Teknik kejahatan phising rupanya masih mengintai ruang kripto. Laporan ScamSniffer mengungkap pada kuartal pertama (Q1) tahun ini saja sebanyak US$21,94 juta atau sekitar Rp368,31 miliar lenyap melalui taktik jahat tersebut.
Sebanyak 22.654 pengguna menjadi korban, dengan nilai kerugian terbesar terjadi di Januari 2025. Di bulan pertama tahun ini, sebanyak US$10,25 juta aset kripto lenyap. Kemudian di Februari dan Maret, angka kerugiannya mengalami penurunan dengan mencatatkan masing-masing sebesar US$5,32 juta dan US$6,32 juta.
Meskipun trennya terlihat menurun, serangan yang mengincar wallet bernilai tinggi masih terus berlanjut.
“Pada Maret nilai kerugian (phising) mencapai US$6,37 juta dengan 5.992 korban,” tulis laporan.
Beberapa skema jahat yang menyebabkan kerugian jumbo adalah direct transfer. Mekanisme tersebut berhasil mencuri US$1,82 juta dalam bentuk ETH. Selain itu ada juga permit + transfer yang menyebabkan kerugian US$553 ribu dalam ETH dan address poisoning yang menimbulkan kerugian US$510 ribu dalam bentuk ETH.
Kerugian Akibat Peretasan Tembus Rp27 Triliun
Di sisi lain, gelombang serangan siber melalui peretasan juga makin merajalela. Laporan PeckShield mengungkap, sepanjang Q1 tahun ini nilai kerugian akibat peretasan kripto mencapai US$1,63 miliar atau lebih dari Rp27 triliun. Jumlah itu mengalami peningkatan 131% dari periode yang sama tahun lalu sebesar US$706 juta.
Membengkaknya jumlah kerugian sudah terlihat pada awal tahun. Di Januari 2025, nilai kerugian akibat peretasan mencapai US$87,25 juta. Angkanya bertambah secara signifikan di Februari menjadi US$1,51 miliar yang sebagian besar di kontribusikan melalui insiden Bybit.
Kemudian di Maret 2025, angka kerugian akibat peretasan turun menjadi US$33,46 juta. Pada periode tersebut, sebanyak 20 insiden peretasan berhasil terekam. Termasuk peristiwa siber yang berdampak pada 1inch yang berhasil memulihkan 90% dananya.
“5 insiden peretasan yang terjadi pada Maret adalah Abracadabra.money yang mengakibatkan kerugian US$13 juta, Zoth dengan kerugian US$8,32 juta, 1inch dengan kerugian US$5 juta (90% recovered) dan WeKey yang menelan rugi US$700 ribu,” tulis laporan.
Sebagai catatan, insiden yang menerpa Abracadabra berkaitan dengan eksploitasi smart contract gmCauldrons. Kejadian itu bukanlah kali pertama yang dialami oleh perusahaan, pada akhir Januari 2024 Abracadabra juga sempat mengalami serangan siber dengan nilai kerugian ditaksir mencapai US$6,5 juta hingga US$10 juta.
Bagaimana pendapat Anda tentang kejahatan phising dan peretasan yang masih membayangi ruang kripto di Q1 tahun ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
