CEO ARK Invest, Cathie Wood, dalam sebuah laporan yang baru saja perusahaannya terbitkan, menyoroti potensi besar kecerdasan buatan, alias artificial intelligence (AI), dalam mentransformasi berbagai macam industri dan juga mendisrupsi teknologi terdahulu.
Seperti yang kita ketahui, artificial intelligence telah mengalami perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir ini dan terbukti mampu menangani tugas-tugas yang kompleks, mengotomatisasi proses manual, serta menyajikan informasi yang cerdas kepada sejumlah organisasi.
Seiring dengan semakin canggihnya AI dan sekaligus dapat terintegrasi ke dalam berbagai macam aspek kehidupan manusia, potensinya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang signifikan menjadi semakin nyata.
Sehubungan dengan ini, CEO Ark Invest, Cathie Wood, menegaskan:
“Kita tidak hanya siap menghadapi primetime, [tapi] kita sudah memasuki primetime. Lima hingga sepuluh tahun ke depan akan sangat spektakuler, dan itu sangat mencengangkan. Seandainya kita berada di bull market untuk saham pertumbuhan, portofolio inovasi akan melonjak pada jenis berita (artificial intelligence) yang akan saya berikan kepada Anda.”
Belajar dari Sejarah: Teknologi Mampu Mendisrupsi
Menurut Wood, sepanjang sejarah, kemajuan teknologi telah mendorong kemajuan dengan cara mendisrupsi industri terdahulu. Disrupsi semacam ini telah berhasil melahirkan cara-cara baru dan lebih efisien dalam melakukan segala hal, menciptakan industri baru, dan mentransformasi yang teknologi yang sudah ada.
Salah satu contoh paling awal dari teknologi yang mendisrupsi industri adalah revolusi industri di akhir abad ke-18 dan juga awal abad ke-19. Pengenalan mesin bertenaga uap dan air secara dramatis mampu meningkatkan produksi dan efisiensi, dan pada akhirnya terobosan semacam itu mampu memberikan kontribusi besar pada peningkatan produksi massal dan industri manufaktur baru.
Artificial Intelligence sebagai Bagian dari Revolusi Digital
Penggunaan komputer, internet, dan perangkat seluler yang semakin luas telah mengubah cara kita berkomunikasi, bekerja, dan mengakses informasi. Teknologi ini telah mendisrupsi industri tradisional seperti media, keuangan, dan ritel, yang menyebabkan munculnya perusahaan teknologi baru dan lahirnya gig economy.
Saat ini, artificial intelligence sedang menantang industri terdahulu dengan cara yang sama. AI memiliki potensi untuk mengotomatisasi banyak tugas, menghemat waktu dan sumber daya sekaligus mengefisiensi proses pengambilan keputusan dan juga menciptakan banyak peluang baru.
Laporan ARK Invest memaparkan beberapa industri yang kemungkinan besar akan mengalami pertumbuhan pesat berkat adopsi artificial intelligence. Di antaranya termasuk layanan kesehatan, transportasi, manufaktur, ritel, dan keuangan.
Perawatan Kesehatan
Misalnya, di bidang perawatan kesehatan, potensi AI dapat merevolusi diagnosis dan administrasi perawatan. Dengan menganalisis sejumlah besar data medis, algoritma AI dapat mengidentifikasi pola yang tidak mudah dilihat oleh dokter manusia. Sehingga, hal tersebut dapat membuat mereka mendapat diagnosis dengan lebih cepat dan lebih akurat. Hal ini pada gilirannya, dapat membantu mengurangi perawatan yang tidak perlu, meminimalkan risiko kesalahan medis, dan pada akhirnya meningkatkan hasil perawatan bagi pasien.
Artificial Intelligence di Bidang Transportasi
Dalam industri transportasi, AI berpotensi mengurangi kemacetan lalu lintas secara signifikan dan juga meningkatkan keselamatan pengendara melalui penggunaan kendaraan otonom (self-driving vehicle). Kendaraan otomatis semacam itu dilengkapi dengan sensor dan algoritma canggih yang dapat membuat keputusan dalam waktu sepersekian detik berdasarkan data real-time.
