Sebuah studi perilaku terbaru dari MEXC Research mengungkap adanya perubahan dramatis generasi dalam perdagangan kripto. Menurut analitik dalam platform di lebih dari 780.000 pengguna, 67% trader Gen Z (usia 18–27) sudah menggunakan atau aktif mengadopsi alat bertenaga AI.
Kelompok ini memanfaatkan otomatisasi tidak hanya untuk kenyamanan, tetapi juga untuk mengelola risiko, mengurangi bias emosional, dan mendelegasikan keputusan strategis dalam kondisi pasar yang volatil.
Adopsi AI Meningkat di Kalangan Trader Gen Z di MEXC
Laporan kecerdasan perilaku Q2 2025 dari MEXC menunjukkan bahwa dua pertiga pengguna Gen Z mengaktifkan setidaknya satu bot AI atau strategi berbasis aturan dalam 90 hari terakhir.
Namun, penggunaan ini lebih dalam dari sekadar penerapan bot. Pengguna ini secara aktif mengintegrasikan AI ke dalam perilaku perdagangan mereka, dengan 22,1% berinteraksi dengan alat AI setidaknya empat kali sebulan.
Berdasarkan laporan tersebut, Gen Z kini menyumbang 60% dari semua aktivasi bot AI di platform.

Kelompok ini rata-rata berinteraksi dengan alat AI selama 11,4 hari per bulan, lebih dari dua kali lipat keterlibatan pengguna di atas 30 tahun.
Penggunaan mereka juga bersifat sengaja, dengan studi menunjukkan 73% trader Gen Z mengaktifkan bot selama lonjakan volatilitas namun mematikannya selama pasar dengan volume rendah atau sideways. Bagi mereka, AI bukanlah solusi menyeluruh, melainkan keuntungan selektif dan situasional.
Regulasi Emosional dan Delegasi: Keunggulan Gen Z
Temuan MEXC Research menunjukkan bahwa, selain mempercayai AI, Gen Z menggunakannya sebagai penyangga psikologis. Trader yang menggunakan bot mengalami penurunan 47% dalam panic selling selama tekanan pasar, ketimbang dengan mereka yang berdagang secara manual.
Alih-alih bereaksi terhadap setiap perubahan pasar, Gen Z mengonfigurasi strategi otomatis dengan aturan yang jelas, lalu mundur.
Metode ini, yang tergambar dalam laporan sebagai “delegasi terstruktur,” mengurangi kelelahan dalam pengambilan keputusan dan kelebihan kognitif serta mencerminkan perilaku digital yang lebih luas di tempat kerja.
Menurut survei Mei 2025 oleh Resume.org, lebih dari 50% pekerja Gen Z melihat ChatGPT sebagai rekan kerja atau “teman.” AI melampaui penggantian penilaian manusia untuk meningkatkan disiplin emosional bagi pengguna ini.

Desain Ulang Manajemen Risiko
Pergeseran menuju AI juga mengubah cara risiko dikelola. Pengguna Gen Z yang menggunakan alat perdagangan AI adalah:
- 1,9x lebih kecil kemungkinannya untuk melakukan perdagangan impulsif dalam tiga menit pertama setelah peristiwa pasar besar
- 2,4x lebih mungkin untuk menerapkan strategi stop-loss dan take-profit
- 58% penggunaan bot Gen Z terjadi selama lonjakan dalam indeks volatilitas internal MEXC
Pola ini mencerminkan gaya perdagangan semi-otomatis baru, di mana bot bertindak sebagai pengaman dalam momen emosi tinggi atau ketidakpastian. AI melampaui percepatan perdagangan, menegakkan disiplin saat paling dibutuhkan.
Gen Z vs Millennials: Dua Sistem Operasi Trading
Lebih lanjut, analisis lintas generasi MEXC mengungkapkan perbedaan mendasar dalam psikologi perdagangan. Di satu sisi, milenial cenderung pada pendekatan terstruktur dan berbasis tesis yang banyak menggunakan grafik, penelitian, dan pengawasan manual.
Di sisi lain, Gen Z mendekati perdagangan seperti mereka menggunakan Discord atau TikTok — cepat, reaktif, dan bergantung pada antarmuka.
Alih-alih strategi jangka panjang, Gen Z lebih menyukai alat modular dan dapat disesuaikan yang memungkinkan kontrol fleksibel. Aktivitas perdagangan mereka dibentuk oleh kapasitas emosional dan siklus perhatian.
Mereka mengaktifkan dan menonaktifkan otomatisasi berdasarkan suasana pasar dan tingkat stres pribadi, perilaku yang asing bagi strategi lebih statis dari kelompok yang lebih tua. Ini mencerminkan pola yang lebih luas dalam copy trading, pengambilan keputusan yang dipimpin influencer, dan komunitas investasi yang digerakkan oleh sosial.
Laporan ini menunjukkan bahwa Gen Z sudah membangun masa depan perdagangan kripto daripada menunggunya. Namun, dalam upaya mereka untuk memprioritaskan kecepatan, kejelasan, dan kontrol emosional, pengguna juga harus waspada terhadap kepercayaan buta.
Ketergantungan berlebihan pada alat AI dapat memperkenalkan risiko baru, termasuk bias algoritmik, dataset yang cacat, dan ketidakjelasan model, yang menimbulkan ancaman sistemik.
Bagaimana pendapat Anda tentang aksi Gen Z yang mayoritas menggunakan AI saat trading kripto ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
