CoinSwitch Kuber, salah satu dari dua perusahaan berskala unicorn di India, telah meluncurkan The Crypto Rupee Index (CRE8) sebagai bagian dari indeks tolok ukur kripto pertama India.
Menurut pernyataan resmi dari perusahaan crypto exchange yang dibagikan kepada redaksi Be[In]Crypto, indeks tersebut akan mengukur performa dari pasar kripto dalam rupee India (INR).
Namun, CRE8 akan hanya melacak performa dari 8 aset virtual utama untuk sementara ini. Pernyataan resmi menyebutkan bahwa indeks ini merupakan 85% dari total kapitalisasi pasar kripto India di aplikasi CoinSwitch. Aset-aset tersebut termasuk BTC, ETH, BNB, XRP, ADA, SOL, DOT, dan DOGE.
Ashish Singhal, co-founder sekaligus CEO CoinSwitch mengatakan, “Indeks ini menyediakan tampilan yang terpercaya dan real-time dari pasar kripto [dengan] denominasi rupee India berdasarkan perdagangan sebenarnya, [sehingga] memungkinkan pengguna India untuk membuat keputusan investasi yang terinformasi.”
Meski demikian, peluncuran fitur baru dari CoinSwitch ini datang di tengah situasi industri kripto India yang sedang menunggu kepastian legislatif. Selain itu, kondisi pasar kripto global juga masih terbilang agak lesu. Terlihat dari total kapitalisasi pasar kripto global yang masih bertengger di angka US$1,3 triliun, pada waktu penulisan.
Pejabat RBI Prediksikan CBDC Bakal Mematikan Kripto Swasta di India
Deputi Gubernur Reserve Bank of India (RBI), T. Rabi Sankar, baru-baru ini memprediksikan bahwa mata uang digital bank sentral (CBDC) bisa “membunuh” aset kripto swasta.
The Economic Times mengutip pernyataan Sankar di konferensi IMF, “Kami meyakini bahwa CBDC bisa benar-benar mematikan kasus kecil apa pun yang bisa terjadi untuk cryptocurrency swasta.”
Belum lama, Sekretaris Urusan Ekonomi India, Ajay Seth, mengungkapkan bahwa pemerintah India telah mengikutsertakan makalah konsultasinya mengenai cryptocurrency. Namun, sebelum pemerintah setempat berhasil mengungkap makalah itu, bank sentral India mengisyaratkan bahwa mereka tidak mungkin mengubah sikap negatifnya terhadap aset digital virtual (VDA).
Walau demikian, industri ini telah menjelaskan bahwa CBDC tidak akan menggantikan VDA, sebagaimana dilaporkan oleh media lokal. Sebaliknya, sebagian besar pemain industri percaya bahwa keduanya akan saling melengkapi satu sama lain.
Vikram Subburaj, CEO Giottus, memberi tahu harian tersebut, “Sebuah sistem pembayaran berbasis blockchain dengan dukungan kedaulatan tidak mungkin menjadi penantang untuk cryptocurrency secara umum.”
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.