Trusted

Mantle Network Lakukan Voting untuk Bentuk Dana Ekosistem US$200 Juta

3 mins
Diperbarui oleh Ahmad Rifai
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Mantle Network siapkan dana ekosistem senilai US$200 juta atau sekitar Rp3,03 triliun.
  • Tujuannya untuk mendukung pengembangan sejumlah aplikasi terdesentralisasi (dApps).
  • Kabar ini datang usai BitDAO putuskan untuk menggabungkan dan mengubah citra dirinya jadi Mantle.
  • promo

Mantle Network, proyek penskalaan layer-2 (L2) Ethereum, mengajukan proposal tata kelola dan melakukan voting yang bertujuan untuk menyiapkan dana ekosistem senilai US$200 juta atau sekitar Rp3,03 triliun.

Tujuan penggunaan dana ini untuk mendukung pengembangan sejumlah aplikasi terdesentralisasi (dApps) pada jaringan tersebut selama 3 tahun ke depan.

Proposal yang dirilis pada hari Sabtu (8/7) kemarin itu disusun bersama oleh tim inti Mantle dengan salah satu pendukungnya yaitu Mirana Ventures.

Proposal MIP-24 ini meminta persetujuan komunitas Mantle untuk mengalokasikan US$100 juta dari perbendaharaan Mantle yang mencapai sekitar US$2,1 miliar. Adapun BitDAO menjadi salah satu proyek yang memiliki perbendaharaan terbesar di dunia kripto.

Dalam upaya untuk mencapai target US$200 juta, proposal itu selanjutnya berupaya mendapatkan US$100 juta tambahan dari mitra usaha strategis.

Pada 26 Februari lalu, ada sejumlah pihak yang telah menyatakan minat untuk berpartisipasi seperti Dragonfly Capital, Pantera, Folius Vanture, Play Ventures Future Fund, Spartan, Lemniscap, Selini Capital, Cadenza Ventures, dan QCP Capital.

Saat ini, sudah ada 100% yang telah menyetujui inisiatif tersebut. Pemungutan suara akan berlangsung hingga 15 Juli mendatang.

BitDAO Rebranding Jadi Mantle

Pada tahun 2022, BitDAO melanjutkan pengembangan Mantle yang diharapkan dapat bersaing dengan Optimism dan Arbitrum.

Baru pada 19 Mei lalu, BitDAO membuat keputusan strategis untuk menggabungkan dan mengubah citra dirinya menjadi Mantle. Tujuannya untuk memfokuskan semua upaya pada jaringan L2 di Ethereum.

Terkait rebranding BitDAO menjadi Mantle, mereka turut mengonversi 1:1 native token BIT menjadi MNT sebagai native token jaringan L2 tersebut. Sebagai catatan, token BIT yang saat ini beredar paling banyak berada di crypto exchange Bybit.

Sekilas tentang Mantle dan BitDAO

Mantle merupakan jaringan L2 Ethereum diklaim berkinerja tinggi yang dibangun dengan arsitektur modular yang memberikan biaya rendah dan keamanan tinggi.

Para builder dapat memanfaatkan desain unik dari Mantle untuk menbangun dApps dengan user experience (UX) yang luar biasa, sambil mengandalkan keamanan Ethereum yang disebut tidak tertandingi.

Di sisi lain, BitDAO adalah decentralized autonomous organization (DAO) atau organisasi otonom terdesentralisasi yang bertujuan mendanai berbagai program penelitian, pengembangan, dan hibah, termasuk mendanai zkDAO yang mengembangkan ekosistem zkSync. Selain Mantle dan zkDAO, inisiatif proyek kripto yang didukung BitDAO termasuk Game7 dan EduDAO.

Adapun BitDAO setidaknya didukung oleh berbagai pihak di dunia kripto maupun investor teknologi seperti Bybit, Dragonfly, Jump Capital, Mirana, Pantera, Spartan, hingga Peter Thiel.

Alameda Research Miliki 100 Juta BIT

Sebelumnya pada November 2022, harga token BIT tiba-tiba sempat anjlok 20% dalam satu jam. Kejadian tersebut berlangsung ketika native token dari crypto exchange FTX, yaitu FTT, juga turun 20%. Momen ini terjadi di tengah hari-hari menuju kehancuran FTX dan Alameda Research yang dipimpin oleh Sam Bankman-Fried (SBF).

Cerita bermula ketika pada tahun 2021, perusahaan perdagangan kripto kuantitatif Alameda mengonversi 3,36 juta token FTT (1% dari total pasokan FTT) menjadi 100 juta token BIT (1% dari total pasokan BIT). Kedua pihak menyebut bahwa mereka tidak akan menjual token tersebut dalam waktu 3 tahun.

Kemudian dalam perkembangannya pada 8 November 2022, komunitas BitDAO mengeluarkan proposal yang meminta Alameda untuk memberikan alamat on-chain dari token yang mereka miliki untuk tidak dijual selama 3 tahun. Bila tidak ada tanggapan dalam waktu 24 jam, komunitas BitDAO akan memutuskan apa yang harus dilakukan dengan 3,36 juta token FTT yang mereka miliki.

Pada akhirnya, co-founder & CEO Bybit, Ben Zhou, mengatakan, “Terima kasih atas tanggapannya yang cepat, Caroline ellison (CEO Alameda). Ini memberi banyak kepercayaan kepada komunitas BitDAO. Bagi orang lain yang langsung mengambil kesimpulan, tidak ada yang dikonfirmasi sampai terbukti. Saya yakin Alameda akan mampu mengarungi kesulitan saat ini.”

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024
Platform kripto terbaik di Indonesia | November 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

userpic_14-1.jpg
Ahmad Rifai
Ahmad Rifai adalah seorang jurnalis yang meliput sektor startup, khususnya di Asia Tenggara, dan penggila open source intelligence (OSINT). Dia bersemangat mengikuti berbagai cerita tentang perang, tetapi percaya bahwa medan pertempuran saat ini adalah di dunia kripto.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori