Kondisi pasar aset digital saat ini tengah mengalami guncangan hebat. Ethereum (ETH) yang merupakan aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar kedua di dunia, pada perdagangan hari ini rontok ke titik terendah baru (all-time low / ATL) untuk pertama kalinya dalam 6 bulan ke belakang. Data CoinGecko mengungkapkan, harga ETH sempat menyentuh level US$2.240, yang memperlihatkan penurunan 23,05% dalam 24 jam terakhir.
Analis makro Michaël van de Poppe menjelaskan bahwa beberapa pekan sebelumnya, kinerja Ethereum sebenarnya sudah menunjukkan banyak pelemahan, utamanya pasca listing produk ETF Ethereum. Tingginya arus dana yang keluar dari instrumen keuangan anyar itu menjadi salah satu alasannya.
“Hari pertama, terdapat arus keluar sebesar US$400 juta dan ini dengan cepat turun menjadi hanya US$60 juta Jumat lalu. Jump Trading juga telah melakukan likuidasi banyak aset karena mereka mulai melepas US$500 juta dalam ETH hanya 2 hari setelah listing ETF berlangsung dan terus berlanjut selama akhir pekan ini. Itulah alasan utama dari kelemahan pasar saat ini di sekitar Ethereum,” jelasnya melalui utas X (sebelumnya Twitter).
Di sisi lain, koreksi dalam jumlah besar yang terjadi di Ethereum menandakan bahwa tekanan akan berlangsung dalam waktu yang sangat singkat. Dirinya juga menyoroti beberapa gejolak makro yang terjadi di tingkat global dan berimbas pada pergerakan aset kripto.
Mulai dari kalahnya Donald Trump dalam jajak pendapat dengan Kamala Harris, eskalasi konflik Israel dan Gaza, data ekonomi yang buruk di pasar tenaga kerja, serta beberapa faktor lainnya.
“Seluruh hal tersebut menyebabkan adanya kekhawatiran di pasar dan mempercepat kapitulasi,” terangnya.
ETH yang Melesat Bakal Memantik Pergerakan Pasar
Menurutnya, jika dalam beberapa minggu mendatang pergerakan Ether, baik itu dari sisi ETF ETH, mulai positif, maka hal itu akan menjadi pemicu ideal bagi pasar untuk melonjak. Pasalnya, sejalan dengan itu, emas bakal mencapai rekor harga tertinggi baru dan membuat nilai tukar dolar AS melemah.
“Itu akan menjadi pemicu bagi pasar untuk reli,” imbuh van de Poppe.
Terlepas dari kondisi pasar yang ada, laporan Consensys menyebut, Ethereum terus menunjukkan perkembangan dalam adopsi teknologi blockchain di berbagai sektor. Peluncuran jaringan layer-2 (L2) yang berfungsi sebagai solusi scaling atau penskalaan untuk Ethereum menjadi salah satu bukti utamanya.
Merespons hal itu, Chief Technology Officer (CTO) Indodax, William Sutanto, mengatakan bahwa Ethereum mampu memfasilitasi inovasi baru di dunia keuangan. Itu meliputi decentralized finance (DeFi) yang mengubah cara masyarakat melakukan saving dan juga lending secara transparan tanpa adanya campur tangan organisasi mana pun.
Melalui teknologi L2, pengembang dan pengguna dipercaya akan menjadi lebih mudah untuk mengadopsi blockchain lantaran kecepatan dan juga efisiensi transaksi yang ditawarkan jauh lebih baik dari sebelumnya
“Ethereum sebagai salah satu platform blockchain terbesar di dunia telah mengalami perubahan signifikan setelah upgrade terbaru. Upgrade itu mencerminkan komitmen Ethereum untuk terus berinovasi dan mengatasi tantangan dalam lanskap blockchain dan juga kripto yang dinamis,” tutur William di acara ETH Genesis Block: The Dawn of Ethereum.
Bagaimana pendapat Anda tentang rontoknya harga Ethereum (ETH) ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.