Hubungan antara lembaga perbankan konvensional dan aset kripto belakangan terlihat semakin mesra. Bank yang awalnya menganggap kripto merupakan kelas aset baru yang akan mendisrupsi sektor keuangan kini justru jalan beriringan. Tidak ketinggalan, Mastercard, yang merupakan perusahaan jaringan pembayaran yang selama ini berhubungan dengan bank, juga ikut mewarnai perjalanan di antara keduanya.
Dalam perkembangan terbarunya, perusahaan yang dipimpin Michael Miebach ini menawarkan program yang memungkinkan bank untuk bisa menggunakan kripto lewat sistem yang mereka gunakan.
Demi memuluskan ambisinya, Mastercard menjalin kerja sama dengan platform infrastruktur blockchain Paxos untuk menyediakan layanan perdagangan kripto. Program yang dinamakan Crypto Source itu akan menjadi platform yang digunakan oleh bank untuk bisa menawarkan layanan aset virtual kepada para nasabah.
Nantinya, lembaga keuangan yang mengikuti program tersebut akan mendapatkan akses lengkap layanan kripto. Hal itu termasuk beli, simpan, dan untuk penjualan aset kripto tertentu.
Hal tersebut tentunya menjadi menarik, lantaran dalam Indeks Pembayaran Baru Mastercard 2022, terungkap bahwa 29% responden secara global sudah menggenggam aset kripto sebagai pilihan investasi. Sementara itu, 65% responden menunjukkan preferensi terkait layanan kripto yang disediakan oleh lembaga keuangan yang mereka percaya saat ini.
Terkait hal ini, President Cyber & Intelligence Mastercard, Ajay Bhalla, mengatakan bahwa kepercayaan adalah bisnis utama perusahaan. Dia menyebut program ini akan menjadi penghubung yang akan membantu miliar pengguna ke dalam ekosistem kripto yang aman
Dia pun menambahkan bahwa langkah Mastercard yang melakukan akuisisi atas CipherTrace dan Ekata merupakan salah satu bagian dari rencana Mastercard untuk bisa memberikan solusi terbaik bagi pelanggan dan konsumen.
Sinergi Paxos dan Mastercard Akan Diuji Coba Tahun Depan
Seperti diketahui, meskipun dorongan untuk melakukan adopsi kripto kian tinggi, namun regulator di banyak negara masih belum mengizinkan lembaga perbankan untuk masuk dan memfasilitasi perdagangan kripto. Oleh karena itu, Paxos nantinya yang akan menyediakan layanan perdagangan dan penyimpanan kripto atas nama bank. Sementara itu, Mastercard akan menggunakan teknologinya untuk mengintegrasikan kemampuannya ke dalam interface bank.
Chief Digital Officer Mastercard, Jorn Lambert, menambahkan bahwa dengan langkah tersebut, eksplorasi kripto dan penggunaan teknologi aset digital bisa dimanfaatkan untuk memberikan pilihan pembayaran pada konsumen. Tidak hanya itu, program kepatuhan, verifikasi identitas, analitik, pemantauan transaksi mencurigakan, hingga solusi penyelesaian transaksi akan berada di tangan Mastercard.
“Inovasi produk kripto yang kami tawarkan akan menyuguhkan pilihan dalam skala besar serta terus memberikan peluang unik bagi lembaga keuangan saat mereka menawarkan layanan anyar yang canggih. Sulit dipercaya bahwa industri kripto akan benar-benar menjadi arus utama tanpa merangkut industri keuangan yang kita kenal,” ungkap Jorn Lambert.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa Mastercard akan melakukan uji coba pada kuartal I/2023. Meskipun begitu, baik Mastercard ataupun Paxos tidak menyebutkan bank mana yang sudah terdaftar dalam program tersebut.
Dukungan & Penolakan Adopsi Kripto oleh Bank
Sebenarnya terdapat dua kubu di Amerika Serikat (AS) yang menyatakan sikap berbeda terkait kripto. Pertama, terdapat satu golongan yang menganggap teknologi kripto, khususnya blockchain, bisa dimanfaatkan untuk mendukung transaksi pembayaran lintas batas lewat peluncuran central bank digital currency (CBDC).
Namun, terdapat pula penolakan dari golongan kedua yang tidak kalah keras. Senator AS Elizabeth Warren, yang merupakan Ketua Subkomite Perbankan Senat AS untuk Kebijakan Ekonomi, mengusulkan pembentukan badan khusus yang dinamakan Consumer Financial Protection Bureau (CFFB) untuk bisa melindungi konsumen di bidang keuangan.
Warren juga telah mengusulkan proposal untuk melarang penggunaan aset kripto dari sistem perbankan AS. Dia bahkan meminta Kantor Pengawas Mata Uang AS (OCC) untuk menarik interpretasi ketika era Presiden Donald Trump membuka jalan bagi bank untuk menawarkan layanan penyimpanan kripto kepada para klien.
Tidak berhenti sampai di sana, beberapa negara lain juga tetap bersikeras tidak mendukung aset kripto sebagai alat pembayaran. Para negara tersebut termasuk Aljazair, Bangladesh, Bolivia, Cina, Kolombia, Mesir, Indonesia, Iran, India, dan lain sebagainya.
Kebanyakan dari mereka yang menolak menganggap bahwa aset kripto membuat bank sentral kehilangan kontrol atas peredaran uang dan rentan digunakan untuk transaksi pencucian uang.
Bagaimana pendapat Anda tentang jalinan kerja sama antara Mastercard dan Paxos? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.