Trusted

Kritik Sistem Pembayaran Tradisional, Rusia Serukan Pembayaran Berbasis Blockchain

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Pemanfaatan blockchain dianggap sebagai jurus jitu bagi Rusia untuk bisa menghadirkan kemandirian dalam kerangka pembayaran.
  • Presiden Vladimir Putin menjelaskan bahwa hal terpenting dalam pemanfaatan blockchain adalah tidak adanya ketergantungan pada bank ataupun campur tangan dari negara ketiga.
  • Melihat inisiatif yang dilakukan oleh Kremlin, salah seorang pejabat Amerika Serikat mengungkapkan bahwa pemanfaatan aset digital berpotensi untuk menjadi alat menghindari sanksi ekonomi.
  • promo

Tekanan dari banyak negara Barat, termasuk Amerika Serikat (AS), membuat Negeri Beruang Putih harus mencari cara untuk bisa menstabilkan keuangan dalam negerinya. Salah satunya dengan terus mendorong penggunaan blockchain sebagai basis pembayaran internasional di Rusia.

Pemanfaatan blockchain dianggap sebagai jurus jitu untuk bisa menghadirkan kemandirian dalam kerangka pembayaran. Untuk itu, pemerintah juga siap untuk mendorong pemanfaatan teknologi di setiap lini bisnis demi menciptakan efisiensi dan efektivitas.

Dalam konferensi artificial intelligence, Presiden Rusia Vladimir Putin mengungkapkan setiap inovasi bisnis yang dilakukan tidak diperbolehkan menggunakan biaya yang besar. Mulai 1 Januari 2023 nanti, bisnis berbasis teknologi, termasuk yang mendukung artificial intelligence, bahkan bisa memanfaatkan insentif dari dana pajak dan mengarahkan dana tambahan yang ada untuk mendorong teknologi.

“Jumlah dana hibah dari pemerintah juga ditingkatkan menjadi sepertinya, yakni sebesar 30 juta rubel,” jelasnya.

Di samping itu, Putin juga menyinggung perihal teknologi pengiriman uang yang saat ini berjalan. Ia mengungkapkan bahwa ada banyak pihak yang terlibat dalam proses pengiriman uang lintas negara. Seperti yang terjadi sekarang, dalam proses pengiriman uang, pengirim tidak langsung memberikan uangnya kepada peneirma, melainkan kepada perantaranya terlebih dulu yang ada di negara asal. Nantinya, penerima akan mendapatkan uang dari broker atau pialang di negara tujuan. Prosesnya tidak berhenti di situ, karena masih ada proses penyelesaian transaksi yang dilakukan oleh pialang.

Hal tersebut dikatakan Putin telah dimonopoli oleh pihak tertentu.

“Teknologi mata uang digital dan blockchain dapat digunakan untuk membuat sistem penyelesaian (settlement) transaksi internasional baru yang lebih nyaman dan aman bagi penggunanya,” tambah Putin.

Berikutnya, sang presiden Rusia mengungkapkan bahwa hal terpenting dalam pemanfaatan blockchain adalah tidak adanya ketergantungan pada bank ataupun campur tangan dari negara ketiga.

Teknologi Kripto Dapat Mengganggu Penegakan Sanksi

Membincang blockchain tidak lengkap rasanya jika tidak membincarakan kripto sebagai aset yang melekat pada teknologi tersebut. Melihat inisiatif yang dilakukan oleh Kremlin, Asisten Menteri Keuangan untuk Pendanaan Teroris dan Kejahatan Keuangan Amerika Serikat (AS), Elizabeth Rosenberg, mengungkapkan pemanfaatan aset digital berpotensi untuk menjadi alat menghindari sanksi ekonomi.

Puluhan entitas Rusia juga diidentifikasi oleh pemerintah setempat tengah melakukan penggalangan dana lewat kripto guna membiayai perang di Ukraina. Tak ayal, pemblokiran dan sanksi pada pelaku transaksi, serta entitas yang memfasilitasi transaksi tidak dapat dihindari.

Pemerintah AS sendiri mengaku telah menutup semua akses ke semua aset yang ada di AS yang dipegang oleh seseorang.

“Teknologi anonimitas yang digunakan untuk menyembunyikan transaksi digital dapat mengganggu penegakan sanksi,” ucap Rosenberg.

Rusia Harus Membayar Mahal untuk Menghindari Sanksi

Associate Professor of Finance dan Scientia Fellow, Alvira Sojli, mengungkapkan bahwa Rusia bisa menghindari sanksi Barat dengan menggunakan aset kripto. Namun, agar bisa mewujudkannya, perlu dana jumbo dan kesiapan likuiditas yang kuat.

Hal itu tidak terlepas dari sifat perdagangan kripto itu sendiri yang sangat volatil. Ia mencontohkan, untuk membeli US$10 miliar dalam bentuk kripto saja, Rusia harus menghadapi kemungkinan penurunan harga yang signifikan. Pasalnya, bisa jadi di hari berikutnya aset kripto yang dimiliki akan turun ke level US$8 miliar.

“Meskipun beberapa negara juga sudah mendesak agar bursa kripto melarang akun yang berasal dari Rusia, tetapi sebenarnya tidak ada tempat pasti untuk mencegahnya. Karena transaksi ini berbasis peer-to-peer yang sifatnya anonim. Sulit untuk memaksakan aturan untuk interaksi antar pihak karena identitasnya mungkin tidak pernah jelas,” sebut Sojli.

Bagaimana pendapat Anda tentang upaya Rusia untuk mengeksplorasi sistem pembayaran berbasis blockchain? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori