Beberapa investor non-fungible token (NFT) telah menemukan cara baru untuk menutup kerugian mereka atas kepemilikan aset digital yang tidak berharga melalui layanan yang disediakan oleh Unsellable. Platform tersebut telah mempolarisasi komunitas kripto yang masih tetap skeptis terhadap aktivitas semacam itu.
Unsellable akan membeli NFT yang tidak akan dibeli orang lain sehingga pemilik sebelumnya dapat menggunakannya untuk tujuan tax loss harvesting. Situs web platform tersebut menggambarkan layanannya sebagai platform “Likuiditas Instan” dan “penghapusan sampah Web3.”
Unsellable Sudah Simpan Lebih dari 15 Ribu NFT
Sejak peluncurannya, platform tersebut telah menunjukkan adanya aktivitas yang signifikan karena banyak investor NFT memilih untuk membuang koleksi digital mereka yang sekarang tidak lagi berharga. Pada saat penulisan, data Etherscan menunjukkan bahwa ada lebih dari 15.000 aset digital dalam koleksinya.
Unsellable juga punya koleksi di OpenSea yang saat ini berisi 4,6 ribu NFT. Di antaranya, yang paling berharga adalah Token 75 dari NFT Kleeee02. Aset non-fungible token tersebut terakhir kali berhasil terjual seharga 7 ETH pada bulan Agustus 2021 lalu. Mengingat harga ETH pada saat itu lebih dari US$3.000, NFT itu akan membuat pemiliknya menderita kerugian lebih dari US$21.000 dengan harga sekarang. Sedangkan, saat ini, tawaran terbaik untuk aset tersebut di OpenSea adalah seharga 0,0043 WETH (US$5,15) saja.
Di sisi lain, platform ini juga memungkinkan penggunanya untuk menjual aset mereka secara massal, yakni hingga 1.000 NFT dalam satu transaksi. Ada satu pengguna yang menjual beberapa NFT dari GoopGirls, sementara yang lainnya menjual beberapa WanderVerse dan Derpy Birds. Untuk saat ini, Unsellable hanya mendukung jaringan blockchain Ethereum. Selain itu, setiap transaksinya rata-rata menelan biaya 0,0033 ETH (sekitar US$4) per transaksi. Beberapa NFT dalam satu perdagangan memakan biaya kurang dari 0,08 ETH (sekitar US$95) plus gas fee.
- Baca juga: Hadang Perdagangan Ilegal, Pemerintah Cina Rilis Bursa Non-fungible Token di Januari 2023
Bagaimana Pandangan Hukum AS atas Pajak NFT?
Internal Revenue Service (IRS) AS baru-baru ini mengklasifikasikan NFT sebagai aset digital yang dikenai pajak capital gain. Di bawah klasifikasi ini, investor wajib melaporkan setiap aset digital yang mereka jual untuk menghasilkan pendapatan kepada pihak berwenang.
Sementara itu, undang-undang perpajakan AS juga mengizinkan investor untuk mengimbangi kerugian modal (capital loss) dengan keuntungan modal (capital gain) lainnya. Tekait hal ini, cuitan yang muncul pada 31 Desember dari salah seorang pengguna Twitter “Fash” berpendapat:
“Semakin banyak kerugian pajak yang Anda tulis, semakin sedikit hutang Anda dari capital gain. Metode ini memungkinkan Anda membayar pajak lebih sedikit daripada yang seharusnya Anda bayarkan hanya dengan menunjukkan sebagian besar keuntungan.”
Reaksi dari Komunitas Kripto
Namun, sejumlah anggota komunitas kripto mengkritik upaya tersebut. Direktur Senior Robinhood, Jeffrey Lyon, mengungkapkan bahwa langkah itu “sama sekali tidak masuk akal. Jika Anda ingin melikuidasi NFT, Anda [harus] menerima penawaran koleksi tertinggi yang tersedia dan mendapatkan sejumlah uang nyata (oke, WETH).”
Sementara itu, beberapa anggota komunitas yang lain juga mempertanyakan apakah ini legal, sedangkan yang lain menyebutnya sebagai aksi penggelapan pajak.
Bagaimana pendapat Anda tentang Unsellable ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.