Pergerakan pasar kripto pada perdagangan sore ini terlihat mencekam. Harga Bitcoin (BTC) yang menyumbang lebih dari 50% dari total kapitalisasi pasar mata uang kripto global anjlok ke level US$89.913 berdasarkan CoinGecko.
Bahkan, sebelumnya, sang jawara kripto itu sempat menyentuh titik US$88.614 sebelum akhirnya naik ke kisaran US$89.000. Memandang hal itu, Chief Marketing Officer (CMO) Bittime, Immanuel Giras Pasopati mengatakan bahwa kondisi itu merupakan imbas dari pengumuman yang meluncur dari Presiden AS Donald Trump mengenai tarif impor baru.
“Donald Trump baru saja mengonfirmasi selama konferensi pers dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron bahwa tarif 25% yang direncanakan pemerintahannya untuk impor dari Kanada dan Meksiko akan terus berjalan sesuai jadwal. Selain itu, tarif 10% untuk barang-barang dari Cina menambah sentimen ini,” jelas Giras kepada BeinCrypto.

Di sisi lain, setelah adanya ETF Bitcoin, pergerakan harga Bitcoin semakin mencerminkan pasar keuangan tradisional seperti saham. Hal itu sejalan dengan melemahnya indeks S&P 500 yang turun 2,3% selama lima hari perdagangan terakhir. Sementara indeks Nasdaq anjlok 4% dalam periode yang sama.
“Tekanan di pasar ekuitas yang lebih luas ini menyeret aset berisiko, termasuk mata uang kripto. Apalagi setelah ETF Bitcoin menjadi salah satu portofolio banyak perusahaan investasi besar dunia,” ungkap Giras.
Permintaan Institusional Melemah
Hal itu ditambah lagi dengan melemahnya permintaan institusional. Faktor penting lainnya dalam jatuhnya harga Bitcoin adalah pelemahan signifikan dalam permintaan institusi melalui dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) spot. Bitfinex melaporkan aliran dana keluar sebesar total US$552,5 juta dari ETF Bitcoin dalam seminggu yang berakhir pada 21 Februari.
“Aliran dana keluar tersebut menunjukkan bahwa investor besar mengambil untung. Atau mengalokasikan kembali modal di tengah kondisi pasar yang tidak menentu,” jelas Giras.
Kondisi ini menjadi menarik, karena salah satu holder Bitcoin institusi, Strategy (MicroStrategy) baru saja mengumumkan bahwa pihaknya telah memborong BTC senilai hampir US$2 miliar. Mencerminkan pandangan jangka panjang terhadap pergerakan aset kripto nomor wahid itu.
Sementara itu, Lyn Alden yang merupakan pendiri Lyn Alden Investment Strategy melalui utas X mengatakan bahwa dirinya lebih menyukai Bitcoin berada di US$92.000, ketimbang US$108.000.
Menurutnya, harga Bitcoin sudah mengalami kenaikan 78% dalam 12 bulan terakhir, dan mereka yang mengeluh bersikap seolah-olah Bitcoin sudah mati lagi.
Bagaimana pendapat Anda tentang anjloknya harga Bitcoin pasca pengumuman Trump ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
