Lihat lebih banyak

Revisi Rencana Reorganisasi FTX: Nilai Klaim Kripto Pelanggan Dihargai pada Saat Kebangkrutan

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • FTX Group mengumumkan pengajuan Perubahan Rencana Reorganisasi Bab 11 yang memperlakukan klaim aset kripto para pelanggan sebagai nilai tunai saat pengajuan kebangkrutan FTX pada 11 November 2022.
  • Market kripto yang kembali rebound seharusnya turut memulihkan nilai sejumlah aset kripto yang dimiliki para pelanggan di FTX. Artinya, mereka seharusnya bisa mendapatkan nilai pemulihan dana yang lebih baik.
  • Para kreditur yang termasuk dalam kelas tertentu akan memiliki kesempatan untuk memberikan suara pada rencana reorganisasi yang diubah oleh pengelola FTX Group, yang dipimpin John J. Ray III dan firma hukum Sullivan & Cromwell.
  • promo

FTX Group, yang kini telah bangkrut, pada hari Sabtu (16/12) mengumumkan bahwa mereka mengajukan Perubahan Rencana Reorganisasi Bab 11.

Hal itu berisi ketentuan yang memperlakukan klaim aset kripto para pelanggan sebagai nilai tunai saat pengajuan kebangkrutan FTX pada 11 November 2022.

Kehancuran dahsyat FTX Group terjadi di tengah crypto winter yang melanda sejak awal tahun 2022, yang secara dramatis mulai menjadi efek domino setelah runtuhnya ekosistem Terra pada Mei 2022. Peristiwa itu membuat market cap atau kapitalisasi pasar aset kripto global turun hingga sekitar US$856 juta.

Setelah keruntuhan FTX Group pada akhir tahun 2022, kondisinya mulai berangsur membaik, dan market cap aset kripto global naik menjadi sekitar US$1,6 triliun pada saat ini.

Market kripto yang kembali rebound seharusnya turut memulihkan nilai sejumlah aset kripto yang dimiliki para pelanggan di FTX. Artinya, mereka seharusnya bisa mendapatkan nilai pemulihan dana yang lebih baik.

Namun, revisi yang diajukan FTX Group saat ini justru merugikan para pelanggan, karena hanya menilai aset kripto mereka saat entitas itu mengajukan kebangkrutan pada November 2022.

Sunil Kavuri, salah satu kreditur FTX yang aktif bersuara, mengatakan bahwa rencana reorganisasi tersebut bertentangan dengan Persyaratan Layanan FTX. Pasalnya, dinyatakan bahwa kepemilikan aset digital adalah milik pelanggan dan bukan milik crypto exchange FTX.

“Alasan Sam Bankman-Fried [tokoh utama di balik kerajaan FTX Group] dihukum tanpa keraguan atas 7 dakwaan adalah karena dia mencuri aset digital milik pelanggan FTX,” kata Sunil Kavuri.

Tidak Memaksimalkan Keuntungan bagi Para Pelanggan

Para kreditur yang termasuk dalam kelas tertentu akan memiliki kesempatan untuk memberikan suara pada rencana reorganisasi yang diubah oleh pengelola FTX Group, yang dipimpin John J. Ray III dan firma hukum Sullivan & Cromwell.

Dalam sebuah pernyataan, pengelola FTX Group menekankan, “Rencana dan Pernyataan Pengungkapan ini mencerminkan banyak kompromi untuk menciptakan hasil terbaik, paling adil, dan ekonomis, bagi semua kreditur dan pemangku kepentingan dalam kasus Bab 11 ini.”

Sunil Kavuri menyoroti bahwa pengelola FTX Group bertujuan menciptakan hasil ekonomi terbaik bagi semua kreditur dan pemangku kepentingan, tidak memaksimalkan hasil bagi para pelanggan FTX.

Berbagai ambang batas persetujuan, baik dalam jumlah dolar maupun jumlah penggugat, akan diperlukan agar revisi rencana FTX Group dapat diterapkan. 

Namun, dalam keadaan tertentu, kelompok kreditur yang tidak menyetujui rencana tersebut masih dapat dipaksa untuk menerimanya, selama solusinya dinilai adil.

Potensi Kehadiran FTX 2.0

Adapun tim yang menangani kebangkrutan FTX Group sejauh ini telah memulihkan aset sekitar US$7 miliar, termasuk dalam bentuk kripto sekitar US$3,4 miliar.

Pada awal November lalu, Ketua Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Amerika Serikat (AS), Gary Gensler, menerangkan bahwa beroperasinya kembali crypto exchange FTX dapat berhasil jika kepemimpinan baru melakukannya dengan pemahaman hukum yang jelas.

Pernyataan Gary Gensler itu mengacu pada laporan bahwa Tom Farley, mantan Presiden di Bursa Efek New York (NYSE), termasuk dalam daftar 3 penawar untuk menghidupkan kembali FTX.

Sebanyak 3 penawar yang mencoba menghidupkan kembali FTX adalah Bullish (perusahaan yang dijalankan Tom Farley), startup fintech Figure Technologies, dan perusahaan venture capital (VC) Proof Group.

Pada akhir bulan Oktober lalu, FTX sedang mempertimbangkan proposal dari 3 penawar untuk mulai beroperasi kembali. Crypto exchange yang pernah menjadi salah satu yang terpopuler di dunia ini akan membuat keputusan tentang bagaimana melanjutkan operasinya pada pertengahan bulan Desember ini.

Pilihannya menjual seluruh crypto exchange FTX, termasuk daftar berharga lebih dari 9 juta pelanggan, atau mendatangkan mitra untuk membantu memulai kembali crypto exchange itu. Selain itu, FTX juga sedang mempertimbangkan untuk melakukan rebootplatform perdagangan kriptonya sendiri.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Mei 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori