Lemahnya Korelasi Futures – Spot Bisa Hambat Persetujuan SEC untuk ETF Ethereum Spot

3 mins
Diterjemahkan Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Para pakar ragukan persetujuan ETF Ethereum spot akibat lemahnya korelasi futures - spot.
  • Klasifikasi Ethereum (ETH) sebagai sekuritas menambah parah tantangan regulasi.
  • Isu-isu seputar staking juga bisa makin memperumit proses persetujuan ETF.
  • promo

Seiring kian dekatnya Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS untuk memutuskan aplikasi exchange-traded fund (ETF) Ethereum spot, skeptisisme di kalangan pakar industri kripto pun kian memuncak. Mereka menyoroti hubungan kompleks antara pasar futures dan spot Ethereum (ETH), serta potensi masalah sekuritas.

Keraguan ini tak ayal meredupkan prospek soal persetujuan regulator bagi produk ETF ini.

Potensi Hambatan SEC untuk Persetujuan ETF Ethereum Spot

Nate Geraci, Presiden ETF Store, menekankan perlunya persetujuan SEC atas perubahan aturan perdagangan 19b-4 dan pernyataan registrasi S-1 untuk setiap peluncuran ETF. Namun, prosesnya bisa alot, terutama untuk persetujuan S-1, meskipun andaikata persetujuan 19b-4 sudah dikantongi.

Dalam diskusi terpisah, James Seyffart, analis ETF di Bloomberg Intelligence, bahkan terang-terangan meragukan lampu hijau untuk ETF Ethereum spot. Dia mengacu pada korelasi lemah antara pasar futures dan spot yang teramati pada tahun 2021.

“Secara keseluruhan, saya rasa solusinya akan bersifat objektif dan hanya menunda masalah. […] Kalau boleh tebak, solusinya akan fokus pada korelasi. Terutama korelasi antara futures dan spot di tahun 2021, yang cukup lemah dalam interval 1 menit dan 5 menit.”

James Seyffart, Analis ETF Bloomberg Intelligence

Lebih lanjut, Seyffart menerangkan peluang penolakan SEC, di mana mereka akan berdalih bahwa “pasar futures belum cukup memadai untuk periode tinjauan 3 tahun dalam mendeteksi penipuan dan manipulasi di pasar spot“. Sebagai catatan penting, argumen serupa di masa lalu membuat agensi ini digugat oleh raksasa manajer aset digital Grayscale.

Namun, Seyffart menekankan bahwa ini hanyalah tebakan belaka. Dia mengatakan bahwa garis waktu yang lebih baik akan terungkap “ketika kita melihat order 19b-4 ini dan data analisis korelasi resmi SEC”.

Mekanisme Proof-of-Stake dan Kompleksitas Staking

Di samping itu, masalah klasifikasi sekuritas menjadi rintangan signifikan lainnya. Scott Johnson, General Partner di Van Buren Capital, menyoroti bahwa SEC sedang mempertimbangkan untuk memperlakukan Ethereum sebagai sekuritas dalam order ETF spot mendatang.

Undang-undang saat ini mengharuskan SEC untuk memberikan “pemberitahuan tentang dasar penolakan yang sedang dipertimbangkan”. Pertanyaan yang dikutip ini diajukan dan diperhatikan dalam semua pengajuan Ethereum. Namun, Johnson yakin SEC tidak pernah mengajukan pertanyaan semacam itu ketika mengajukan ETF Bitcoin.

Tujuan jelas [SEC] adalah untuk berpotensi menolak dengan dasar bahwa pengajuan spot ini diajukan secara tidak tepat sebagai saham trust berbasis komoditas dan tidak memenuhi syarat jika mereka memegang sekuritas.”

Scott Johnson, General Partner Van Buren Capital

Di sisi lain, David Han selaku analis riset institusional di Coinbase, turut menambahkan lapisan kerumitan dalam debat ini. Mengacu pada laporan terbarunya, ia menyoroti perbedaan antara mekanisme proof-of-work (PoW) Bitcoin dan mekanisme proof-of-stake (PoS) Ethereum.

Ia menyebutkan lingkungan regulasi untuk staking aset masih belum jelas, khususnya untuk ETF Ethereum spot yang memfasilitasi staking. Han berpendapat, risiko yang terkait dengan staking, seperti kondisi slashing, variasi validator client, struktur biaya, dan masalah likuiditas, membuat SEC tidak mungkin segera menyetujui ETF Ethereum spot dalam waktu dekat.

Terlebih, perspektif ini juga seirama dengan penyesuaian baru-baru ini oleh ARK Invest dan 21Shares. Kedua perusahaan dilaporkan telah mengubah berkas ETF Ethereum spot mereka untuk menghapus klausul terkait staking. Awalnya, mereka bermaksud untuk melakukan staking pada Ethereum (ETH) milik perusahaan, yang akan dihitung sebagai pendapatan untuk ETF tersebut.

Terlepas dari itu, tenggat waktu yang akan datang bagi SEC untuk menanggapi permohonan ETF Ethereum spot dari VanEck dan ARK Invest masing-masing jatuh pada tanggal 23 dan 24 Mei. Seluruh komunitas kripto sedang memantau proses pertimbangan SEC ini dengan seksama. Tentunya, komunitas sangat antusias untuk menyaksikan apakah SEC bakal mengatasi rintangan ini ataukah malah semakin menunda peluncuran ETF Ethereum spot ke pasar.

Bagaimana pendapat Anda tentang rintangan seputar peluncuran ETF Ethereum spot ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Juli 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | Juli 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | Juli 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan Web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori