“The future influences the present just as much as the past.” – Friedrich Nietzsche
2024 merupakan tahun yang diawali dengan kejutan di pasar aset kripto. ETF Bitcoin “direstui” oleh otoritas pasar modal Negeri Paman Sam, Securities and Exchange Commission (SEC). Hal itu sontak mengejutkan semua kalangan di pasar finansial global.
Peristiwa tersebut dimaknai satu hal: Wall Street yang pongah sudah melunak. Risk (greed) appetite mereka sudah tidak bisa dipuaskan oleh produk yang ada. ETF Bitcoin adalah jawabannya.
Mau tidak mau, tahun 2024 akan tercatat dalam sejarah sebagai tahun penentu bagi evolusi kebijakan kripto. Perjalanan pasar aset kripto pasca ETF Bitcoin bisa terbilang menyenangkan. Hal itu ditambah dorongan sentimen politik dan ekonomi yang menyokong pasar.
Pemilu AS kemudian menjadi katalisator utama yang akhirnya mendorong harga Bitcoin melewati angka US$100.000, dan beberapa mencatatkan rekor baru.
Kita juga melihat bagaimana Solana dan Ripple memberikan pertempuran chart yang menarik untuk bisa mendekati dua jawara yang belum tergoyahkan, Bitcoin serta Ethereum. Di sisi lain, Ethereum sempat menghadapi “krisis identitas”.
Tahun ini membawa banyak bukti bahwa industri aset kripto dan Web3 telah menarik pengguna baru, contohnya termasuk keberhasilan platform Polymarket, aplikasi mini Telegram besutan The Open Network (TON), hingga proyek Hyperliquid.
Gelombang Meme Coin Mendominasi
Gelombang positif yang terus berputar di pasar aset kripto turut mendorong meme coin untuk kemudian mendominasi narasi. Sepak terjang meme coin bisa dikatakan membantu menyemarakkan dan mendatangkan “warga” baru di komunitas Web3.
Namun di luar spekulasi, DePIN juga mengalami tahun yang luar biasa. Sektor ini melipatgandakan kapitalisasi pasarnya dan menunjukkan penggunaan di dunia nyata di antara bisnis dan konsumen.
Di Indonesia sendiri, industri aset kripto berkembang pesat mengikuti ritme global. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat adanya lonjakan nilai transaksi menjadi Rp475,13 triliun sepanjang Januari-Oktober 2024, naik 352,89% dari periode yang sama di 2023.
Sementara Chainalysis mencatat bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-3 sebagai negara di Asia dengan jumlah pengadopsi kripto global tahunan terbanyak. Posisi ini mengalahkan Amerika Serikat hingga Rusia dalam indeks adopsi kripto global.
Menerawang Bitcoin di 2025
Banyak faktor yang bisa menjadi variabel pergerakan pasar aset kripto global pada 2025. Salah satu yang pertama adalah bagaimana manuver pemerintah AS yang baru di bawah Donald Trump. Pasalnya, tidak bisa dimungkiri bahwa dinamika pasar aset kripto sejak awal tahun mendapatkan pengaruh kebijakan dari Negeri Paman Sam.
Salah satu perkembangan yang paling menarik adalah pembahasan tentang penggunaan Bitcoin sebagai alat pembayaran utang AS. Ide berani yang bergulir selama kampanye Trump itu telah menarik perhatian global.
Trump juga menerima usulan untuk membuat Strategic Bitcoin Reserve, mirip dengan cara Federal Reserve saat ini menyimpan cadangan emas. Cadangan ini dapat berfungsi sebagai aset alternatif untuk mengatasi tantangan utang negara, yang menunjukkan potensi Bitcoin sebagai aset cadangan yang sah.
Selanjutnya adalah adopsi lanjutan melalui produk ETF berbasis aset kripto yang baru. Berkaca dari keberhasilan ETF Bitcoin dan Ethereum, tahun 2025 dapat menandai titik balik bagi ETF mata uang kripto lainnya, termasuk Solana (SOL) dan XRP.
Meskipun SEC sebelumnya telah menolak aplikasi ETF Solana, mereka terus meninjau lebih dari 10 pengajuan, yang menandakan minat berkelanjutan dalam memperluas opsi investasi berbasis kripto.
RWA Juga Akan Menjadi Narasi Kuat di Tahun Depan
Selanjutnya adalah tren tokenisasi real world asset (RWA). Hal itu diperkirakan meningkat pada 2025, dan merevolusi cara keuangan tradisional berinteraksi dengan teknologi blockchain. Real estate, komoditas, dan bahkan seni rupa sedang diubah menjadi token berbasis blockchain, yang memungkinkan kepemilikan fraksional dan aksesibilitas yang lebih luas.
Faktor berikutnya adalah siklus Bitcoin pasca-halving. Berdasarkan historisnya, hal itu mampu menyebabkan periode apresiasi harga yang panjang, yang sering kali berlangsung hingga satu tahun.
Tren ini menunjukkan bahwa efek residual dari halving tahun 2024 akan mendominasi pada kuartal pertama tahun 2025. Ha itu mampu memicu optimisme dan mendorong harga lebih tinggi. Halving mengurangi separuh imbalan untuk penambangan, yang mengakibatkan keterbatasan pasokan dan peningkatan permintaan.
Efek ini diperkirakan bisa berlanjut setidaknya hingga April 2025, yang memberikan banyak peluang bagi investor dan trader.
Pada akhirnya, pasar aset kripto bakal terus tumbuh positif pada 2025. Hal itu akan mendapatkan dorongan oleh tonggak sejarah 2024 seperti persetujuan ETF, kebijakan Trump yang pro-kripto, dan peningkatan adopsi.
Kendati di tengah perjalanan ada tantangan regulasi, prospeknya tetap optimistis. Bitcoin diproyeksikan mencapai titik tertinggi baru, dan ekosistem kripto membentuk kembali keuangan tradisional. Semoga 2025 kita to the moon.
Bagaimana pendapat Anda tentang prediksi pasar kripto di tahun 2025 mendatang ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram dan Twitter BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.