Trusted

Laba Bersih Tether di Tahun 2023 Sukses Saingi Raksasa Perbankan Dunia

3 mins
Diperbarui oleh Zummia Fakhriani
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Laba Tether tahun 2023 yang mencapai US$6,2 miliar bersaing ketat dengan Goldman Sachs dan Morgan Stanley, dengan efisiensi yang luar biasa.
  • Laba Tether per karyawan jauh melebihi bank-bank tradisional, menyoroti keunggulan teknologinya.
  • Terlepas dari isu regulasi, Tether tetap optimistis dengan melebarkan sayapnya ke sektor AI serta mendukung praktik-praktik open source.
  • promo

Di tahun 2023, Tether membuat gebrakan di sektor keuangan dengan raihan laba bersih yang mencengangkan sebesar US$6,2 miliar. Menurut Presiden Bitwise Teddy Fusaro, angka ini bersaing ketat dengan raksasa perbankan seperti Goldman Sachs dan Morgan Stanley.

Hebatnya lagi, Tether meraih prestasi ini hanya dengan sekitar 100 karyawan. Alhasil, ini menunjukkan tingkat efisiensi yang belum pernah ada sebelumnya.

Akankah Institusi TradFi Migrasi ke Kripto?

Kinerja perusahaan ini sangatlah mencolok jika dibandingkan dengan raksasa perbankan tradisional. Sebagai contoh, laba per karyawan di Tether setidaknya 380 kali lebih banyak daripada di JPMorgan, salah satu bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia.

Akibatnya, perbedaan ini menyoroti kemampuan perusahaan kripto ini untuk memanfaatkan teknologi guna mengoptimalkan profitabilitas.

Nama InstitusiTotal Deposit per 31 Desember 2023 (dalam juta)Laba Bersih Fiskal 2023Jumlah Tenaga KerjaLaba Bersih per Karyawan
JPMorganUS$2.400.688US$47.760293.723US$162.602
Goldman SachsUS$428.000US$7.90748.500US$163.031
Morgan StanleyUS$346.000US$8.53082.000US$104.024
TetherUS$97.020.395US$6.180100US$61.800.000
Laba Bersih Bank Multinasional Teratas vs. Tether | Sumber: Maelstrom/X (Twitter)

Namun, kesuksesan Tether telah memicu diskusi di dalam ekosistem keuangan. Beberapa anggota komunitas percaya bahwa kejayaannya, terutama di pasar stablecoin, dengan USDT yang sirkulasinya telah melampaui angka US$100 miliar, berpotensi menarik minat entitas keuangan tradisional untuk menjajaki aset kripto dengan lebih serius.

Sebaliknya, JPMorgan telah menyatakan kekhawatirannya terkait pesatnya pertumbuhan Tether serta tantangan regulasi yang mereka hadapi. Bank ini menyoroti potensi risiko bagi ekosistem kripto yang lebih luas, dengan mengutip masalah kepatuhan regulasi dan transparansi yang sedang Tether hadapi.

Walaupun demikian, manajemen Tether tetap optimistis. Sang CEO, Paolo Ardoino, memandang dominasi pasar perusahaannya sebagai hal yang menguntungkan, khususnya untuk sektor-sektor yang mengandalkan stablecoin.

Dia menekankan pendekatan proaktif Tether dalam berinteraksi dengan regulator global guna memastikan pemahaman yang komprehensif tentang teknologi.

“Dominasi pasar Tether mungkin dianggap ‘negatif’ bagi kompetitor, termasuk yang datang dari industri perbankan yang menginginkan kesuksesan serupa, namun itu tidak pernah menjadi hal negatif bagi pasar yang paling membutuhkan kami,” tutur Ardoino.

Dominasi Pasar Stablecoin
Dominasi Pasar Stablecoin | Sumber: DefiLlama

Tak berhenti sampai di situ, Tether juga sedang merambah ke bidang artificial intelligence (AI). Misi yang mereka usung yakni untuk membuat teknologi AI menjadi lebih mudah diakses dan efisien. Dengan berinvestasi di sektor-sektor seperti energi terbarukan dan Bitcoin mining, Tether mengukuhkan posisinya sebagai pemimpin di ranah AI, mendukung praktik-praktik sumber terbuka (open source) dan transparan.

Adapun langkah strategis ini muncul seiring dengan semakin maraknya diskusi seputar sentralisasi teknologi AI. Melalui komitmennya pada model AI terbuka, Tether bertujuan untuk mendorong inovasi dan mencegah praktik monopoli di industri ini.

Akan tetapi, tidak semua pihak memandang aktivitas Tether secara positif. Sebut saja akun X Bitfinex’d yang menuduh Tether dan Bitfinex terlibat dalam aktivitas penipuan, termasuk pencucian uang.

“Ini adalah [aktivitas] pencucian uang. Aktivitas kriminal sangat menguntungkan untuk sementara waktu,” ucap Bitfinex’d.

Dengan demikian, serangkaian tuduhan ini, berpadu dengan sanksi regulasi di masa lalu, termasuk penyelesaian dengan Jaksa Agung New York dan denda sebesar US$41 juta dari Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC) AS, menambah lapisan kontroversi dalam narasi Tether.

Bagaimana pendapat Anda tentang prestasi gemilang Tether ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

Zummia.jpg
Zummia Fakhriani
Zummia adalah seorang penulis, penerjemah, dan jurnalis dengan spesialisasi pada topik blockchain dan kripto. Ia mengawali sepak terjang di industri kripto sebagai trader kasual sejak 2015. Kemudian, mulai berkiprah sebagai penerjemah profesional di industri sejak 2018 sembari mengenyam tahun ketiganya di program studi Sastra Inggris kala itu. Menyukai topik terkait DeFi, koin privasi, dan Web3.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori