Harga Bitcoin (BTC) kembali menunjukkan geliat positif. Pasca Amerika Serikat (AS) dan Cina berhasil meredam tensi dengan memangkas tarif dagangnya, sentimen positif langsung menyebar ke pasar. Sebagian besar altcoin bahkan mengalami kenaikan secara impulsif.
Pada perdagangan Senin kemarin, harga Bitcoin terpantau menyentuh level tertingginya dalam empat bulan dikisaran US$105.800, sebelum terkoreksi ke kisaran US$103.388 pada saat penulisan.
Sementara untuk Ethereum, pasca Upgrade Pectra, token tersebut berhasil menyalip kenaikan mingguan BTC, dengan mencatatkan pertumbuhan 35,86% dan sempat mencapai harga US$2.600. Saat ini ETH masih bertahan di kisaran US$2.616.
Merespons kondisi tersebut, Financial Expert Ajaib, Panji Yudha menjelaskan ketegangan global yang mereda telah memberi ruang bagi aset kripto untuk reli dalam beberapa hari terakhir. Meski demikian, investor perlu tetap waspada terhadap aksi profit taking jangka pendek. Dari analisa teknikal, Momentum bullish berpotensi berlanjut apabila BTC mampu bertahan diatas MA-20 (US$97.645) dan support psikologis US$100.000.”
Meskipun minat terhadap produk ETF Bitcoin spot di Amerika Serikat menunjukkan sedikit pelemahan, akumulasi oleh institusi masih terus berlangsung. Sepanjang pekan lalu (5–9 Mei), total dana masuk ke ETF Bitcoin AS tercatat mencapai US$599 juta.
Angka itu sejatinya mengalami penurunan ketimbang pekan sebelumnya yang sebesar US$1,81 miliar, namun masih mencerminkan permintaan institusional yang stabil. Terutama di tengah harga BTC yang tetap tinggi.
Pada akhir April, aliran dana sempat melonjak hingga US$3 miliar, menandakan potensi akumulasi belum sepenuhnya mereda.
“Pelemahan inflow saat ini berpotensi menjadi fase konsolidasi sebelum masuknya gelombang akumulasi berikutnya dari pelaku institusi,” ujar Panji melalui keterangan resmi.
Likuiditas Tinggi, Bitcoin Lanjut Reli ke US$109.000
Meskipun sentimen pasar membaik, Federal Reserve selaku bank sentral tetap berhati-hati. Dalam pernyataan terakhirnya, Ketua The Fed Jerome Powell menegaskan bahwa penurunan suku bunga masih belum pasti dan memerlukan waktu untuk mengevaluasi dampak ekonomi dari kebijakan tarif.
Meski demikian, faktor likuiditas tetap mendukung pasar. Departemen Keuangan AS terus menyuntikkan dolar ke dalam sistem keuangan, sementara cadangan Bitcoin di bursa tercatat menyentuh level terendah dalam tujuh tahun terakhir.
“Jumlah pasokan BTC kian terbatas melalui mekanisme halving, di tengah likuiditas yang tinggi berpotensi mendukung kelanjutan tren naik Bitcoin dalam beberapa pekan ke depan. Selain itu, potensi pemotongan suku bunga akan menjadi katalis yang dapat mendorong BTC mencetak harga tertinggi baru melampaui US$109.000,” tutup Panji.
Dengan dinamika yang ada saat ini, pasar kripto berada dalam posisi yang relatif kuat untuk melanjutkan penguatan. Namun, ruang untuk volatilitas tetap terbuka.
Bagaimana pendapat Anda tentang analisis dan prediksi harga Bitcoin ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
