahaan itu mengajukan kebangkrutan.
FTX mencari perlindungan Bab 11 setelah tuduhan muncul bahwa Alameda Research, perusahaan perdagangan kripto kuantitatif yang didirikan oleh co-founder dan mantan CEO FTX, yaitu Sam Bankman-Fried (SBF), mengalihkan dana pelanggan dari FTX.
John J. Ray III mengatakan bahwa pihaknya belum dapat memprediksi berapa banyak pelanggan yang akan dapat dipulihkan.
“Buku dan catatan tidak lengkap. Dalam banyak kasus, sama sekali tidak ada. Untuk alasan ini, penting ditekankan bahwa informasi ini masih awal dan dapat berubah,” terang CEO FTX yang baru itu.
Aset yang Ditemukan di FTX
Kendati demikian, masih belum jelas apakah pelanggan FTX akan dapat memulihkan keseluruhan aset senilai US$2,7 miliar yang ditemukan di FTX.
Adapun sekitar US$1,5 miliar dari total angka itu termasuk aset kripto yang tidak likuid seperti native token FTX, yakni FTT, yang nilainya ambrol tajam usai kehancuran kerajaan kripto SBF.
Sekitar US$800 juta aset pelanggan yang ditemukan dianggap sebagai aset kripto likuid seperti dolar AS, stablecoin, Bitcoin (BTC), hingga Ether (ETH). Sedangkan sekitar US$400 juta ada dalam piutang lain-lain.
- Baca Juga: Silvergate Kini Menghadapi Penyelidikan Penipuan Atas Transaksi dengan FTX dan Alameda Research
Alameda Research Diperkirakan Pinjam US$9,3 Miliar
Banyak dari total kekurangan US$8,9 miliar dana yang hilang di FTX dikaitkan dengan Alameda. Entitas itu dinilai telah meminjam sekitar US$9,3 miliar dari rekening pelanggan sebelum FTX bangkrut.
Tidak pasti apakah sebagian atau seluruh dari US49,3 miliar itu dipinjam tanpa persetujuan pelanggan FTX.
Adapun Alameda diperkirakan hanya memiliki sekitar US$475 juta uang tunai di rekeningnya per 31 Januari 2023.
Selain itu, transfer tidak sah dan peretasan sekitar US$500 juta telah memperlebar kesenjangan antara tanggungan kepada para kreditur FTX dan hal yang dapat ditemukan dari puing-puing kerajaan kripto SBF.
Pihak FTX di bawah manajemen yang baru berencana untuk terus memperbarui informasi tentang bagaimana mereka dapat memulihkan dana pelanggan.
Namun, pihak FTX mengatakan bahwa mereka telah mengidentifikasi dan menginventarisasi secara substansial semua wallet yang terkait dengan crypto exchange FTX.com dan FTX.US.
- Baca Juga: SBF Perintahkan CTO FTX Buat Backdoor agar Alameda Bisa Pinjam US$65 Miliar Dana Pelanggan
Para Mantan Eksekutif FTX & Alameda Research Diseret ke Meja Hijau
Pada 28 Februari lalu, Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) mengumumkan menuntut Nishad Singh, mantan co-lead engineer FTX, atas perannya dalam skema multi-tahun untuk menipu investor ekuitas (saham) di FTX.
Menurut gugatan SEC, Nishad Singh membuat kode software yang memungkinkan dana pelanggan crypto exchange FTX dialihkan ke Alameda Research. Dakwaan turut menuduh bahwa dia adalah peserta aktif dalam skema untuk menipu investor FTX.
Nishad Singh dituduh oleh SEC melanggar ketentuan anti-penipuan dari UU sekuritas dan UU bursa efek. Dia mengakui pelanggaran yang dirinya perbuat dan menyetujui penyelesaian atas tuduhan itu, serta bekerja sama dalam penyelidikan SEC yang sedang berlangsung.
Sementara itu, Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC) mengajukan 2 dakwaan terhadap Nishad Singh atas tuduhan penipuan dengan penyelewengan serta membantu dan bersekongkol dalam penipuan. Dia tidak mengelak atas tuduhan itu dengan mengaku bersalah.
Sedangkan Kantor Kejaksaan AS untuk Distrik Selatan New York mengumumkan bahwa Nishad Singh mengaku bersalah atas 6 dakwaan pidana yang diajukan oleh jaksa dalam sidang pengadilan pada hari Selasa kemarin.
Tidak hanya Nishad Singh, Gary Wang, selaku Chief Technology Officer (CTO) FTX, dan Caroline Ellison, selaku CEO Alameda, masing-masing telah mengaku bahwa mereka bersalah atas 7 dan 4 dakwaan pidana pada Desember 2022. Di sisi lain, SBF kini menghadapi 12 tuntutan pidana usai jaksa membuka dakwaan baru. Sejauh ini, SBF belum mau mengaku bersalah.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.