Lihat lebih banyak

Glassnode Bongkar Risiko Crypto Exchange melalui 3 Indikator Ini

3 mins
Oleh Martin Young
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Kerangka kerja risiko crypto exchange yang Glassnode susun menggunakan tiga indikator untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang apa yang terjadi di balik layar.
  • Binance dan Coinbase menunjukkan rasio penarikan whale yang rendah selama dua tahun terakhir, yang mengindikasikan ekosistem yang stabil.
  • Sementara risiko tinggi pada FTX teridentifikasi dari rasio perombakan BTC selama 14 bulan sebelum runtuhnya crypto exchange tersebut.
  • promo

Menyusul keruntuhan FTX pada November 2022, risiko-risiko yang terkait dengan crypto exchange terpusat terungkap dengan sangat jelas. Penyedia analitik on-chain, Glassnode, telah mengembangkan kerangka kerja risiko untuk crypto exchange. Kerangka kerja ini menggunakan tiga indikator untuk mengidentifikasi area mana saja yang perlu menjadi perhatian.

Dalam laporan “week on-chain” pada 28 Agustus, Glassnode menyimpulkan bahwa crypto exchange masih memiliki “dominasi makro” dalam ekosistem Bitcoin. Kendati begitu, Glassnode juga mencatat bahwa crypto exchange bisa menjadi sumber risiko rekanan (counterparty risk).

Ingin tahu tempat jual beli kripto terbaik untuk pemula? Temukan jawabannya di artikel 9 Crypto Exchange Terbaik untuk Investor dan Trader Pemula.

Terungkapnya Risiko Crypto Exchange

Kerangka kerja risiko crypto exchange yang perusahaan ini susun menggunakan set data FTX sebagai titik acuan untuk contoh berisiko tinggi di masa depan.

Laporan tersebut mencatat bahwa tiga crypto exchange yang dominan dalam hal pasokan BTC yang dimiliki adalah Binance, Coinbase, dan Bitfinex, dengan jumlah kepemilikan masing-masing sebesar 691,2 ribu BTC, 439,8 ribu BTC, dan 320,7 ribu BTC. Selain itu, baru-baru ini juga banyak bermunculan komentar serta FUD yang dialamatkan pada Binance dan Huobi.

Rasio Perombakan Internal atau ‘Internal Reshuffling Ratio‘ berfungsi sebagai indikator pertama. Rasio ini mewakili persentase saldo yang suatu crypto exchange miliki yang ditransaksikan secara internal selama periode waktu tertentu. Ide di baliknya adalah untuk mengidentifikasi contoh-contoh di mana klaster crypto exchange telah melakukan transaksi lebih dari 100% dari saldo yang crypto exhange tersebut miliki dalam satu minggu.

Selanjutnya, laporan ini menyebutkan bahwa Binance mengalami lonjakan rasio perombakan selama periode volatilitas ekstrem. Sementara itu, Coinbase mengalami sangat sedikit fluktuasi, kecuali untuk USDC, sebagai imbas dari kemitraannya dengan sang penerbit stablecoin tersebut, Circle.

“Rasio perombakan BTC mengisyaratkan status berisiko tinggi selama 14 bulan sebelum keruntuhan exchange [tersebut],” jelasnya tentang FTX.

Exchange reshuffling ratios. Source: Glassnode
Rasio Perombakan Bursa | Sumber: Glassnode

Indikator kedua adalah ‘Exchange Reliance Ratio.’ Rasio ketergantungan ini menunjukkan sejauh mana saldo crypto exchange berpindah ke atau dari crypto exchange lain, yaitu transfer antar crypto exchange.

Binance memiliki rasio ketergantungan yang netral atau mendekati nol, yang berarti tidak terlalu bergantung pada crypto exchange lain. Kasus yang serupa berlaku untuk Coinbase. Namun, rasio FTX tinggi karena investor dan Alameda mengalihkan dana ke crypto exchange lain. Selain itu, Huobi juga memiliki Rasio Ketergantungan negatif yang relatif besar di seluruh aset, “mengindikasikan transfer bersih dari Huobi ke crypto exchange lain.”

Rasio Penarikan Whale

Indikator ketiga adalah Rasio Penarikan Whale (Whale Withdrawal Ratio), yang menunjukkan ketika entitas besar menarik asetnya dalam jumlah yang tinggi.

Glassnode menjelaskan bahwa metrik ini dihitung sebagai rasio antara total arus keluar whale mingguan dan saldo Bitcoin di crypto exchange.

Baik Binance maupun Coinbase telah menunjukkan Rasio Penarikan Whale yang sangat rendah selama dua tahun terakhir. Namun, para whale telah menunjukkan peningkatan aktivitas penarikan yang berkelanjutan bila dibandingkan dengan saldo BTC Huobi selama beberapa bulan terakhir.

Whales outflow. Source: Glassnode
Indikator Arus Keluar Whale | Sumber: Glassnode

Glassnode menyimpulkan bahwa Coinbase dan Binance memiliki jejak on-chain yang relatif serupa dan tidak mengkhawatirkan secara keseluruhan.

“Sayangnya, FTX mencuat sebagai contoh utama indikator risiko yang perlu diwaspadai. Untuk Huobi, penurunan berkelanjutan dalam saldo exchange mereka di empat aset utama […] memang mengindikasikan bahwa perlu adanya kewaspadaan.”

Bagaimana pendapat Anda tentang laporan dari Glassnode terkait risiko crypto exchange ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Mei 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori