Industri kripto global masih terus dihantui oleh insiden peretasan yang tak kunjung usai. Laporan terbaru dari platform keamanan blockchain, PeckShield menyebut pada bulan April kemarin, sebanyak US$357,11 juta atau lebih dari Rp5 triliun lenyap dari ruang kripto melalui insiden peretasan. Kondisi itu memperlihatkan bahwa kripto sebagai kelas aset baru terus menjadi target untuk mendulang keuntungan tidak sah oleh pelaku kriminal.
Jumlah tersebut melonjak drastis dari nilai kerugian di bulan Maret yang menurut laporan mencapai US$33,46 juta atau lebih dari Rp549,12 miliar.
“Pada bulan April, terdapat 18 aktivitas peretasan yang terekam dengan total kerugian mencapai US$357,11 juta. Jumlah itu sudah termasuk transfer tidak sah yang menyebabkan kerugian Bitcoin senilai US$330,7 juta,” jelas PeckShield.
Beberapa insiden besar lainnya yang terjadi pada April adalah eksploitasi pada KiloEx senilai US$7,5 juta (pulih). Kemudian pelanggaran yang terjadi pada Loopscale senilai US$5,8 juta dan eksploitasi ZKsync yang menyebabkan kerugian US$5,4 juta (pulih). Selain itu juga terdapat serangan frontend pada MorphoLabs yang mengakibatkan kerugian US$2,6 juta.
Insiden Keamanan Terbesar di April
Sebagai catatan, pencurian yang mengakibatkan lenyapnya Bitcoin milik seorang whale sebesar US$330,7 juta menjadi insiden keamanan terbesar di April. Tragisnya, peristiwa tersebut terjadi pada wallet yang selama 8 tahun belakangan tertidur, alias tidak aktif.
Investor yang melakukan HODL keras terhadap BTC sejak akhir 2016 dan awal 2017 silam itu, awalnya hanya memiliki Bitcoin senilai US$3 juta. Namun seiring berjalannya waktu, nilai kepemilikannya terus mengalami peningkatan dan tumbuh hingga mencapai US$330 juta, atau lebih dari Rp5 triliun.
Namun, pelaku kejahatan merampas dana tersebut secara ilegal dan mengirimnya ke wallet lain yang tidak dikenal. Meski demikian, masih belum pasti bagaimana aktor jahat tersebut bisa memiliki akses ke wallet tersebut.
Penyelidik on-chain ZachXBT ketika itu menduga bahwa peristiwa itu kemungkinan berhubungan dengan lonjakan harga Monero (XMR). Kaena dalam catatannya, setelah sukses mencuri Bitcoin, para pelaku mulai mencuci hasil jarahannya melalui 6 platform. Sebagian besar dari aset tersebut dikonversi menjadi Monero, yang kuat dugaan membuat lonjakan harga pada XMR kala itu.
Bagaimana pendapat Anda tentang besarnya nilai kerugian akibat peretasan kripto di April 2025 ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
