Lihat lebih banyak

Alami Kebangkrutan, Voyager Digital Bakal Lelang Aset yang Tersisa

2 mins
Oleh Remmy Bahati
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Voyager Digital berencana menjual asetnya dalam lelang.
  • Para pengguna Voyager akan tetap memiliki akses terhadap likuiditas.
  • Voyager berutang sebanyak US$1,8 miliar kepada total 100.000 kreditur.
  • promo

Pada tanggal 13 September, Voyager Digital Holdings yang sudah bangkrut rencananya akan mengadakan lelang aset yang masih tersisa. Lelang tersebut akan berlangsung di kantor bankir investasi yang Voyager sewa, Moelis & Company LLC, di Manhattan.

Rencana tersebut disebutkan dalam mosi yang meminta persetujuan proses penawaran yang terkait dengan penjualan aset, pernyataan pengungkapan (disclosure statement), dan konfirmasi rencana yang mereka ajukan ke Pengadilan Kepailitan New York.

Setelah batas waktu penawarannya tertunda sampai 6 September lalu, pembeli yang ingin berpartisipasi memecah saham perusahaan pun telah mengajukan penawaran.

Terkait penundaan tersebut, Voyager memberikan penjelasan dalam sebuah cuitan, “Voyagers, kami ingin memberitahu Anda bahwa [ada] banyak tawaran [yang] telah diajukan sebagai bagian dari proses restrukturisasi perusahaan. Akibatnya, lelang dijadwalkan pada 13 September.” 

Para Penawar Voyager Masih Anonim

Hingga saat ini, pihak perusahaan belum mengungkapkan nama-nama yang telah tertarik untuk membeli aset perusahaan yang akan dijual tersebut. Namun, mereka menekankan bahwa nantinya setelah lelang selesai, Voyagers akan mengumumkan identitas orang yang mengajukan penawaran tertinggi.

“Setelah lelang selesai, kami akan membagikan lebih banyak informasi tentang pemenang tender dan apa artinya bagi Anda sebagai pelanggan,” kata Voyager dalam sebuah utas tweet.

Voyager Digital Holdings Inc. dan dua debitur terafiliasi mengajukan petisi sukarela untuk mendapatkan bantuan di bawah Bab 11 Undang-Undang Kepailitan Amerika Serikat pada 5 Juli 2022. Sejak itu, perusahaan tersebut terus berjuang agar bisa kembali menjalankan bisnisnya, meskipun telah kehilangan jutaan pelanggannya akibat telah merenggut kepercayaan tersebut dari mereka.

Sejauh ini, seorang hakim bernama Michael Wiles telah menyetujui permintaan Metropolitan Commercial Bank untuk mengembalikan total US$270 juta kepada pelanggannya. Dengan persetujuan itu, pelanggan yang memiliki dolar AS di rekening bank tersebut memperoleh izin untuk melakukan penarikan hingga US$100.000 dalam periode 24 jam melalui aplikasi Voyager saat mereka menjalani proses penyelesaian kebangkrutan.

Aset Keuangan Voyager Digital

Selama proses pengadilan berlangsung, Voyager Digital mengatakan kepada hakim kepailitan bahwa mereka telah berutang sekitar US$1,8 miliar kepada total 100.000 kreditur. Menurut sebuah laporan, perusahaan tersebut hanya memiliki aset kripto sebesar US$1,3 miliar pada platform kriptonya dan US$104 juta dalam bentuk tunai. Selain itu, ada juga klaim terhadap 3AC yang sekarang sudah tidak berfungsi itu, yaitu sekitar US$650 juta.

Voyager adalah salah satu dari banyaknya perusahaan kripto yang telah mengajukan perlindungan dari ancaman likuidasi. Kondisi ini berkorelasi dengan keruntuhan pasar baru-baru ini yang muncul akibat Terra (LUNA) dan UST.

Bagaimana pendapat Anda tentang kondisi Voyager Digital yang sudah bangkrut ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram Be[In]Crypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori