Seiring dengan bertumbuhnya nilai transaksi kripto di Indonesia, tingkat pemahaman pelaku pasar dalam hal ini investor aset digital juga semakin moncer. Salah satu crypto exchange tanah air, Upbit Indonesia menyebut, mayoritas investor mulai memahami aset digital yang menjadi incarannya.
Chief Operating Officer (COO) Upbit Indonesia, Resna Raniadi menjelaskan, dalam enam tahun terakhir, tingkat literasi investor kripto tanah air menunjukkan peningkatan signifikan. Terdapat lebih dari 50% investor yang sudah mengetahui aset kripto apa yang mereka beli.
Kondisi itu berbanding terbalik dengan masa lampau, dimana sebagian besar investor membeli aset kripto tertentu hanya berdasarkan fear of missing out (FOMO).
“Dulu, harga Bitcoin naik sedikit, langsung beli. Tetapi saat turun sedikit, investor langsung panik. Sekarang, kita melihat perubahan pola pikir, terutama pada market IDR yang tetap stabil meski pasar Bitcoin fluktuatif. Ini menunjukkan bahwa investor sudah mulai memahami strategi diversifikasi aset,” jelas Resna melalui keterangan resmi.
Lebih jauh, seiring dengan meningkatnya partisipasi dari generasi milenial dan Gen Z, profil investor kripto di Indonesia menjadi semakin muda. Untuk itu, perusahaan terus menggelar berbagai program edukasi dengan menggandeng kerja sama berbagai pihak, termasuk pemerintah dan Asosiasi untuk mendorong literasi.
Jaga Kualitas Token dalam Perdagangan Kripto
Sementara itu terkait dengan kualitas token yang terdaftar di platform. Resna mengungkapkan sampai saat ini terdapat 271 token yang tersedia di Upbit. Perusahaan mengaku lebih mengedepankan kualitas proyek ketimbang kuantitas.
Sehingga, setiap token yang akan listing wajib untuk menyampaikan proyeksi bisnis juga milestone yang bakal terlaksana dalam kurun waktu tertentu. Jika milestone itu tidak tercapai tambah Resna, mengindikasikan bahwa proyeknya tidak berkembang.
“Kami akan memberikan peringatan investasi (investment warning) selama proses konfirmasi kepada pihak pengembang, jika tidak ada respons atau tidak memuaskan, maka kami akan menghentikan fitur transaksi untuk aset tersebut sebelum proses delisting terjadi. Sedangkan fitur penarikan tetap tersedia agar pengguna dapat menarik asetnya,” tutur Resna.
Oleh karena itu, pihaknya menekankan penting bagi investor melakukan pemeriksaan likuiditas setiap token. Hal itu bertujuan untuk memastikan bahwa aset tersebut memiliki ekosistem yang mendukung keberlanjutan, bukan hanya popularitas semata.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.