Demi menanggulangi krisis listrik yang terjadi di negaranya, Iran berencana memutus pasokan listrik untuk 118 penambang kripto legal setempat. Pemerintah Iran baru akan melakukan kebijakan tersebut pada 22 Juni tahun ini.
Hal itu dilakukan sebagai bentuk persiapan untuk menghadapi lonjakan permintaan listrik musiman. Di pekan ini saja, kebutuhan listrik diprediksi akan lebih dari 63 ribu megawatt. Sebagai perbandingan, permintaan listrik tahun lalu mencapai rekor konsumsi sebesar 67 ribu megawatt di bulan Agustus.
“Negara harus bersiap menghadapi kekurangan listrik,” kata Juru Bicara Industri Listrik Iran, Mostafa Rajabi Mashhadi.
Langkah yang dilakukan pemerintah Iran ini sebenarnya ibarat pisau bermata dua. Pasalnya, lewat aset kripto juga Iran bisa “lolos” dari embargo yang diberikan oleh Amerika Serikat. Negara yang berada di bawah kepemimpinan Presiden Ebrahim Raisi itu masih terkena sanksi yang melarang Iran untuk mengakses sistem keuangan internasional.
Infrastruktur Listrik yang Tidak Memadai
Aset kripto sendiri sampai sekarang masih belum tersentuh oleh regulator mana pun. Sehingga, Iran mulai mengakuinya sebagai industri di tahun 2019. Khususnya untuk industri penambangan kripto.
Banyak penambang yang akhirnya mendapatkan lisensi dan memulai aktivitas penambangan kripto dengan legal. Namun, bukan berarti pemerintah juga ramah terhadap konsumsi listrik yang dihabiskan oleh para penambang. Pemerintah setempat mematok tarif listrik yang jauh lebih tinggi untuk para penambang, serta mewajibkan hasil penambangan Bitcoin dijual kepada Bank sentral Iran.
Sayangnya, tingginya tarif listrik yang harus dibayarkan oleh para penambang kripto setempat tidak sepadan dengan infrastruktur listrik yang ada. Infrastruktur listrik di Iran belum memadai untuk memfasilitasi ratusan penambang kripto yang mengandalkan teknologi komputer super canggih.
Pada tahun lalu saja, pemerintah Iran sudah 2 kali memerintahkan untuk menutup pusat penambangan aset kripto demi mengurangi beban penggunaan listrik selama 3 bulan, yakni mulai dari bulan Desember sampai dengan Maret. Berkat kebijakan tersebut, pemerintah setempat sudah bisa menghemat 209 megawatt listrik untuk konsumsi rumah tangga.
4,5% dari Seluruh Penambangan Kripto di Dunia Ada di Iran
Berdasarkan data Elliptic, pada tahun lalu, sekitar 4,5% dari semua penambangan kripto di dunia diproyeksikan berada di Iran. Hal itu bisa saja benar adanya, karena Iran merupakan negara yang kaya akan minyak dan gas alam, mengingat kegiatan penambangan kripto menghabiskan banyak energi.
Jika dikonversi, setidaknya dibutuhkan 10 juta barel minyak mentah setiap tahun untuk bisa menghasilkan kripto oleh para penambang. Jumlah tersebut mencapai 4% dari total ekspor minyak Iran di 2020.
Langkah Iran untuk mengonversi minyak ke aset kripto merupakan bentuk pemanfaatan aset digital yang cukup baik. Pasalnya, mereka bisa meraup ratusan juta dolar AS dalam aset kripto. Adapun pendapatan dari penambangan kripto bisa digunakan untuk membeli barang impor dan melewati sanksi.
Namun, karena suburnya aktivitas penambangan kripto di negaranya, Iran pun harus menghadapi kenyataan akan terjadinya pemadaman listrik.
- Baca juga: Demi Mengurangi Dampak Lingkungan Akibat Mining Bitcoin, Gedung Putih Siapkan Laporan Baru
Amerika Serikat: Negara dengan Penambang Kripto Terbesar di Dunia
Hingga saat ini, Amerika Serikat (AS) masih menjadi negara dengan jumlah penambang kripto terbesar di dunia. Baik itu dari sisi jumlah penambang maupun tingkat hash rate. Masifnya penggunaan energi terbarukan dan juga kebijakan pemerintah yang pro terhadap aset kripto membuat industri penambangan aset kripto tumbuh subur.
Salah satu wilayah tempat penambangan kripto terbesar di AS adalah Texas. Di wilayah tersebut, jaringan listrik di deregulasi lewat penetapan harga spot. Dengan begitu, para penambang bisa dengan mudah memilih dan mengubah penyedia energ yang sesuai dengan biaya konsums energinya.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.