Sehingga, teknologi ini memungkinkan kendaraan untuk bereaksi dengan cepat dan bisa mencegah terjadinya kecelakaan, sehingga juga dapat mengurangi jumlah kematian di jalan raya. Selain itu, AI dapat membantu mengoptimalkan rute dan mengurangi kemacetan lalu lintas. Alhasil, terobosan ini akan bisa menghemat durasi perjalanan dan sekaligus meningkatkan efisiensi sistem transportasi secara keseluruhan.
Manufaktur
Industri manufaktur juga siap untuk menerima benefit dari adopsi AI. Sistem otomatis yang didukung algoritma AI dapat berfungsi untuk mengoptimalkan proses produksi, mengurangi limbah, dan meningkatkan efisiensi.
AI juga dapat memantau dan menganalisis data produksi. Sehingga, benefit ini dapat mendeteksi inefisiensi dan mengembangkan solusi untuk meningkatkan proses produksi.
Dengan mengotomatiskan tugas-tugas ini, maka setiap perusahaan dapat mengurangi biaya, meningkatkan kualitas, dan memperbesar output, yang pada akhirnya berujung pada peningkatan daya saing dan profitabilitas.
Ritel
Di bidang ritel, AI berpotensi merevolusi pengalaman berbelanja bagi konsumen. Algoritma AI dapat membantu menganalisis perilaku dan preferensi konsumen, lalu mempersonalisasi pengalaman berbelanja yang sesuai dengan mereka. Terobosan seperti ini mungkin akan melibatkan penggunaan chatbot bertenaga AI untuk menjawab pertanyaan, memberikan rekomendasi, hingga membantu proses pembelian.
Selain itu, sistem AI juga bisa membantu menyederhanakan rantai pasokan dan mengurangi pemborosan. Alhasil, biaya yang peritel keluarkan pun menjadi lebih rendah dan keuntungannya jadi lebih tinggi.
Keuangan
Sektor jasa keuangan diperkirakan akan mengalami pertumbuhan yang signifikan berkat adopsi AI. Algoritma AI dapat digunakan untuk menganalisis sejumlah besar data keuangan untuk mengidentifikasi pola dan membuat prediksi. Sehingga, ini dapat membantu meningkatkan manajemen risiko, mengurangi penipuan, dan meningkatkan efisiensi.
AI juga bisa membantu lembaga keuangan untuk lebih memahami pelanggan mereka, sehingga mereka dapat menghasilkan layanan yang lebih personal dan meningkatkan keterlibatan pelanggan.
Tantangan Artificial Intelligence di Masa Depan
Meskipun benefit potensial artificial intelligence sudah jelas menjanjikan, laporan ARK Invest juga mengakui bahwa mungkin akan muncul tantangan yang terkait dengan adopsinya secara luas. Misalnya saja, meningkatnya ketergantungan pada algoritma AI dapat mengakibatkan hilangnya lapangan pekerjaan karena proses manual sudah berubah jadi otomatis.
Selanjutnya, mungkin akan muncul juga kekhawatiran terkait masalah privasi dan keamanan data karena perusahaan akan mengumpulkan dan menyimpan informasi sensitif dalam jumlah besar.
Namun, terlepas dari beberapa tantangan ini, laporan ARK Invest menunjukkan bahwa benefit potensial artificial intelligence jauh lebih besar daripada risikonya.
Laporan tersebut menyimpulkan bahwa adopsi AI dapat mendorong pertumbuhan ekonomi secara signifikan. Pada akhirnya, hal ini dapat meningkatkan kualitas hidup, dan menyongsong terwujudnya pengembangan teknologi serta industri baru.
Menurut Wood, kalangan investor yang berniat ingin memanfaatkan potensi pertumbuhan AI perlu mempertimbangkan untuk berinvestasi di perusahaan yang secara aktif mengembangkan dan menerapkan teknologi AI.
Jajaran Pemimpin Teknologi AI
Alphabet Inc. – Alphabet adalah perusahaan induk Google, dan upaya AI-nya sebagian besar berfokus pada peningkatan kemampuan mesin pencarian dan periklanan. Google sendiri telah mengerahkan investasinya secara signifikan dalam teknologi AI, termasuk machine learning, pemrosesan bahasa natural, dan visi komputer. Serangkaian terobosan ini telah melahirkan pengembangan produk dan layanan baru, seperti Google Assistant dan Google Photo, serta meningkatkan pengalaman pengguna untuk produk yang sudah ada, seperti Google Search.
