Pasar kripto memasuki pekan krusial. Dua peristiwa besar yang bakal terjadi dipercaya akan memainkan peran penting dalam pergerakan harga kripto hingga akhir tahun ini. Mulai dari Pemilihan Umum (Pemilu) Amerika Serikat (AS) yang berlangsung pada 5 November waktu setempat, dan pertemuan pejabat The Fed (FOMC) untuk menentukan suku bunga acuan yang rencananya digelar pada 7 November mendatang.
Saat pemilu berlangsung, harga Bitcoin (BTC) berhasil menunjukkan tajinya dengan mengukir level tertinggi baru (ATH), menembus titik US$75.000. Kondisi itu memperlihatkan respons positif pasar atas berita kemenangan sementara Trump di beberapa wilayah.
Meski demikian, Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha melalui keterangan resmi menjelaskan, dorongan terhadap Bitcoin juga tercipta dari perdagangan ETF Bitcoin spot yang mencatat penutupan positif selama 4 minggu berturut-turut.
Berdasarkan data SoSo Value, ETF Bitcoin kembali mencatat net inflow sebesar US$2,22 miliar pada periode 28 Oktober – 1 November 2024, angka tertinggi sejak 22 Maret 2024.
Bitcoin Siap Melesat Lebih Tinggi
Menurut Panji, dukungan Trump terhadap Bitcoin serta minat politisi lainnya pada aset digital akan mendorong pertumbuhan pada sektor ini pasca pemilu. Selain itu, pemilu AS juga akan menjadi penentu arah regulasi aset kripto, dengan SEC dan CFTC mengambil pendekatan yang berbeda. SEC di bawah Gary Gensler sering mendapatkan kritik karena regulasi yang terlalu ketat.
Para investor kini mengamati pemilu AS dengan harapan perubahan kepemimpinan akan mendukung inovasi di sektor aset digital. Beberapa diantaranya bahkan berharap sikap serupa juga terjadi jika Kamala Harris menang.
Trump sebelumnya menyatakan akan memecat Gensler jika terpilih kembali, yang meningkatkan optimisme di kalangan investor aset kripto. Di sisi lain, janji Trump untuk menjadikan Bitcoin sebagai cadangan strategis AS dan menyebutnya sebagai “Crypto President” semakin memperkuat kepercayaan di pasar.
Data historis menunjukkan bahwa harga Bitcoin (BTC) cenderung naik setelah pemilihan umum AS. Pada pemilu 2020, BTC naik 28,24% sebelum pemilu dan 42,06% setelahnya, sedangkan pada pemilu 2016, kenaikannya masing-masing sebesar 14,99% dan 8,43%.
Kenaikan ini bakal terpengaruh oleh ekspektasi pasar terhadap kebijakan pemerintahan yang lebih mendukung aset digital. Untuk pemilu 2024 pada 5 November, meski data pasca pemilu belum tersedia, BTC berpotensi naik dalam sebulan ke depan, tergantung hasil pemilu dan sentimen regulasi aset kripto.
The Fed Berpeluang Kembali Pangkas Suku Bunga
Di sisi lain, FOMC AS kemungkinan juga akan meningkatkan sentimen pasar. Dengan data ekonomi terbaru menunjukkan penurunan suku bunga Fed sebesar 25 bps / 0,25% pada minggu ini. Data dari CME GROUP menunjukkan adanya peluang besar bahwa pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 6-7 November mendatang, bakal menghasilkan kebijakan pemotongan suku bunga 0,25%, menjadi 4,50%.
Meski demikian, Panji mengingatkan agar pada trader tetap mempersiapkan stoploss guna meminimalisir kerugian. Selain itu, investor juga harus berhati-hati terhadap potensi koreksi yang bisa terjadi kapan saja, terutama di tengah sentimen pemilu AS dan FOMC. Karena dua peristwa tersebut akan menjadi penentu apakah Bitcoin mampu bertahan atau bahkan mencetak rekor baru dalam waktu dekat.
Bagaimana pendapat Anda tentang prospek harga Bitcoin ke depannya? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.