Lihat lebih banyak

Krisis Likuiditas Belum Usai, Hodlnaut Sekarang Hadapi Tuduhan Penipuan

3 mins
Diperbarui oleh Ahmad Rifai
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Hodlnaut menghadapi tuduhan penipuan dari kepolisian Singapura atas pernyataan palsu yang dilakukan oleh direksinya.
  • Penyelidikan dilakukan seiring banyaknya pengaduan yang diterima pada periode Agustus dan November tahun ini.
  • Sebelumnya, direktur Hodlnaut dituduh tidak kooperatif karena menahan dan menghalangi Manajer Yudisial mengakses dokumen dan catatan penting.
  • promo

Krisis likuiditas yang dialami Hodlnaut masih belum menemukan titik akhir. Sampai saat ini, perusahaan pemberi pinjaman kripto itu masih dalam proses creditor protection untuk mencegah terjadinya likuidasi paksa. Namun, persoalan tidak berhenti sampai di sana. Kini, perusahaan asal Singapura ini tengah menghadapi tuduhan penipuan dari Singapore Police Force (SPF) atas pernyataan palsu yang dilakukan oleh direksinya.

Pada hari Rabu (23/11) kemarin, SPF melalui Departemen Urusan Komersial (CAD) yang selama ini bertugas melakukan investigasi terhadap kejahatan kerah putih melakukan penyelidikan terhadap Hodlnaut atas dugaan pelanggaran berdasarkan Hukum Pidana 1871.

Penyelidikan dilakukan seiring banyaknya pengaduan yang diterima oleh SPF pada periode Agustus dan November tahun ini. Laporan yang masuk mengatakan bahwa Hodlnaut atau direkturnya telah membuat pernyataan palsu terkait paparan perusahaan terhadap token digital tertentu.

“Atas kejadian tersebut, CAD melakukan penyelidikan untuk kemungkinan pelanggaran kecurangan dan penipuan berdasarkan KUHP 1871 Bagian 417 dan 424A,” jelas kepolisian Singapura.

SPF turut mengimbau bagi siapa saja yang melakukan deposit atas token digital tertentu di Hodlnaut dan yakin bahwa hal itu adalah sebuah tindak penipuan untuk segera mengajukan laporan ke kepolisian terdekat.

Hal ini akan menambah tekanan berat bagi kinerja perusahaan. Pasalnya, seiring dengan krisis likuiditas yang dialami, Hodlnaut sudah menghentikan penarikan, pertukaran token, dan deposit sejak Agustus lalu.

Runtuhnya ekosistem Terra (LUNA) dituding menjadi alasan yang pada akhirnya membuat seret keuangan Hodlnaut. Dalam sebuah dokumen, terungkap bahwa mereka melalui entitas usahanya Hodlnaut HK memiliki eksposur ke algorithmic stablecoin TerrUSD (UST) sebanyak US$317 juta.

Terseret Kehancuran Hebat FTX

Bulan lalu, direktur Hodlnaut dituduh tidak kooperatif dengan Manajer Yudisial yang ditunjuk oleh pengadilan untuk menstabilkan kondisi keuangan mereka. Dalam laporan pengadilan disebutkan bahwa salah satu direktur menahan dan menghalangi Manajer Yudisial untuk mengakses dokumen dan catatan penting.

Direktur yang dimaksud adalah founder Hodlnaut yaitu Zhu Juntao dan Simon Lee yang dilaporkan oleh Ernst & Young (EY) selaku Manajer Yudisial atas tindakan yang menghambat akses data. Sebanyak 1.000 file yang ada di Google Workspace dihapus oleh direksi Hodlnaut. Padahal, data-data itu diharapkan akan sangat membantu Manajer Yudisial untuk bisa memahami posisi keuangan perusahaan ini.

Tidak hanya itu, dalam pusaran kebangkrutan FTX, Manajer Yudisial Interim Hodlnaut juga mengungkapkan bahwa sekitar 25% aset perusahaan berada di bursa kripto terpusat (CEX). Adapun sekitar 71,8% dari total aset yang ada ternyata berada di FTX dengan nilai sekitar US$18,47 juta.

Upaya untuk menarik dana yang ada di FTX sebenarnya sudah dilakukan sebelum pengajuan kebangkrutan bursa kripto yang didirikan Sam Bankman-Fried (SBF) itu. Namun, sampai saat ini aset tersebut masih terkunci di FTX dan belum bisa ditarik kembali.

Lakukan Perlawanan Terhadap Kepolisian Singapura

Sebelum menghadapi penyelidikan dari SPF, Hodlnaut kerap terlihat melakukan perlawanan terhadap Kepolisian Singapura. Salah satunya adalah ketika SPF meminta perusahaan itu melakukan transfer aset senilai US$127,24 juta dalam bentuk stablecoin USD Coin (USDC) dan Tether USD (USDT).

Aset tersebut dipegang oleh Samtrade Custodian di platform Hodlnaut. Namun pada 27 Juli, perusahaan mengajukan permohonan izin ke Pengadilan Tinggi Singapura untuk melakukan peninjauan kembali atas perintah SPF.

Pasalnya, jika hal itu dilakukan, maka Hodlnaut tidak akan memiliki aset tersisa untuk menjalankan rencana pemulihan bisnis. Selain itu, Simon Lee turut dikabarkan sempat menentang penunjukan IJM (Penasihat Perusahaan EY) sebagai Manajer Yudisial Hodlnaut.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori