Trusted

Berkat Kemitraan Terbaru Crypto.com & DataMesh, Warga Australia Kini Bisa Pakai Pembayaran Digital

3 mins
Diperbarui oleh Lynn Wang
Gabung Komunitas Trading Kami di Telegram

Ringkasan

  • Kemitraan yang terjalin antara Crypto.com dan DataMesh memungkinkan pembayaran kripto untuk aktivitas pembelian sehari-hari di Australia.
  • Pengguna Crypto.com dapat membeli bensin dan barang-barang lainnya di 175 SPBU OTR serta toserba yang tersebar di wilayah Australia.
  • Namun, pengawas sekuritas negara Australia telah mengeluarkan peringatan baru seputar kepemilikan kripto dalam jumlah besar minggu lalu.
  • promo

Crypto.com dan perusahaan fintech Australia, DataMesh, mengumumkan solusi pembayaran scalable pertama dalam kemitraan terbaru mereka. Dengan adanya kerja sama tersebut, mereka dapat memungkinkan penggunaan kripto sebagai metode pembayaran sehari-hari.

Berkat kolaborasi ini, warga Australia dapat menggunakan pembayaran digital untuk pembelian di outlet tanpa perlu mengubahnya menjadi uang tunai. Namun, pada minggu lalu, pengawas sekuritas baru saja memberikan peringatan terbaru terkait kepemilikan aset kripto dalam jumlah besar dan kurangnya regulasi kripto yang diterapkan.

Crypto.com dan DataMesh Jalin Kemitraan karena Tingginya Permintaan Publik

Kabarnya, kemitraan antara Crypto.com dan DataMesh itu terjalin akibat meningkatnya jumlah permintaan ritel dan juga institusional.

Dalam pengumuman terkait, mereka menyebutkan bahwa “pelanggan yang memegang wallet Crypto.com dapat membeli kebutuhan sehari-hari, seperti bensin, kopi, dan sandwich di 175 SPBU OTR dan toserba yang ada di Victoria, Australia Selatan, dan Australia Barat menggunakan aset kripto, hanya dengan menggunakan aplikasi Crypto.com untuk memindai kode QR di ponsel mereka.”

Melalui kemitraan ini, Peregrine Corp, pemilik SPBU OTR, berencana memperluas kapabilitas mereka ke 250 situs ritel lain di seluruh negeri; termasuk di beberapa toko Krispy Kreme.

Karl Mohan, General Manager Asia & Pacific Crypto.com yang berbasis di Melbourne, mengungkapkan bahwa Australia siap menyambut revolusi kripto.

Mohan menambahkan, “Riset terbaru kami menunjukkan bahwa 55% dari pedagang dan konsumen ingin bertransaksi memakai kripto dan inovasi ini dalam toko OTR [akan] menghidupkan ambisi ini dan memastikan bahwa Australia berada di garis depan evolusi pembayaran kripto.”

Selain itu, perusahaan juga mengutip survei dari perusahaan riset independen PureProfile. Kutipan itu terkait permintaan akan kendala dalam penggunaan aset kripto sebagai solusi metode pembayaran sehari-hari. Menurut survei tersebut, dalam setahun, sepertiga dari seluruh pedagang yang berpartisipasi dalam survey mengatakan mereka sudah siap atau berencana menerima pembayaran aset kripto. Sementara itu, 60% lainnya baru akan siap dalam tiga tahun ke depan.

Sebagai tanggapan terhadap kemitraan yang mereka jalin, Mark Nagy, CEO DataMesh Group, mengatakan “Kami tahu [bahwa] pedagang [tengah] mencari banyak instrumen pembayaran alternatif termasuk kripto sebagai peluang untuk mendiversifikasi metode pembayaran mereka serta menarik pelanggan baru. Itulah sebabnya, kami bertekad untuk memberikan kemampuan pemrosesan terintegrasi yang akan membuat pembayaran kripto cepat dan dapat diakses oleh semua yang terlibat.”

Sementara itu, pada pekan lalu, pengawas sekuritas Australia menyatakan bahwa kepemilikan kripto di negara itu menjadikannya sebagai “kasus [yang] solid untuk regulasi.”

ASIC Terus Menuntut Pembentukan Regulasi Kripto

Pada bulan November tahun lalu, Australian Securities and Investments Commission (ASIC) mengadakan sebuah survei terhadap 1.053 investor individu. Hasilnya, mereka menemukan bahwa kripto menjadi opsi investasi paling populer kedua setelah kelas aset ekuitas di pasar domestik.

Dari 44% investor ritel yang memegang aset kripto, sekitar 25% di antaranya memegangnya sebagai satu-satunya investasi yang mereka miliki. Fakta itu sesuai dengan hasil temuan penelitian. Menariknya, ASIC juga menyoroti bahwa semakin banyak yang beralih ke video di YouTube dan platform media sosial untuk mendapatkan informasi. Pada umumnya, mereka lebih memilih untuk mengikuti influencer ketimbang penasihat keuangan profesional untuk membuat keputusan terkait investasi digital mereka.

Sementara itu, ketua ASIC Joe Longo mengatakan, “Dengan begitu banyaknya investor baru yang aktif di pasar keuangan, penelitian ini didasarkan pada pemahaman kami tentang investor ritel dan membantu kami mempertimbangkan di manakah upaya regulasi kami diperlukan.”

Meskipun begitu, Reserve Bank of Australia (RBA) sebelumnya telah mengumumkan proyek penelitian berjangka satu tahun untuk meneliti kelebihan dan kekurangan central bank digital currency (CBDC).

Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Sampaikan pendapat Anda kepada kami. Jangan lupa follow akun Instagram Be[In]Crypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!

🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024
🎄Platform kripto terbaik di Indonesia | December 2024

Penyangkalan

Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.

b9affb885df5498143f5abca759f7591.png
Shraddha Sharma
Shraddha adalah seorang jurnalis di India yang telah bekerja di berita bisnis dan finansial sebelum menyelami dunia kripto. Sebagai seorang penggemar investasi, dia juga memiliki ketertarikan dalam memahami kripto dari pendirian finansial pribadi.
READ FULL BIO
Disponsori
Disponsori