Amazon.com Inc. – Amazon adalah pemimpin dalam bidang AI dan telah menggunakan teknologi ini selama bertahun-tahun untuk meningkatkan bisnis e-commerce dan cloud computing. Perusahaan tersebut menggunakan machine learning untuk mempersonalisasi pengalaman berbelanja, membuat rekomendasi produk, dan meningkatkan efisiensi rantai pasokan. Penawaran AI Amazon juga mencakup Amazon Web Services yang menyediakan layanan cloud computing bertenaga AI untuk berbagai macam bisnis.
NVIDIA Corporation – NVIDIA adalah perusahaan teknologi yang merancang unit pemrosesan grafis (GPU) untuk aplikasi game dan pusat data. Perusahaan tersebut telah melakukan investasi yang signifikan dalam bidang AI dan memposisikan dirinya sebagai pemimpin di bidangnya dengan menyediakan GPU untuk solusi pembelajaran mendalam (deep learning) serta implementasi AI lainnya.
Microsoft Corporation – Raksasa teknologi yang satu ini belum lama ini telah mengumumkan investasi yang signifikan pada OpenAI, laboratorium AI terkemuka yang berbasis di San Francisco. Mereka tidak mengungkapkan rincian kesepakatan tersebut, tapi sejumlah sumber mengungkapkan bahwa Microsoft menyuntikkan dana investasi sebesar US$10 miliar selama periode beberapa tahun. Investasi terbaru ini didasarkan pada komitmen Microsoft sebelumnya terhadap OpenAI, setelah mereka lebih dulu menginvestasikan lebih dari US$3 miliar pada perusahaan tersebut.
Baidu – Baidu adalah perusahaan teknologi Cina yang sering disebut sebagai “Google-nya Cina.” Perusahaan tersebut telah mengerahkan investasi berskala besar di bidang AI, khususnya dalam pengenalan suara dan kendaraan otonom.
Tesla – Tesla adalah produsen kendaraan listrik terkemuka yang mengintegrasikan teknologi AI ke dalam kendaraannya untuk meningkatkan pengalaman berkendara pelanggan. Teknologi tersebut memungkinkan kendaraan mereka untuk melakukan self-driving dan menyesuaikan kecepatan secara otomatis berdasarkan kondisi lalu lintas.
Produk dan Integrasi
Sebagian menganggap perusahaan-perusahaan tersebut sebagai pemimpin di bidang AI karena investasi riset dan pengembangan (R&D) mereka, penawaran produk AI yang ekstensif, dan integrasi AI ke dalam bisnis mereka yang sudah ada. Wood percaya bahwa perusahaan-perusahaan ini akan terus memimpin pengembangan dan penerapan teknologi AI. Kemungkinan besar akan memberikan dampak signifikan pada industri tersebut di tahun-tahun mendatang.
Meskipun beberapa perusahaan dalam daftar tersebut berusia relatif masih muda, orang-orang tetap menganggap mereka sebagai perusahaan terdahulu yang memakai sistem lama. Walau mereka berada di garis depan penelitian dan implementasi AI, Wood berpendapat mereka juga sudah siap untuk menyambut disrupsi.
Blockchain, Kripto, dan AI
“Tren inovasi seperti kendaraan listrik, kecerdasan buatan, gene sequencing, dan teknologi blockchain semuanya sangat [bersifat] deflasi. Namun, ada ketakutan ekstrim akan inflasi di pasar saat ini. Tidak ada yang benar-benar membuat taruhan besar. Semua orang kabur dan uang tunai mencapai rekor tertinggi. Investor terlalu takut dengan inovasi yang sedang terjadi.”
Cathie Wood, CEO ARK Invest
Blockchain, kripto, dan AI saling berkorelasi dalam artian bahwa mereka semua adalah teknologi inovatif yang mampu mendisrupsi banyak sekali industri.
- Blockchain adalah sebuah teknologi ledger yang terdesentralisasi, aman, dan transparan yang memungkinkan pencatatan transaksi yang aman, anti rusak, dan transparan.
