Induk usaha Google, yakni Alphabet, menjadi perusahaan yang melakukan investasi terbanyak bagi pengembangan blockchain. Dari 4 putaran pendanaan, Alphabet diketahui mengikuti total putaran pendanaan senilai US$1,50 miliar atau sekitar Rp22,22 triliun. Dana jumbo yang mereka gelontorkan tersebut hanya berlangsung di periode September 2021 sampai dengan Juni tahun ini.
Google memang sudah sejak lama menaruh hati pada pengembangan blockchain. Pada awal tahun ini, melalui Google Cloud, perusahaan sudah membentuk tim khusus untuk membangun aplikasi blockchain. Dengan begitu, perusahaan bisa mendiversifikasi sumber pendapatannya yang selama ini banyak ditopang oleh iklan.
Sebagai informasi, 4 putaran pendanaan yang Google ikuti, rupanya bukanlah untuk perusahaan yang ada di hilir dalam bisnis kripto. Sepertinya, Google justru menyasar perusahaan yang memang menyediakan infrastruktur industri kripto.
Perusahaan yang mendapatkan aliran pendanaan dari Google adalah Fireblock, yakni perusahaan penyedia infrastruktur skala korporat untuk memindahkan, menyimpan dan menerbitkan aset digital. Selain itu, ada juga Dapper Labs, perusahaan pengembang Web3. Kemudian, Voltage dan Digital Currency Group, venture capital yang fokus pada pengembangan pasar kripto, turut mendapatkan kucuran dana dari Google.
Sementara Google adalah perusahaan pemberi kucuran dana terbanyak, hasil riset dari Blockdata mengungkapkan bahwa ternyata Samsung adalah perusahaan yang teraktif dalam pendanaan di industri blockchain. Samsung tercatat mengikuti pendanaan untuk 13 perusahaan rintisan berbasis blockchain.
Perusahaan teknologi asal Korea Selatan itu ikut dalam putaran dana sebesar US$979,26 juta. Beberapa perusahaan yang mendapatkan kucuran modal Samsung adalah Animoca Brands, Sky Mavis, Flow Carbon, Metrika, Ramper, Aleo, Atomic Form, Yuga Labs, Big Whale Labs, Saga, Dank Bank, Fancraze dan Myty.
Perusahaan Keuangan Tradisional Ikut dalam Putaran Pendanaan US$5,43 Miliar
Selain Google, ternyata perusahaan keuangan tradisional juga gencar membenamkan dananya di start-up berbasis blockchain. Terbukti dari 16 perusahaan yang masuk dalam kategori teraktif, 10 di antaranya adalah perusahaan keuangan yang memiliki bisnis jumbo di kancah dunia.
Mulai dari Blackrock, Goldman Sachs, BNY Mellon, PayPal, Commonwealth Bank, Citi, UOB, Wells Fargo, American Express, hingga Morgan Stanley. Jika ditotal, keseluruhan perusahaan tersebut ikut dalam putaran pendanaan senilai total US$5,43 miliar.
Padahal, dari 40 perusahaan yang menjadi bahan penelitian, total pendanaan yang mereka ikuti mencapai US$6 miliar. Artinya, lebih dari 90% total pendanaan yang ada di perusahaan rintisan berbasis blockchain berasal dari perusahaan keuangan tradisional. Teknologi blockchain pun terbukti tidak menjadi ancaman bagi perusahaan tersebut.
Adapun BlackRock merupakan perusahaan keuangan tradisional yang menduduki peringkat paling atas untuk total pendanaan bagi perusahaan berbasis blockchain. BlackRock sudah turut serta dalam putaran investasi dengan nilai total sebesar US$1,70 miliar. Perusahaan blockchain yang menjadi penerima pendanaan BlackRock adalah Circle, FTX, dan Anchorage Digital.
“Bank sudah mulai meningkatkan eksposurnya ke layanan kripto dan blockchain karena meningkatnya permintaan. Hal itu membuat perusahaan-perusahaan tersebut berinvestasi di dunia kripto, manajemen aset, dan perdagangan,” ungkap riset tersebut.
- Baca juga: Manfaatkan Aset Kelolaan Senilai US$900 Miliar, Morgan Stanley Berencana Kembangkan Berbagai Produk Kripto
NFT Jadi Salah Satu Sektor Investasi yang Populer
Selain itu, dari 61 perusahaan yang menerima pendanaan selama periode September 2021 sampai dengan Juni 2022, 19 di antaranya adalah perusahaan yang menawarkan solusi berupa aset non-fungible token (NFT). Secara keseluruhan, 12 dari 19 perusahaan tersebut adalah platform marketplace NFT yang memungkinkan investor melakukan jual beli aset digital secara langsung.
“Popularitas NFT sepertinya dijadikan langkah oportunistik untuk meningkatkan basis pelanggan lewat kemudahan transaksi,” tulis riset itu.
Sementara itu, dari 7 perusahaan yang murni menawarkan solusi berupa blockchain, ConsenSys merupakan platform yang paling banyak menerima pendanaan, yakni dengan total investasi sebesar US$450 juta dalam periode tersebut.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.