Trusted

Israel Minta Binance Bekukan 100 Akun Kripto Terafiliasi Hamas

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Pemerintah Israel sudah meminta bantuan crypto exchange Binance untuk membekukan lebih dari 100 akun yang diduga berafiliasi dengan Hamas.
  • Selain Binance, Tether, penerbit stablecoin USDT, juga telah membekukan 32 alamat yang berhubungan dengan tindak terorisme dan aktivitas perang di Israel maupun Ukraina.
  • Di sisi lain, CFTC Amerika Serikat pernah menuduh bahwa salah satu eksekutif senior Binance telah mendapatkan informasi terkait transaksi yang dilakukan Hamas sejak tahun 2019.
  • promo

Pembatasan terhadap aktivitas Hamas terus dilakukan oleh Israel. Selain menjalankan operasi militer di darat, pemerintah Israel juga menjalankan operasi keuangan dengan menyisir saluran pendanaan yang diduga digunakan oleh kelompok pejuang pembebasan Palestina tersebut. Sumber yang mengetahui permasalahan ini menuturkan bahwa pemerintah Israel sudah meminta bantuan crypto exchange Binance untuk membekukan lebih dari 100 akun yang diduga berafiliasi dengan Hamas.

Aksi ini merupakan kelanjutan dari upaya Israel yang secara berkesinambungan terus mempersempit pergerakan kelompok asal Palestina sejak pekan lalu.

Dalam laporan Financial Times (FT), terungkap bahwa pemblokiran akun bakal berjalan semakin masif. Otoritas berwenang sudah meminta informasi atas 200 akun kripto tambahan yang sebagian besar ada di Binance.

Direkur Eksekutif Direktorat Siber Nasional Israel, Tom Alexandrovich, mengatakan dalam kondisi perang, mata uang kripto adalah hal utama yang digunakan untuk pendanaan teror. Ia bahkan yakin bahwa “tidak ada pilihan lain selain itu”.

“Jumlah pergerakan dana dalam bentuk kripto telah meningkat sejak serangan pertama dimulai.”

Pihak Binance sendiri dilaporkan sudah mengonfirmasi hal itu. Selain itu, Binance juga mengaku sudah memblokir sejumlah kecil akun sejak musim panas. Tanpa menyebut besaran jumlah akun dan nominal yang ada di dalam akun tersebut, Binance menegaskan bahwa aksi ini dilakukan mengikuti aturan sanksi yang diakui oleh internasional.

Tether Juga Bekukan Akun

Selain Binance, Tether, penerbit stablecoin USDT, juga sudah melakukan hal yang sama. Perusahaan menyebut telah membekukan 32 alamat yang berhubungan dengan tindak terorisme dan aktivitas perang di Israel maupun Ukraina.

Dari keseluruhan akun yang diblokir, terdapat dana senilai lebih dari US$873 ribu yang langsung ditahan oleh Tether.

Menurut sumber, penggalangan dana berbasis kripto di media sosial juga ikut mendorong aliran dana virtual ke kelompok yang saat ini bertikai.

Dalam pantauan pemerintah Israel, setidaknya terdapat 150 inisiatif penggalangan dana yang dilakukan oleh pihak yang berafiliasi dengan Hamas dan kelompok lainnya sejak 7 Oktober lalu.

Tidak cukup di situ, otoritas berwenang juga merasa perlu memperkuat sumber daya dengan menggandeng relawan dari masyarakat biasa untuk mengidentifikasi dan melacak aliran dana dari dan ke Hamas di pasar kripto.

Alexandrovich menambahkan bahwa sinegritas ini sangat penting untuk melipatgandakan kemampuan yang ada.

“Pemerintah perlu fokus pada seberapa cepat perkembangan teknologi digunakan. Karena teroris itu cerdas dan kita perlu melacaknya,” tambahnya.

Sikap Binance untuk Blokir Akun Hamas Bisa Jadi Simalakama

Transparansi Binance dalam membantu pemerintah Israel untuk memblokir akun yang diduga dimiliki oleh kelompok Hamas bisa menjadi simalakama.

Hal ini dikarenakan Komisi Perdagangan Komoditas Berjangka (CFTC) Amerika Serikat menuduh bahwa salah satu eksekutif senior Binance telah mendapatkan informasi terkait transaksi yang dilakukan Hamas sejak tahun 2019.

Tuduhan tersebut tercantum dalam tuntutan hukum yang dilayangkan oleh CFTC pada Binance. Sebagai informasi, CFTC menuntut Binance atas alasan abai terhadap UU yang mewajibkan penerapan kontrol guna mencegah dan mendeteksi pencucian uang, serta pendanaan terorisme.

Dalam pernyataannya, Binance mengungkapkan bawah pelaku kejahatan tidak mendaftarkan akun dengan nama kelompok kriminalnya. Oleh karena itu, aksi Binance untuk memblokir dan membekukan akun yang diduga berhubungan dengan tindak kriminal pasti dilakukan melalui kerja sama dengan penegak hukum.

Terlebih lagi, hampir setengah dari jumlah tim kepatuhan perusahaan juga ikut terlibat dalam pengendalian sanksi; seperti pencucian uang, penyaringan nama, KYC, dan pemantauan secara on-chain.

“Kami membuat pekerjaan penegakan hukum menjadi lebih mudah dan perusahaan telah bekerja sama dengan otoritas kontra-terorisme internasional dalam melakukan sita aset,” tegas Binance.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori