Lihat lebih banyak

Lightnet Kantongi Komitmen US$50 Juta, Kembangkan Layanan Pengiriman Uang Berbasis Blockchain

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Lightnet Group baru mengantongi pendanaan US$50 juta dari LDA Capital Ltd (LDA).
  • Dana tersebut akan dipergunakan oleh Lightnet Group untuk memperluas teknologi pembayaran berbasis blockchain.
  • Dengan adanya komitmen modal tersebut, Lightnet mampu memberikan leverage pada komitmen pendanaan perusahaan, dari US$50 juta menjadi US$100 juta dalam 3 tahun ke depan.
  • promo

Lightnet Group baru saja mengantongi komitmen pendanaan sebesar US$50 juta dari LDA Capital Ltd (LDA). Rencananya dana tersebut bakal digunakan untuk mengembangkan infrastruktur dan memperluas teknologi pembayaran berbasis blockchain yang dikelola mitra perusahaan, yaitu Velo Labs Technology. Lightnet berambisi untuk bisa memfasilitasi pembayaran di dunia Web 3 dan melayani pengiriman uang berbasis blockchain secara global.

Dengan adanya komitmen modal tersebut, Lightnet mampu memberikan leverage pada komitmen pendanaan perusahaan, dari US$50 juta menjadi US$100 juta dalam 3 tahun ke depan. Co-founder sekaligus Managing Partner LDA Capital, Warren P Baker III, mengatakan kombinasi antara infrastruktur keuangan generasi berikutnya yang dikembangkan oleh Lightnet dan pemanfaatan teknologi blockchain yang dimiliki Velo Labs akan menjadi jalur baru untuk pasar keuangan dunia.

“Investasi ini akan memungkinkan Lightnet Group untuk mendorong pertumbuhan dalam ruang pembayaran. Termasuk di dalamnya pengiriman uang, sehingga memungkinkan terjadinya transisi sistem pembayaran di dalam jaringan perbankan,” jelasnya.

Dengan sinergitas di antara keduanya, diharapkan mampu menciptakan solusi dalam pengiriman uang dan pembayaran, antara money transfer operators (MTO) dan lembaga perbankan menggunakan sistem blockchain secara real-time.

Masih tingginya jumlah masyarakat dunia yang tidak memilki rekening bank menjadi salah satu alasan perusahaan untuk mengembangkan teknologi tersebut. Data World Bank dari Global Findex menyebutkan bahwa jumlah orang yang memiliki akun bank per 2021 kemarin mencapai 76% dari total populasi dunia.

Co-founder sekaligus Chief Executive Officer (CEO) Lightnet, Tridbodi Arunanondchai, mengungkapkan adanya komitmen pendanaan ini menunjukkan bahwa LDA Capital mengakui teknologi layanan pengiriman uang generasi baru.

“Investasi ini akan membuat kami menciptakan solusi yang bisa diakses dan dicapai bagi siapa saja untuk mengadopsi layanan,” tuturnya.

Lightnet Ingin Uji Coba Transfer Menggunakan Stablecoin

Untuk bisa memastikan layanannya, Lightnet berniat melakukan uji coba program yang saat ini tengah dibangun; yakni dengan tujuan melakukan pengiriman uang menggunakan distributed ledger lewat berbagai cara, termasuk di antaranya menggunakan stablecoin.

Sayangnya perusahaan tidak mengungkapkan jenis stablecoin apa yang akan digunakan. Tetapi, yang jelas, proyek ini bakal melewati mekanisme penyelesaian transfer di dunia tradisional yang menggunakan Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunication (SWIFT). Dengan demikian, biaya transfer yang tinggi tidak akan lagi terlihat dalam mekanisme perusahaan.

Sebagai catatan, baik Lightnet dan Velo Labs sudah sejak lama bersinergi. Kolaborasi di antara keduanya pernah terjalin dalam proyek pembayaran lintas batas Asia Digital Bank.

Dalam kerja sama tersebut, Lightnet yang mengadopsi Velo Protocol sebagai protokol blockchain, bakal memposisikan diri sebagai kliring generasi berikutnya. Sementara Asia Digital Bank (Labuan Investment Bank), yang selama ini fokus pada operasi aset lintas batas berbasis blockchain dan teknologi keuangan anyar lainnya, akan mampu melakukan transfer aset digital secara lintas batas.

Perusahaan Tradisional Sudah Adopsi Blockchain

Beberapa raksasa keuangan dunia sudah mengadopsi teknologi blockchain dalam sistem pembayarannya. American Express mengungkapkan bahwa lewat teknologi blockchain, layanan pemrosesan pembayaran internasional bisa dilakukan dengan cepat, aman, dan berbiaya rendah.

Proses verifikasi transaksi juga dilakukan secara real-time tanpa memerlukan perantara, seperti bank koresponden dan lembaga kliring.

“Teknologi blockchain pada awalnya digunakan untuk mendukung mata uang digital Bitcoin, tetapi sekarang sedang dieksplorasi untuk berbagai aplikasi yang tidak melibatkan Bitcoin,” tulisnya.

Salah satu perusahaan keuangan dunia yang sudah menggunakan teknologi blockchain adalah JP Morgan. Perusahaan sudah mulai menggunakannya sejak April tahun lalu untuk meningkatkan transfer dana antar lembaga perbankan secara global; termasuk untuk pembayaran yang berasal dari bank Taiwan ke bank penerima di pasar lain.

Lewat penggunaan blockchain, diharapkan dapat membantu mengurangi jumlah transaksi yang ditolak atau dikembalikan yang disebabkan oleh rincian pembayaran yang tidak sesuai serta menurunkan biaya baik untuk bank pengirim maupun penerima.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram Be[In]Crypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | Maret 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori