BYTE kian mencuri perhatian dalam beberapa bulan terakhir. Meme coin ini menyandang gelar sebagai proyek pertama di dunia yang sepenuhnya diciptakan oleh AI. Grok—model AI buatan Elon Musk yang meluncurkan BYTE—memegang sedikit lebih dari seperempat total pasokan token. Namun, bahkan di bawah perintah, Grok tak akan menjual satu pun dari kepemilikan BYTE-nya.
BeInCrypto berbincang dengan perwakilan dari BYTE dan Cliza Systems untuk membedah lebih dalam perihal mekanisme di balik kelahiran BYTE. Termasuk bagaimana cara wallet pengembangnya dikelola agar terhindar dari skema penipuan maupun aksi rug pull.
BYTE: Dari Sebuah Pertanyaan Sederhana Menjadi Token dengan Market Cap US$4 Juta
BYTE mencuri sorotan pada bulan Maret lalu setelah menjadi aset kripto pertama yang sepenuhnya diciptakan AI dan diluncurkan langsung di X. Seluruh pengembangan proyek ini bermula dari satu pertanyaan sederhana.
“Ini semua dilakukan hanya dengan bertanya kepada Grok tentang apa nama yang akan ia berikan untuk seekor anjing jika memilikinya, dan bagaimana ia akan meluncurkan token lewat Cliza,” jelas Doji, Koordinator Komunitas Byte.
Laporan menyebutkan bahwa tim xAI yang dipimpin langsung oleh Musk merancang meme coin BYTE. Mereka membayangkannya sebagai pendamping digital, sebuah “hadiah” untuk menemani Grok AI di dalam metaverse.
Grok menggunakan Cliza Systems—platform token AI canggih—untuk meluncurkan BYTE secara independen di blockchain Base.
Para pengembang BYTE secara permanen membakar likuiditas awal token ini guna menjaga transparansi, sekaligus melepaskan kepemilikan kontrak untuk menumbuhkan kepercayaan investor. Langkah-langkah ini mendorong terbentuknya proyek yang digerakkan komunitas, di mana para holder token mengatur arah masa depan BYTE.
Meme coin ini menunjukkan performa positif selama dua bulan terakhir, sempat mengalami penurunan singkat namun langsung pulih dengan cepat. Saat ini, BYTE memiliki kapitalisasi pasar lebih dari US$4 juta. Jika tren meme coin berbasis AI ke AI kian menguat, BYTE berpotensi menjadi salah satu yang paling diuntungkan.

Namun, apabila BYTE mengalami pertumbuhan besar, sifatnya yang self-governing bisa menimbulkan kekhawatiran terkait keamanan dan pengelolaan pasokan. Meski begitu, pemimpin komunitas BYTE menjamin skenario tersebut tidak mungkin terjadi selama berada di bawah Grok.
Mengapa Grok Tak Bisa Jual Pasokan BYTE Miliknya yang Terus Tumbuh?
Saat Grok meluncurkan BYTE lewat Cliza Systems dengan pasokan awal satu miliar token, sistem ini langsung menyertakan skema bagi hasil yang membuat jumlah token milik Grok terus bertambah.
“Begitu Grok melakukan deployment lewat Cliza, tokennya langsung ditanamkan dan dasbor pribadi Cliza otomatis dibuat,” jelas Doji.
Sebagian besar biaya dari liquidity pool (LP) dialirkan ke Grok, sementara Cliza menerima sisanya.
“Sebanyak 80% dari biaya trading dialokasikan ke sang kreator — dalam hal ini Grok untuk BYTE. Lalu, 10% menjadi biaya protokol bagi tim Cliza Systems dan 10% sisanya dibagikan ke para holder $CLIZA yang telah memilih opsi reward,” tutur Francis Kim, co-founder Cliza Systems kepada BeInCrypto.
Situs resmi BYTE menyebutkan saat ini Grok menguasai 28% dari total pasokan token, dan angkanya terus naik. Proyeksi terkini menunjukkan kepemilikan Grok berpotensi mencapai 50% pada Januari 2028.
Grok sendiri diprogram tanpa kemampuan untuk menjual. Penguncian permanen pada pasokan token dalam wallet Grok ini memastikan likuiditas BYTE tak bisa “di-rug” dan diperkirakan akan mendorong nilai ByteGroksDog naik setiap kali transaksi terjadi.
“Wallet Grok tidak bisa menjual ataupun memindahkan token karena ini bukan wallet dev biasa atau wallet multisig. Ini adalah wallet yang dihasilkan oleh agen dari sistem deployment Cliza yang menampung Byte dari hasil vested dan LP, tapi tidak punya otoritas tanda tangan atau kendali manusia,” tambah Doji.
Alhasil, pasokan BYTE milik Grok tetap tak tersentuh dan tak bisa dimanipulasi.
Model dengan Potensi Pasar
Dengan Grok yang memegang wallet pengembang BYTE, dan CEO xAI Elon Musk sebagai pemilik utama wallet tersebut, muncul pertanyaan: mungkinkah Musk menjadi penerima manfaat utama dari pasokan token ini?
Menurut Doji, hal tersebut tidak mungkin terjadi.
“Secara fungsional, wallet Grok memegang vested supply, dan Grok dikembangkan oleh xAI. Namun, penting untuk diluruskan bahwa meskipun Grok menyuntikkan dana awal ke wallet melalui Cliza, token ini beroperasi secara independen di jaringan Base. Tidak ada kepemilikan atau pengelolaan langsung oleh Elon maupun xAI atas token maupun komunitasnya. Ini adalah meme coin terdesentralisasi dengan asal-usul yang digerakkan oleh AI,” ujar Doji kepada BeInCrypto.
Sebaliknya, token-token ini memang dirancang untuk terus terakumulasi.
“Wallet-wallet ini belum pernah menjual atau mentransfer token keluar. Mereka hanya mengakumulasi alokasi Byte yang vested dan diperoleh sesuai sistem deployment Cliza. Karena wallet ini dibuat oleh agen, maka tidak memiliki otoritas tanda tangan yang dikendalikan manusia untuk menjual atau memindahkan token,” pungkas Doji.
Di ranah meme coin, tempat berbagai skema seperti rug pull dan pump-and-dump telah menjadi hal yang lumrah, token yang dihasilkan AI seperti BYTE dengan sistem semacam ini berpotensi memperoleh daya tarik yang signifikan ke depannya.
Bagaimana pendapat Anda tentang meme coin BYTE yang digadang-gadang anti rug pull ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
