Harga BNB, native token milik crypto exchange Binance dan jaringan BSC Chain, menjebol area support horizontal di US$260. Nampaknya, aset kripto tersebut saat ini sedang bersiap untuk meraih kembali posisi tersebut.
BNB telah menurun di bawah garis descending resistance sejak mencapai titik tertingginya di US$398,30 pada 3 November lalu. Di hari yang sama, koin ini menciptakan sebuah sumbu atas yang panjang (simbol merah). Penurunan tersebut mengakibatkannya menyentuh titik terendah hingga US$220 pada 17 Desember. Kemudian, BNB juga mengalami breakdown dari area support horizontal US$260.
BNB Melonjak setelah Binance Akuisisi Tokocrypto dan Aset Voyager
Namun, setelah itu, harga BNB sudah meningkat. Baru-baru ini, Binance melakukan akuisisi atas crypto exchange Tanah Air, yaitu Tokocrypto. Selain itu, Binance pun memboyong aset dari platform crypto lending Voyager Digital, yang kini sudah bangkrut. Belum lama ini, pihak Voyager mengumumkan bahwa mereka telah memilih Binance.US sebagai penawar tertinggi untuk aset-asetnya. Adapun jumlah penawarannya mencapai US$1,022 miliar. Kedua kabar itulah yang bisa dikatakan menjadi salah satu katalis meningkatnya harga BNB.
Kembali ke analisis teknikal, agar trennya bisa dianggap bullish, BNB perlu mencapai kembali area resistance US$260. Lalu, BNB juga perlu menembus garis descending resistance. Bila gagal melakukan hal-hal tersebut, maka harga BNB berpotensi ambruk ke area support berikutnya di US$207.
Walau indikator RSI hariannya berada di bawah 50, koin ini baru saja keluar dari wilayah oversold. Alhasil, pembacaan dari grafik harian masih belum cukup untuk menentukan ke mana arah tren di masa mendatang.
Menariknya, opini dari berbagai pakar kripto terhadap nasib Binance yang disebut-sebut bakal menyusul FTX rupanya terbagi menjadi kubu yang berbeda.
Perhitungan Gelombang Cenderung Tunjukkan Lebih Banyak Penurunan
Kendati grafik harian tidak memberikan arah tren yang pasti, perhitungan gelombang menunjukkan bahwa harga BNB kemungkinan bakal turun.
Dari sejak mencapai titik tertinggi di bulan November yang kami sebutkan sebelumnya, harga BNB sudah terperosok ke dalam struktur korektif A-B-C (garis hitam). Saat ini, gelombang A:C memiliki rasio 1:0,618, yang mana cukup lazim pada struktur seperti itu. Meski demikian, perhitungan sub-gelombang (garis putih) mengindikasikan bahwa bakal muncul penurunan lainnya.
Jika perhitungan ini tepat, harga BNB akan menyelesaikan sub-gelombang empat pada garis resistance sebelum jatuh ke US$207. Mengalami breakout dari garis resistance bakal menggugurkan proyeksi harga BNB yang bersifat bearish ini.
Kesimpulannya, prediksi harga BNB yang paling mungkin terjadi adalah menguji ulang garis resistance dan penurunan ke titik US$207. Adanya breakout dari garis resistance akan memberi sinyal bahwa bullish reversal telah dimulai.
Bagaimana pendapat Anda tentang analisis koin BNB milik Binance ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.