Trusted

Gugatan SEC terhadap Binance Rugikan Coinbase dan Crypto Exchange AS Lainnya

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Coinbase dan sejumlah crypto exchange lain di AS dinilai menjadi pihak yang paling dirugikan atas adanya gugatan SEC terhadap Binance.
  • Pasalnya, kumpulan crypto exchange tersebut perlu bersiap-siap melakukan delisting atas aset kripto yang dianggap sekuritas oleh SEC.
  • Menyusul pengumuman gugatan SEC terhadap Binance, saham sejumlah perusahaan yang berkaitan dengan kripto terpantau melemah.
  • promo

Coinbase dan sejumlah crypto exchange lain yang berbasis di Amerika Serikat (AS) dinilai menjadi pihak yang paling dirugikan terkait gugatan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) terhadap Binance pada hari Senin (5/6).

Jeff Dorman, kepala investasi di Arca yang berspesialisasi pada aset digital, pada pada hari Selasa (6/6) mengatakan bahwa pihak yang benar-benar dirugikan adalah Coinbase, Kraken, dan sejumlah crypto exchange AS lainnya. Sebab, mereka harus membuat keputusan apakah akan melakukan delisting terhadap sejumlah aset kripto yang dianggap oleh regulator sebagai sekuritas (efek) dan bukan komoditas.

Selain crypto exchange, para market maker yang berbasis di AS juga berpotensi harus berhenti membuat pasar untuk menjadi rekanan penjual dan pembeli dari sejumlah aset kripto yang dinilai sebagai sekuritas.

Bloomberg mencatat bahwa Coinbase sempat mengatakan bahwa mereka mungkin tidak melakukan delisting aset kripto yang dianggap oleh SEC sebagai sekuritas, sambil menunggu keputusan akhir dari pengadilan.

Berdasarkan pantauan, harga saham Coinbase (COIN) turun 9,06% seiring kabar tindakan SEC yang menggugat Binance. Selain itu, saham Robinhood (HOOD), yang turut menawarkan perdagangan saham dan aset kripto, terpantau turun 3,31% pada penutupan perdagangan hari Senin. Sementara saham MicroStrategy (MSTR), yang memiliki sekitar 140.000 Bitcoin, juga bereaksi dengan turun 8,52%.

37% Pendapatan Bersih Coinbase Berisiko

Sementara itu, analis Berenberg, Mark Palmer, menulis dalam sebuah catatan bahwa gugatan SEC terhadap Binance bisa menjadi pratinjau dari apa yang mungkin akan terjadi untuk Coinbase.

SEC menuduh Binance, Binance.US, dan sang CEO perusahaan, Changpeng ‘CZ’ Zhao, menawarkan produk sekuritas yang tidak terdaftar kepada masyarakat umum dalam bentuk token BNB dan stablecoin BUSD, serta menyediakan layanan staking yang dinilai melanggar undang-undang (UU) sekuritas di AS.

“Kami mengamati bahwa beberapa detail gugatan yang diajukan SEC terhadap Binance menggemakan hal yang sebelumnya diajukan agensi itu terhadap crypto exchange Bittrex dan Kraken. Kami percaya kasus-kasus ini secara agregat mewakili pratinjau tindakan yang kemungkinan akan diajukan terhadap Coinbase,” jelas Mark Palmer.

Diperkirakan bahwa sekitar 37% dari pendapatan bersih Coinbase akan berisiko jika SEC menargetkan bisnis perdagangan aset kripto dan operasi staking dari Coinbase.

“Kami percaya para investor saham harus fokus pada apakah perusahaan Coinbase akan memiliki kemampuan untuk berhasil memutar model bisnis dan fokus geografisnya, bila terpaksa membatasi atau menghentikan sebagian besar aktivitas bisnisnya di AS sebagai akibat dari tindakan penegakan hukum SEC,” ungkap analis Berenberg itu.

Perlu Lakukan Diversifikasi

Sebagai pengingat, salah satu crypto exchange terbesar di AS ini telah menerima Wells notice atau surat pemberitahuan dari SEC pada Maret lalu. Surat itu bermakna ada potensi bahwa SEC dapat melakukan tindakan penegakan hukum terhadap Coinbase atas beberapa lini bisnis yang mereka jalankan.

Adapun tindakan itu dapat menyasar pada aset digital yang listing di Coinbase, layanan staking lewat Coinbase Earn, layanan institusional melalui Coinbase Prime, dan Coinbase Wallet. Bila benar terjadi, tindakan penegakan hukum dari SEC dapat menimbulkan ancaman bagi crypto exchange tersebut dan cara berbisnis mereka selama ini.

Mark Palmer menilai pendapatan bersih Coinbase yang berasal dari biaya transaksi, memperdagangkan aset kripto selain Bitcoin, dan biaya yang dihasilkan dari layanan staking, memiliki risiko jika SEC benar-benar mengambil tindakan terhadap Coinbase.

Dia menambahkan bahwa beberapa aliran pendapatan Coinbase lainnya, seperti pendapatan bunga dari stablecoin USD Coin (USDC) dan layanan kustodian, mungkin juga dapat jadi target penegakan SEC.

Sebagai catatan, sekitar 86% dari total pendapatan bersih yang dihasilkan Coinbase dalam 12 bulan yang berakhir pada 31 Maret lalu berasal dari operasi mereka di AS. Dalam beberapa waktu terakhir, Coinbase telah mengutarakan sejumlah ekspansi internasional mereka, termasuk di Bermuda, Uni Emirat Arab (UEA), Eropa, hingga Singapura.

Menanggapi permintaan komentar, juru bicara Coinbase merujuk pada pernyataan publik eksekutif perusahaan dalam momen pengumuman kinerja untuk kuartal I/2023 dan pada Maret lalu. Coinbase mengaku yakin dengan legalitas sejumlah aset kripto yang mereka listing dan layanan lainnya di perusahaan itu.

“Kami memiliki banyak pendapatan berbeda yang ingin kami kembangkan di platform kami, dan kami sedang mencari diversifikasi pendapatan,” jelas Chief Financial Officer (CFO) Coinbase, Alesia Haas, dalam momen pengumuman kinerja perusahaan untuk kuartal I/2023.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori