Pihak penyelenggara acara Terra Dapp Expo telah memutuskan untuk membatalkan konvensi yang rencananya akan digelar bulan Juni 2022 di Austin, Texas itu, sebagai imbas dari tragedi yang dialami oleh Terra (LUNA) dan TerraUSD (UST).
Penggemar LUNA, yang kerap disapa sebagai “LUNAtics”, sebenarnya sangat berharap bisa mempresentasikan decentralized application mereka dalam acara tersebut. Akan tetapi, keinginan mereka terpaksa tertunda akibat masalah keamanan setelah insiden kehilangan patokan nilai (de-pegging) yang dialami oleh stablecoin UST.
“… Ada ancaman serius yang dibuat oleh beberapa orang yang kecewa [dan] telah kehilangan segalanya dalam crash & kami tidak mau merisikokan kesehatan/hidup siapa pun,” tutur pihak penyelenggara acara melalui akun Twitter resmi Terra Dapp Expo.
“Seperti sebagian besar komunitas #LUNAtics, kami sebagai validator dan anggota dari ‘trem’ ini [juga] mengalami kerugian besar—Jadi ketahuilah, kami merasakan rasa sakit kalian dan masih di sini untuk menawarkan layanan dan dukungan kami,” jelas panitia penyelenggara Terra Dapp Expo.
Di samping itu, mereka juga menambahkan bahwa akan melakukan diskusi pada Discord dan Twitter Spaces dalam beberapa hari ke depan untuk menjawab berbagai pertanyaan.
Tragedi LUNA dan UST
Harga Terra (LUNA) mengalami penurunan hampir 100% selama beberapa waktu terakhir ini. Hal itu dikarenakan gagalnya mekanisme yang dirancang untuk mencegah proyek agar tidak kolaps.
Muncul berbagai penarikan dalam jumlah besar dari Anchor Protocol, yang merupakan tempat para peminjam mendepositkan mata uang virtual untuk mendapatkan bunga milik ekosistem Terra. Kondisi itu membuat UST pun mulai kehilangan patokan nilainya terhadap dolar AS (USD) dan memicu para investor menarik dana mereka, lalu menjual koin LUNA. Akibatnya, harga LUNA dan UST pun anjlok.
“Begitu likuiditas menguap, ini melanggengkan kolapsnya stablecoin tersebut,” kata Clara Medalie, Direktur Riset di Kaiko, kepada Bloomberg.
Melihat jumlah penarikan dalam ekosistem Terra telah melampaui angka US$12 miliar, Luna Foundation Guard (LFG), organisasi nirlaba milik Terraform Labs yang berperan menjaga cadangan Anchor, mulai kewalahan. LFG menjual simpanan Bitcoin mereka dan mengakibatkan harga Bitcoin pun menurun di minggu ini. Tak heran jika akhirnya insiden yang dialami oleh ekosistem Terra pun memberikan dampak luas bagi pasar kripto.
Sementara itu, Do Kwon, CEO dan co-founder Terraform Labs, mulai berdiskusi dengan Alameda Research, Galaxy, Jane Street, dan Jump Crypto agar dapat mengumpulkan US$1,5 miliar untuk memulihkan likuiditas Terra.
Bagaimana Sebenarnya Cara Kerja Stablecoin TerraUSD (UST)?
Stablecoin sendiri merupakan jenis koin kripto yang diciptakan untuk memungkinkan pembelian cryptocurrency lain tanpa melibatkan sistem keuangan tradisional, sehingga bisa lebih cepat diproses.
Harga stablecoin dipatok ke mata uang yang diterbitkan pemerintah atau fiat. Oleh karena itu, nilai stablecoin pun lebih stabil daripada mata uang kripto lain, seperti Bitcoin dan Ethereum. Untuk mempertahankan patokannya terhadap fiat, ada 2 cara yang bisa dilakukan oleh stablecoin.
Pertama, dengan menyimpan cadangan uang tunai atau sekuritas pemerintah. Lalu, cara kedua adalah menggunakan perangkat lunak untuk memfasilitasi arbitrase antara 2 token asli (native token), yang saling mengembalikan nilai satu sama lain. Stablecoin dengan cara kedua ini dikenal dengan istilah algorithmic stablecoin.
Dalam konteks Terra, UST tergolong sebagai algorithmic stablecoin. Mekanisme UST membutuhkan proses membakar (burn) token LUNA dan mencetak UST atau dengan skema sebaliknya, agar nilai UST bisa tetap menjaga patokan 1:1 terhadap USD.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.