Aset kripto asal Indonesia, Litedex Protocol (LDX) resmi mencatatkan tokennya di Coinmarketcap dengan alamat kontrak baru.
Bisnis perusahaan tampaknya memang tengah agresif. Pasalnya, pada akhir Maret lalu, LDX juga tercatat di LBank Exchange.
Litedex juga sukses menjadi protokol decentralized exchange (DEX) pertama di Indonesia yang terdaftar di salah satu bursa global tersebut
Chief Executive Officer Litedex Protocol, Andrew Suhalim, mengapresiasi kepercayaan pada user dari berbagai negara. Ia juga mengingatkan untuk selalu melakukan do your own research (DYOR) sebelum mangambil keputusan untuk berinvestasi di LDX Token.
“Sebagai project yang berkembang, Litedex kini harus menghadapi tantangan untuk memberikan edukasi pada mayarakat. Agar lebih cerdas dan tepat dalam memilih aset kripto,” katanya dalam keterangan resmi.
Lantas, bagaimana Litedex Protocol bisa terus berkembang dan diterima oleh publik?
Memiliki Konsep “Meta Finance”
Litedex Protocol merupakan platform decentralized exchange pertama di Indonesia yang mengusung konsep “Meta Finance”. Platform ini mengembangkan berbagai proyek yang menjadi incaran banyak investor muda; mulai dari staking, farming, swap, pool, lending, borrowing, NFT, marketplace, dan juga bridge.
Mengacu pada laman perusahaan, DEX sendiri adalah sistem keuangan yang menggunakan blockchain sebagai basisnya. Dengan sistem tersebut, perusahaan menyediakan layanan keuangan terbuka, transparan dan juga tanpa perantara.
Litedex menggunakan smart contract yang berdasarkan teknologi blockchain yang memungkinkan pengembang bisa membangun fungsi yang lebih baik lagi secara berkesinambungan.
Perusahaan berambisi untuk mengadopsi beberapa beberapa blockchain, seperti Binance Smart Contract (BSC), Ethereum, Solana, Avaz ataupun beberapa blockchain popular lainnya. Hal itu sesuai dengan konsep Litedex yang berniat menjadi “Meta Finance”.
Jika tidak ada aral melintang, perusahaan bisa menjadi platform multi-blockchain pertama asal Indonesia yang menyediakan layanan one-stop exchange.
Untuk mengembangkan sistem decentralized finance, Litedex Protocol mengeluarkan token Litedex (LDX) yang dibangun di atas jaringan Binance Smart Chain dengan format token BEP-20.
Dengan token tersebut, setiap setiap penggunanya memiliki hak untuk mengelola platform secara voting, sehingga bakal tercipta ekosistem DeFi yang sempurna.
Dalam 24 Jam Terbang 8,35%
Menurut data Coinmarketcap, token LDX sudah tercatat di laman perusahaan sejak 10 April lalu. Kala itu, LDX sempat diperdagangkan di level US$0,4852.
Meski sempat berada pada level terendahnya di 13 April lalu yang menyentuh kisaran US$0,1811, namun dalam 24 jam terakhir, harga token LDX berhasil terbang 8,35% ke level US$0,2127.
Mengacu pada kontrak pintar LDX, total pasokan token ini mencapai 500 ribu dan sudah melewati tahap audit CertiK dengan hasil sangat memuaskan. Pasokan yang sudah beredar dan dilaporkan sendiri baru mencapai 77.148.963 LDX.
Token berkapitalisasi pasar US$16,35 juta ini diklaim dibangun oleh tim IT engineer yang murni dari Indonesia, tanpa melibatkan pihak ketiga yang berasal dari negara lain.
Wakil Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Jerry Sambuaga, disebut menaruh perhatian khusus pada Litedex. Dia pernah mengatakan bahwa proyek ini bisa menjadi jembatan penghubung bagi masyarakat Indonesia untuk merasakan langsung teknologi dunia metaverse.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.
