Lihat lebih banyak

Jaksa di Turki Tuntut Hukuman Penjara 40.000 Tahun untuk Kasus Rugpull Thodex

2 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Seorang jaksa di Turki mengajukan tuntutan hukuman penjara lebih dari 40.000 tahun untuk para terdakwa kasus Thodex.
  • Di tahun lalu, lebih dari 300.000 pengguna Thodex mengeluhkan tidak dapat menarik dana mereka.
  • Pendiri Thodex, Faruk Fatih Özer, masih menghilang dan menjadi buronan Interpol hingga hari ini.
  • promo

Seorang jaksa di Turki mengajukan tuntutan hukuman penjara hingga 40.000 tahun atas 21 orang terdakwa terkait kasus crypto exchange Thodex, menurut dakwaan yang diajukan pada hari Kamis kemarin.

Thodex, sebuah perusahaan kripto yang berbasis di Turki, mengumumkan pada bulan April tahun lalu, jika mereka “menutup platform-nya untuk sementara waktu” untuk menyelesaikan “fluktuasi yang abnormal di akun perusahaan”. Sementara founder sekaligus CEO Thodex, Fatih Ozer, malah terbang ke Albania dengan membawa dana investor lebih dari US$2 miliar bersamanya.

Di saat yang sama, para pengguna crypto exchange ini mengeluhkan bila mereka tidak dapat menarik cryptocurrency miliknya yang bernilai ratusan juta dolar. Ozer pun menghilang dan menolak untuk berbicara dengan siapapun. Pada waktu aduan pidana ini diajukan pertama kalinya, Thodex tercatat memiliki 400.000 pengguna, yang mana 390.000 di antaranya adalah pengguna aktif.

Seperti yang terjadi sekarang ini, aparat hukum Turki masih memiliki surat perintah internasional aktif untuk penangkapan Ozer. Interpol bahkan telah mengeluarkan surat perintah red notice untuk penangkapannya. Selain itu, saudara kandung Ozer telah ditahan karena hubungan dan partisipasi mereka dengan Thodex. Polisi setempat juga telah menangkap lebih dari 62 orang di 8 kota, termasuk Istanbul.

Tuntutan untuk 21 Orang Terdakwa Kasus Thodex

Menurut tuntutan yang diajukan baru-baru ini, jaksa menuntut hukuman hingga 40.564 tahun untuk masing-masing dari 21 orang terdakwa, menurut Bloomberg.

Setiap terdakwa telah dituntut atas “Mendirikan dan Mengelola Sebuah Organisasi untuk Tujuan Melakukan Tindak Pidana, Menjadi Anggota dari Organisasi; Penipuan Menggunakan Sistem Informasi, Bank atau Lembaga Perkreditan sebagai Alat; Penipuan oleh Pedagang atau Manajer Perusahaan dan Manajer Koperasi, dan Pencucian Nilai Aset yang Dihasilkan dari Tindak Kejahatan.”

Terakhir kali, Ozer dilaporkan terlihat sempat berada di bandara Istanbul pada tahun 2021. Sejak saat itu, dia menghilang dan para aparat hukum masih terus mencarinya. Tak lama setelah kepergiannya, Ozer mengeluarkan sebuah pernyataan dari lokasi yang tidak dirahasiakan. Ia menyangkal tuduhan yang ditujukan kepadanya dan berjanji akan membayar kembali para investor, serta kembali ke Turki nantinya.

Kerugian Lebih dari US$24 Juta

Dalam tuntutan tersebut, disebutkan jumlah total kerugian dari kasus ini sebesar 356 juta TRY (US$24,2 juta atau Rp348 miliar). Angka ini jauh dari nominal yang sempat diklaim oleh para korban Thodex.

Menurut sebuah laporan dari Chainalysis pada bulan Februari, angka kerugian sebenarnya diyakini sekitar US$2,6 miliar. Kasus Thodex memiliki kontribusi 90% dari total kerugian kumpulan kasus rugpull global yang terjadi tahun lalu.

Meski masih belum jelas apa yang sebenarnya terjadi pada dana curian itu, Be[In]Crypto berhasil menemukan setidaknya satu alamat dompet yang ada hubungannya dengan Thodex tahun lalu. Thodex mengalami periode pertumbuhan terbesarnya di bulan Oktober 2020, ketika nilai inflow-nya menyentuh 1.700 BTC. Kendati demikian, selama periode itu, Thodex juga mencatatkan transaksi keluar harian terbesar, yaitu sejumlah 214 BTC. Kondisi itu terulang lagi pada tanggal 23 Maret 2022. Transaksi keluar terakhir yang diketahui dilakukan di Thodex adalah 17 April 2021.

Proses persidangan akan dimulai dengan penerimaan dakwaan. Tercatat lebih dari 356.000 orang mengambil bagian sebagai pengadu terhadap perusahaan crypto exchange yang sudah kolaps ini.

Platform kripto terbaik di Indonesia | Maret 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

photo_Nick.jpg.optimal.jpg
Nicholas Pongratz
Nick adalah seorang ilmuwan data yang mengajar ekonomi dan komunikasi di Budapest, Hungaria, tempat di mana ia menerima gelar BA dalam Ilmu Politik dan Ekonomi dan MSc di Analitik Bisnis dari CEU. Dia telah menulis tentang mata uang kripto dan teknologi blockchain sejak 2018. Ia tertarik dengan potensi dari kedua hal tersebut dari segi penggunaan ekonomi maupun politik.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori