Revolut, platform neobank yang bercokol di Inggris, baru saja memperluas kemampuannya untuk melayani investor aset digital. Revolut menjalin kolaborasi dengan self-custodial crypto wallet MetaMask untuk membuka opsi pembelian mata uang kripto secara langsung di platform tersebut.
Melalui mekanisme itu, pelanggan Revolut bisa melakukan pembelian aset kripto menggunakan saldo mata uang fiat di akun. Selain itu, mereka juga bisa menggunakan channel pembayaran lain seperti kartu berlogo Visa maupun Mastercard.
Kepala Bisnis Global Kripto Revolut, Mazen Eljundi, mengatakan, perluasan dilakukan melalui Revolut Ramp yang sekaligus akan menjalankan proses verifikasi pelanggan, termasuk know-your-customer (KYC) untuk non-pelanggan.
“Pelanggan bisa membeli lebih dari 20 token berbeda, termasuk beberapa token populer seperti Ether (ETH), USD Coin (USDC), Shiba Inu (SHIB), USDT, dan 1INCH,” jelas Eljundi.
Lebih lanjut, dirinya mengatakan aksi ini dipercaya bakal membuka adopsi yang lebih kencang terhadap aset digital di wilayah Inggris dan Wilayah Ekonomi Eropa (EEA).
Senior Product Manager di Consensys, Lorenzo Santos, menambahkan, kerja sama antara Revolut dan MetaMask ini akan membuat aset kripto menjadi lebih mudah untuk didekati, dan terpenting adalah pelanggan memiliki kontrol yang jauh lebih besar terhadap aset yang dimilikinya.
“Hal tersebut bakal memainkan peran penting dalam mendorong adopsi menjadi jauh lebih luas,” imbuh Santos.
- Baca Juga: MetaMask Kembali Raih Puncak Kejayaan Berkat 30 Juta Pengguna, Pertanda Bull Run Kripto Mulai Dekat?
Revolut Sempat Tangguhkan Bisnis di Inggris
Kuat dugaan, strategi ini merupakan bentuk kepatuhan terhadap aturan baru yang berlaku di sejumlah yurisdiksi. Di akhir tahun lalu, Revolut sempat mengumumkan bakal melakukan peninjauan atas sejumlah layanan kriptonya dan menghentikan beberapa fitur perdagangan mata uang kripto di Inggris mulai 3 Januari kemarin.
Kebijakan tersebut berlaku untuk pelanggan baru maupun pelanggan lama, yang selama ini memiliki keleluasaan untuk menjalankan fungsi menyimpan dan menjual aset kripto di platform.
Selain itu, Revolut juga sudah menghentikan layanannya di Amerika Serikat (AS) sejak 2 September kemarin dan seluruh aktivitas kriptonya ditutup penuh pada 3 Oktober. Ketika itu perusahaan menyalahkan lingkungan aturan yang menantang di AS sebagai penyebab utama dilakukannya kebijakan tersebut.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.