Lihat lebih banyak

Heboh Pencurian Data di Cina, 1 Miliar Data Dijual Seharga 10 BTC

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Sebuah akun di forum Breach Forum mengaku telah berhasil mencuri data 1 miliar warga Cina dari data base Kepolisian Shanghai.
  • Akun dengan pseudonim ChinaDan ini kemudian menjualnya di dark web seharga 10 BTC atau sekitar US$203.562.
  • ChinaDan juga mengonfirmasi bahwa data yang diambil merupakan hasil ekstraksi dari cloud pribadi yang disediakan oleh Aliyun milik Alibaba, yang merupakan bagian dari jaringan kepolisian Cina.
  • promo

Di tengah rencana pemerintah Cina untuk membangun teknologi blockchain yang transparan, aman dan juga bebas dari spekulasi, kini regulator setempat dihebohkan dengan aksi seorang anonim yang mengaku telah meretas dan melakukan pencurian atas 1 miliar data penduduk berukuran 23 terabyte. Oknum ini kemudian menjualnya di dark web seharga 10 BTC atau sekitar US$203.562.

Akun dengan nama ChinaDan itu mengklaim berhasil membobol data dari Kepolisian Shanghai (Shanghai National Police/SHGA). Dari aksinya, ia mendapatkan informasi terkait nama, alamat, nomor identitas nasional kewarganegaraan, nomor info kontak, dan catatan kriminal dalam jumlah yang sangat banyak.

ChinaDan menginformasikan hal tersebut di dalam forum peretas Breach Forum, sembari mengatakan bahwa pada tahun 2022 database SHGA bocor.

“Basis data berisi informasi tentang 1 miliar penduduk nasional Cina dan beberapa miliar catatan kasus, termasuk nama, alamat, tempat lahir, nomor ID nasional, nomor ponsel dan semua detail kejahatan atau kasus,” ungkapnya.

Foto: breachforum

Agar lebih meyakinkan, akun tersebut juga memberikan sampel sebanyak 750 ribu catatan yang berisi informasi pengiriman, identitas, dan catatan panggilan polisi.

ChinaDan juga mengonfirmasi bahwa data yang diambil merupakan hasil ekstraksi dari cloud pribadi yang disediakan oleh Aliyun, yaitu cloud milik Alibaba yang merupakan bagian dari jaringan polisi Cina.

CEO Binance Sudah Mengingatkan tentang Peretasan Data

CEO Binance, Changpeng Zhao (CZ), rupanya sudah mengingatkan perihal pencurian data ini. Dalam utas Twitter di 4 Juli kemarin, orang nomor satu di bursa kripto terbesar dunia itu memberitahu bahwa tim intelijen keamanannya mendeteksi adanya penjualan atas 1 miliar data penduduk di dark web.

Data yang dijual termasuk nama, alamat, nomor identitas, nomor ponsel, catatan kepolisian dan juga rekam medis dari salah satu negara di Asia. Hal itu terjadi karena adanya bug dalam Elastic Search yang dilakukan oleh agen pemerintah.

Untuk memitigasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, Binance mengaku telah melakukan tindakan pencegahan dengan meningkatkan verifikasi untuk pengguna yang berpotensi terkena dampaknya.

Dalam utas Twitter terbarunya, CZ menduga bahwa aksi peretasan dapat terjadi, karena pengembang menulis blog teknologi di CSDN dan tidak sengaja memasukkkan kredensial.

Tetapkan 15 Zona Percontohan untuk Proyek Blockchain

Terlepas dari isu peretasan dan pencurian data yang tengah terjadi, pemerintah Cina tampaknya bakal terus menggenjot penerapan blockchain di negaranya. Diketahui, pemerintah setempat sudah memilih 15 zona wilayah untuk memulai implementasi eknologi baru tersebut.

Tidak hanya itu, beberapa aplikasi yang berbasis teknologi inovatif juga akan mulai diujicoba menggunakan blockchain. Wilayah yang bakal menjadi zona ujicoba mencakup kota-kota besar seperti Beijing, Shanghai, Guangzhou, Cengdu dan Sichuan selatan.

Beberpa entitas dari beberapa sektor usaha juga akan ikut bergabung. Mulai dari sektor rumah sakit, universitas dan perusahaan berskala jumbo seperti SAIC-GM-Wuling Automobile Co, China National Offshore Oil Corp, Beijing Gas Group Co dan Industrial and Commercial Bank of China Ltd.

Seperti diketahui, pemerintah Cina terus mendukung pengembangan Blockchain-based Service Network (BSN) yang terlepas dari penggunaan aset kripto. Platform yang disebut sebagai “Toko Serba Ada” itu diklaim bakal terbebas dari intervensi pemerintah karena bersifat open source.

Pengembangan infrastruktur aset digital di Cina terus didorong dengan masif. Namun disisi lain, pemerintah juga terus membatasi kemampuan perusahaan yang ada di negaranya untuk menggunakan aset digital ataupun kripto.

Seperti yang dilakukan oleh Tencent, AntGroup dan beberapa raksasa teknologi lainnya yang akhirnya menyatakan mundur dari perdagangan sekunder aset digital (NFT) dan mendukung pengembangan karya digital dalam negeri.

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori