Nyaris US$1,25 miliar posisi crypto terhempas likuidasi dalam 24 jam terakhir, imbas pasar yang tergelincir 10%.
Bitcoin anjlok ke bawah US$96.000, dan meme coin mencatat kerugian terparah pada hari Kamis (19/12).
Ramalan Inflasi Picu Koreksi Hebat di Pasar Kripto
Biasanya, pemangkasan suku bunga adalah sinyal bullish untuk kripto. Sebab, suku bunga yang lebih rendah menandakan kebijakan moneter yang lebih lunak. Namun, yang memengaruhi pasar adalah proyeksi The Fed untuk tahun 2025. Jerome Powell menyatakan bahwa Federal Reserve memprediksi inflasi yang lebih tinggi dan hanya dua kali pemangkasan suku bunga untuk tahun depan.
Meskipun tingkat likuidasi ini susbtansial, dampaknya ke pasar saham faktanya lebih parah. Hampir US$1,5 triliun lenyap dari pasar AS. Likuidasi berat ini lantas memantik kekhawatiran soal potensi siklus bearish.
“Hei guys, sekarang bull market resmi berakhir, saya hanya ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua orang. Saya akan menghapus semua media sosial terkait kripto dan logout,” seorang influencer memposting di X (sebelumnya Twitter)
Namun, perspektif yang berlaku dari kebanyakan analis sepertinya menunjukkan bahwa likuidasi hari ini hanyalah “flushout” jangka pendek.
“Sentimen Pasar Bitcoin. Kisahnya selalu sama setiap waktu dan tidak pernah berubah. Pasar tidak dirancang untuk membuat mayoritas menang. Koreksi adalah bagian alami dari bull market,” tulis analis populer ‘Titan of Crypto’.
Analis lain, seperti Philakone, menekankan bahwa likuidasi ini pada umumnya terjadi di akhir tahun bullish ketika pasar memasuki periode pendinginan. Ia juga memprediksi bahwa sentimen bullish akan kembali setelah 17 Desember dan bertahan sampai dengan minggu pertama Januari.
Sementara itu, beberapa analis meramalkan altcoin season. Likuidasi yang meningkat untuk Bitcoin akan memengaruhi dominasinya dalam beberapa bulan mendatang dan menciptakan lebih banyak ruang untuk altcoin papan atas termasuk Ethereum dan Solana.
“Jika Anda pikir altcoin season sudah berakhir, Anda perlu tahu ini: Kapitalisasi pasar altcoin total (tanpa BTC & ETH) berada di sekitar US$1,05 triliun. Ini menyentuh puncak kapitalisasi pasar altcoin sebelumnya dari November 2021. Terakhir kali sesuatu yang mirip terjadi adalah pada Februari 2021, ketika kapitalisasi pasar altcoin ini menguji puncak sebelumnya dari Januari 2018,” tulis Lark Davis.
Meskipun proyeksi The Fed memiliki dampak yang signifikan pada pasar hari ini, penting untuk dipahami bahwa Bitcoin masih naik hampir 130% tahun ini. Yang lebih penting, serangkaian perkembangan di industri kripto melebihi faktor-faktor ekonomi makro ini.
MicroStrategy milik Michael Saylor, yang memiliki hampir 2% dari total pasokan Bitcoin, telah melakukan pembelian berturut-turut sejak November. Perusahaan ini bahkan membeli BTC senilai US$3 miliar pada bulan Desember, ketika harga aset terombang-ambing di atas US$100.000.
Juga, perusahaan publik lain seperti MARA dan Riot Platforms telah mengejar strategi akuisisi Bitcoin yang serupa bulan ini. Ada juga pergeseran regulasi yang potensial untuk diantisipasi. Pembuat undang-undang di berbagai negara sedang memperjuangkan dana cadangan Bitcoin.
Jadi, meskipun faktor-faktor ekonomi makro telah menimbulkan sinyal bearish sementara, prospek jangka panjang untuk tahun 2025 masih tetap bullish.
Susutnya Penawaran Sinyalkan Potensi Supply Shock Bitcoin
Alasan lain mengapa kami berpikir Bitcoin akan terus tetap bullish adalah rasio penawaran dan permintaannya.
Menurut data dari CryptoQuant, pasar Bitcoin menunjukkan tanda-tanda potensi kekurangan pasokan karena permintaan yang meningkat bertemu dengan pasokan BTC yang menyusut untuk dijual. Permintaan Bitcoin meningkat, di mana alamat akumulasi menambahkan 495.000 Bitcoin setiap bulan.
Sementara itu, kapitalisasi pasar stablecoin mencapai US$200 miliar, menandakan likuiditas baru. Optimisme seputar kebijakan pro-kripto dan potensi inisiatif AS kian memicu permintaan.
Di sisi lain, likuiditas sisi jual turun menjadi 3,397 juta Bitcoin, terendah sejak 2020, termasuk exchange, miner, dan meja OTC. Rasio inventaris, yang mengukur berapa lama pasokan saat ini dapat memenuhi permintaan, anjlok menjadi 6,6 bulan dari mulanya 41 bulan pada bulan Oktober. Fenomena ini menyoroti kondisi pasar yang semakin ketat.
Jadi, kekurangan pasokan ini, berpadu dengan faktor-faktor ekonomi makro, bisa menjadi katalis utama di balik likuidasi kali ini.
Bagaimana pendapat Anda tentang market dip Bitcoin sekaligus likuidasi massal ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.