- Aset kripto adalah jenis mata uang digital atau virtual yang menggunakan kriptografi untuk mengamankan transaksinya dan sekaligus untuk mengontrol penerbitan unit baru.
- AI mengacu pada pengembangan sistem komputer yang dapat melakukan tugas-tugas yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia. Beberapa di antaranya seperti persepsi visual, pengenalan ucapan, pengambilan keputusan, dan terjemahan bahasa.
Teknologi yang Melakukan Interseksi
- Aset kripto yang menggunakan AI untuk memfasilitasi transaksi, seperti algoritma perdagangan yang menggunakan AI untuk membuat keputusan investasi di pasar kripto.
- Sistem AI berbasis blockchain memungkinkan pembagian dan penyimpanan yang aman dari data dan model yang dihasilkan AI, sehingga memungkinkan kolaborasi di antara banyak perusahaan dalam upaya pengembangan AI.
- Pasar prediksi bertenaga AI beroperasi di atas blockchain, di mana partisipannya dapat membeli dan menjual prediksi untuk berbagai macam hasil menggunakan mata uang kripto.
Secara keseluruhan, interseksi blockchain, kripto, dan AI menawarkan peluang baru untuk sistem yang lebih aman, transparan, dan efisien.
Proyek Blockchain dan Kripto yang Berfokus pada Artificial Intelligence
SingularityNET (AGI) – Singularity bertujuan untuk memungkinkan developer untuk menciptakan, berbagi, dan memonetisasi layanan AI. Mereka menggunakan teknologi AI untuk pengambilan keputusan serta dalam rangka meningkatkan alokasi sumber daya di jaringannya.
DeepBrain Chain (DBC) – Merupakan platform terdesentralisasi yang menyediakan daya komputasi untuk aplikasi AI dan perlindungan privasi data. Platform ini menggunakan AI untuk mengoptimalkan alokasi sumber daya dan meningkatkan efisiensi jaringan.
Nervos Network (CKB) – Nervos adalah platform multi-aset, penyimpan nilai, dan blockchain dengan tujuan umum. Nervos Network menggunakan AI untuk meningkatkan keamanan dan efisiensi jaringannya.
Ocean Protocol (OCEAN) – Ocean menawarkan cara yang aman dan transparan untuk bertukar data dan model AI. Ocean Protocol memanfaatkan teknologi AI untuk meningkatkan penemuan data dan mendorong pembagian data di jaringannya.
The Graph (GRT) – The Graph bermaksud membuat hidup developer menjadi jauh lebih mudah. Tujuannya adalah untuk memungkinkan akses tanpa batas dan penggunaan data dari blockchain, seperti Ethereum. The Graph melakukan hal ini dengan mengindeks data blockchain dan membuatnya dapat dicari. Sehingga, para developer dapat dengan lebih mudah membangun aplikasi terdesentralisasi (dApp) yang mengandalkan data ini. The Graph menggunakan AI dalam proses pengindeksannya.
Peluang yang Artificial Intelligence Tawarkan
Laporan ARK Invest menyoroti potensi besar artificial intelligence untuk mentransformasi berbagai industri dan mendisrupsi teknologi lama. AI telah berkembang pesat dan sekarang mampu menangani tugas-tugas kompleks dan memberikan wawasan yang cerdas kepada organisasi.
Di sisi lain, laporan tersebut juga menjelaskan beberapa industri yang cenderung mengalami pertumbuhan pesat berkat adopsi AI. Beberapa di antaranya termasuk di bidang layanan kesehatan, transportasi, manufaktur, ritel, dan keuangan. Adopsi AI secara luas dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang signifikan dan mengantarkan pada pengembangan teknologi dan industri baru.
Selanjutnya, laporan tersebut mengakui bahwa adopsi AI yang luas juga berpotensi mengundang beragam tantangan di masa depan. Tantangan ini termasuk masalah terkait pekerjaan yang terancam hilang serta masalah privasi dan keamanan data.
Namun, terlepas dari tantangan-tantangan ini, laporan tersebut mengabarkan bahwa benefit potensial AI jauh lebih besar ketimbang risikonya.
Bagaimana pendapat Anda tentang laporan dari Ark Invest tentang artificial intelligence? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.