Lihat lebih banyak

Makin Pede, e-CNY Cina Dominasi Transaksi Lintas Batas CBDC m-Bridge

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Dalam proyek transaksi lintas batas CBDC m-Bridge, terungkap bahwa penggunaan yuan digital atau e-CNY berhasil mendominasi.
  • m-Bridge merupakan proyek CBDC yang diinisiasi oleh Bank of International Settlement (BIS).
  • Dalam pilot project ini, CBDC Cina disebut merupakan token yang paling banyak diterbitkan dan ditransaksikan.
  • promo

Semesta sepertinya mendukung niatan Cina melawan hegemoni Amerika Serikat (AS) dalam sistem keuangan. Dalam proyek central bank digital currency (CBDC) yang diinisiasi oleh Bank of International Settlement (BIS), yaitu m-Bridge, terungkap bahwa penggunaan renminbi digital (yuan digital atau e-CNY) berhasil mendominasi dalam transaksi lintas batas.

Berdasarkan laporan yang dirilis BIS, CBDC Cina merupakan token yang paling banyak diterbitkan dan ditransaksikan pada saat pilot project m-Bridge. Pada tes yang berjalan selama 6 minggu dan berakhir pada akhir September lalu, terungkap bahwa terdapat total transaksi sebesar US$22 juta dalam CBDC.

Proyek tersebut melibatkan lembaga keuangan yang terdapat di 4 negara. Para partisipan itu mulai dari BIS Innovation Hub Hong Kong Centre yang bergabung dengan Hong Kong Monetary Authority, Bank of Thailand, Digital Currency Institute of the People’s Bank of China, dan Central Bank of the United Arab Emirates.

Sebanyak 20 bank di empat wilayah berbeda menggunakan m-Bridge untuk melakukan 164 pembayaran dan transaksi valuta asing yang langsung difinalisasi lewat platform tersebut.

“Proyek m-Bridge dimaksudkan untuk menghadirkan solusi pembayaran lintas batas yang efisien, berbiaya rendah, dan dapat diskalakan dengan CBDC,” jelas pihak BIS.

Dimulainya berbagai inisiatif untuk menghadirkan layanan keuangan yang murah bukanlah tanpa alasan. Pasalnya, dalam sistem keuangan tradisional (TradFi), dibutuhkan biaya pengiriman yang besar untuk dapat mencapai finalisasi transaksi.

Dari nilai transfer lintas batas sektor swasta sebesar US$23,5 triliun, dibutuhkan biaya pengiriman sekitar 0,5%. Asumsi itu disandarkan pada skema bank korespondensi. Dari situ saja terlihat bahwa biaya yang dibutuhkan mencapai kisaran US$120 miliar yang setara dengan Produk Domestik Bruto (PDB) Maroko. Bahkan, jumlah itu belum memperhitungkan biaya foreign exchange.

Proyek CBDC Cina Bisa Tantang Dominasi AS?

Seperti diketahui, AS sudah banyak memberikan sanksi keuangan ke sejumlah negara. Terbaru, Rusia menjadi sasaran sanksi lantaran melakukan invasi ke Ukraina.

Terkait hal ini, ekonom Senior PricewaterhouseCooper (PwC) Cina, G Bin Zhao, mengungkapkan bahwa proyek CBDC yang dilakukan bersama negara lain merupakan ajang promosi secara internasional penggunaan yuan digital.

Ditambah lagi, Cina juga telah mendapatkan peringatan dari AS bahwa sanksi yang sama dibebankan ke Rusia siap dijatuhkan ke Cina bila negara ini bergerak dan melancarkan niatnya untuk menarik kembali wilayah Taiwan.

Partisipasi Cina dalam program m-Bridge diyakini mampu mewakili niatnya untuk mendorong adopsi e-CNY secara lebih luas di kancah global. Sepanjang uji coba tersebut, Cina mengeluarkan 11,8 juta yuan digital atau sekitar US$1,64 juta.

Dari proyek itu saja, mata uang digital Cina digunakan dalam 72 pembayaran dan transaksi valuta asing. Berdasarkan data, torehan Cina jauh lebih besar dari transaksi CBDC Hong Kong yaitu e-HKD, CBDC Thailand yaitu e-THB, dan CBDC Uni Emirate Arab (UEA) yiatu e-AED.

“Jumlah penerbitan e-CNY yang relatif tinggi mencerminkan permintaan yang lebih besar untuk transaksi dalam bentuk yuan,” ungkap BIS Innovation Hub Hong Kong Center.

Menurut ekonom Senior PwC, baik yuan atau yuan digital, pada akhirnya kekuatan nasional Cina yang menjadi faktor penentu dari suksesnya mereka dalam proyek ini.

“Yuan atau e-CNY akan diterima secara luas hanya dengan pembangunan ekonomi Cina yang solid,” papar G Bin Zhao.

Ajak Negara Lain Bentuk Aliansi

Peneliti asal Cina menyerukan membentuk aliansi dengan negara di wilayah Asia untuk menerbitkan mata uang digital bersama. Hal ini dikatakan akan mengurangi ketergantungan Asia terhadap penggunaan dolar AS.

Dalam usulan tersebut diungkapkan bahwa mata uang digital tersebut akan dipatok dengan 13 mata uang yang berbeda, termasuk di dalamnya yuan Cina, yen Jepang, won Korea Selatan, dan 10 mata uang negara lain yang masuk dalam keanggotaan Perhimpunan Negara Asia Tenggara (ASEAN).

Untuk implementasinya, akan memanfaatkan teknologi distributed ledger atau yang umum dikenal dengan istilah blockchain. Harapannya, proyek ini dapat mengurangi dominasi negara tertentu yang sekaligus menghilangkan hambatan integrasi lintas batas.

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | April 2024

Trusted

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.

BIC_userpic_sb-49-profil.jpg
Adalah seorang penulis dan editor yang pernah berkiprah di banyak media ekonomi dan bisnis. Memiliki pengalaman 7 tahun di bidang konten keuangan, bursa dan startup. Percaya bahwa blockchain dan Web3 akan menjadi peta jalan baru bagi semua sektor kehidupan
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori