Semakin tinggi hashrate Bitcoin, maka akan semakin ketat juga persaingan di antara penambang. Selain itu, jaringannya juga menjadi lebih aman dan dinamis. Namun, kondisi ini mulai berubah dalam beberapa minggu terakhir.
Industri Mining Bitcoin Kini Tak Lagi Menguntungkan
Ada banyak alasan objektif yang menyebabkan anjloknya profit di industri penambangan atau mining Bitcoin. Penurunan ini dapat kita lihat pada grafik berikut:
Saat ini, estimasi keuntungan penambangan Bitcoin (secara teori) hanya sekitar 0,1 USD/hari per THash/dtk. Artinya, jumlah tersebut setara dengan periode di paruh kedua tahun 2020.
Sebagai hasil dari peningkatan konsumsi energi yang disebabkan oleh kenaikan suhu global, penambangan Bitcoin mulai kehilangan daya tariknya. Akhirnya, banyak penambang yang terpaksa tetap beroperasi dalam kondisi yang tidak menguntungkan. Selain itu, selama sebulan terakhir, telah terjadi gelombang penjualan Bitcoin yang signifikan dari para penambang di pasar. Contohnya, seperti yang Core Scientific dan Bitfarms lakukan.
Seiring dengan kenaikan biaya listrik dan penurunan nilai Bitcoin, beberapa perusahaan penambangan terancam gulung tikar. Belum lagi, banyak juga perusahaan penambangan yang membeli mesin memakai dana hasil pinjaman. Penurunan keuntungan penambangan Bitcoin ini dikhawatirkan akan terus berlanjut hingga akhir tahun 2022.
- Baca juga: Bitcoin Maximalist Kecam Video World Economic Forum tentang “Ubah Kode Bitcoin Jadi Proof of Stake”
Setelah Hampir Satu Tahun Terus Meningkat, Hashrate Bitcoin Tunjukkan Tanda-Tanda “Reversal”
Hingga saat ini, hashrate Bitcoin telah turun sebanyak 15% sejak berada di titik puncaknya.
Dengan begitu, dapat kita simpulkan bahwa ini adalah penyesuaian hashrate Bitcoin yang paling signifikan selama satu tahun terakhir. Lalu, bersamaan dengan kondisi tersebut, kesulitan penambangan (mining difficulty) juga telah turun sebesar 11%.
Sementara itu, pada sisi positifnya, penurunan mining difficulty itu membuat para penambang yang masih bertahan dapat menikmati keuntungan. Sebagai buktinya, pendapatan penambangan saat ini naik secara signifikan, yaitu meningkat sebanyak 15% dibandingkan pekan sebelumnya. Dengan kata lain, pendapatan mereka telah mencapai lebih dari 20 juta USD. Padahal, minggu lalu jumlahnya hanya berada di bawah 18 juta USD.
Masalahnya adalah tidak semua penambang memiliki potensi yang cukup untuk tetap bertahan di pasar seperti ini. Terlebih lagi, aksi penurunan akan selalu menghasilkan pergeseran pangsa pasar penambangan Bitcoin. Jadi, semakin lama aksi penurunan berlangsung, maka semakin banyak pula penambang yang akan hengkang. Selain itu, semakin rendah hashrate, maka sifat jaringan menjadi semakin kurang “terdesentralisasi.”
Penambang Tidak Tertarik Lagi Memiliki Bitcoin
Grafik ini akan menunjukkan momentum Bitcoin yang dimiliki oleh para penambang. Pada grafik, terlihat jelas bahwa para penambang menjual habis Bitcoin mereka secara besar-besaran selama aksi pergerakan sideways Bitcoin. Tepatnya, pada kisaran level US$20.000.
Meskipun Bitcoin telah pulih dan berhasil mencapai kisaran lebih dari US$22.000 pekan ini, para penambang masih belum terlalu optimis terkait pertumbuhan masa depan kripto. Sehingga, mereka masih tetap memilih untuk melakukan arus keluar secara massal. Alhasil, hal ini menyebabkan total cadangan (reserve) BTC para penambang turun drastis.
Oleh karena itu, sentimen para investor dan penambang yang pesimis ini mengakibatkan sulitnya menemukan motivasi agar cash flow Bitcoin kembali seperti semula.
Bagaimana pendapat kamu tentang observasi di atas? Yuk, tulis dan beri tahu kami!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.