Redaksi BeInCrypto Indonesia berkesempatan berdiskusi dengan Wei Zhou, mantan Chief Financial Officer (CFO) Binance, yang saat ini menjadi CEO dari salah satu perusahaan kripto paling populer di Filipina, yaitu Coins.ph.
Berdiri pada tahun 2014, raksasa teknologi asal Indonesia Gojek sempat menguasai Coins.ph sejak Januari 2019, sebelum akhirnya diambil alih oleh konsorsium yang dipimpin oleh Wei Zhou bersama Joffre Capital pada April 2022.
Coins.ph yang telah memiliki lebih dari 16 juta pengguna, sepenuhnya telah diatur oleh bank sentral Filipina. Hal ini menjadikan mereka sebagai perusahaan berbasis kripto pertama di Asia yang memegang lisensi penerbit uang virtual dan uang elektronik.
Dalam perannya sebagai CEO Coins.ph, Wei Zhou membagikan pandangannya tentang dampak dari krisis FTX; bagaimana hubungan Coins.ph saat ini dengan Gojek; strategi menghadapi crypto winter; melihat potensi GameFi di Filipina; hingga prospek market dan regulasi kripto, serta strategi bisnis yang akan dieksekusi pada tahun 2023.
Krisis FTX Buat Minat dalam Kripto Menurun
Coins.ph menuturkan bahwa mereka tidak terpengaruh secara finansial atau dari segi operasi bisnis terkait krisis di crypto exchange FTX. Meski FTX menjadi salah satu tempat trading mereka, Coins.ph mengaku telah berhasil memindahkan semua aset yang ada di crypto exchange itu.
Mereka mengaku mendapatkan likuiditas dari sejumlah crypto exchange yang teregulasi. Adapun FTX adalah salah satu dari sekian crypto exchange tempat Coins.ph melakukan trading.
“Jadi, kami tidak terpengaruh dari insiden [krisis yang menimpa FTX] itu,” jelas Wei Zhou.
Namun, secara keseluruhan, bagi bisnis kripto di seluruh dunia dan untuk kondisi market, krisis FTX turut memberikan dampak negatif pada bisnis Coins.ph. Hal itu, terutama terkait minat dalam perdagangan kripto yang telah turun secara signifikan sebulan terakhir sejak kehancuran FTX.
Hubungan Coins.ph dengan Gojek
Sebagai informasi, Gojek dulu memiliki 100% saham di Coins.ph. Setelah itu, Wei Zhou memberi tahu bahwa dia bekerja sama dengan dana investasi bernama Joffre Capital untuk membeli jumlah saham Coins.ph yang signifikan dari Gojek.
Adapun Gojek saat ini masih memiliki sebagian kecil saham di Coins.ph. Namun, di luar itu, raksasa teknologi asal Indonesia itu tidak memiliki keterlibatan lain dalam bisnis Coins.ph.
Saat kami bertanya mengapa Gojek melepaskan kepemilikan saham mayoritasnya di Coins.ph, Wei Zhou hanya bisa mengatakan bahwa pada dasarnya Gojek ingin fokus ke Indonesia dan mengembangkan bisnis mereka.
Terkait Gojek yang kemudian ternyata membeli Kripto Maksima Koin (KMK), perusahan kripto yang memiliki lisensi operasi di Indonesia, Wei Zhou mengatakan, “Kedengarannya mereka ingin mengembangkan bisnis itu [kripto] di Indonesia dan keluar dari market Filipina.”
Wei Zhou mengingatkan bahwa Coins.ph adalah bisnis yang memiliki lisensi dari pemerintah Filipina. Lisensi yang mereka miliki termasuk untuk pembayaran, crypto exchange, lisensi efek (sekuritas), hingga pengiriman uang. Hal ini menegaskan bahwa mereka sangat fokus dalam menggarap market di negara itu.
- Baca Juga: Gojek Dilaporkan Jual Fintech Kripto ke Mantan Petinggi Binance Senilai Hampir Rp2,8 Triliun
Strategi dalam Menghadapi Crypto Winter
Wei Zhou mengatakan bahwa crypto exhange hanyalah bagian dari bisnis mereka yang lebih luas.
“Sebagian besar bisnis kami sebenarnya ada di pembayaran dan di industri pengiriman uang di Filipina,” urai sosok yang sempat menjabat sebagai CFO Binance ini.
Tujuan Coins.ph sejak Wei Zhou menjadi CEO perusahaan adalah untuk memungkinkan perusahaan untuk mengaktifkan banyak layanan lainnya yang terkait dengan sejumlah aspek di atas.
Bagi mereka, bear market sebenarnya adalah saat yang tepat bagi Coins.ph untuk benar-benar membangun produk dan kemudian meluncurkan layanan tambahan. Mereka memiliki target dapat menjadi gerbang bagi aplikasi web3 dalam menjangkau pengguna di Filipina.
Selain crypto exchange yang merupakan bagian penting dari komponen bisnis mereka, Coins.ph pun turut menambahkan produk dan layanan utama lainnya yang bernama Coins Arcade pada akhir tahun 2022.
Pusat permainan GameFi itu memungkinkan pengguna memainkan game web gratis langsung dari aplikasi Coins.ph. Mereka berharap dapat lebih jauh mengeksplorasi dan menambahkan sejumlah mitra bisnis terkait proyek ini.
Sementara itu, mereka turut memiliki bisnis pengiriman uang yang sebenarnya sangat kompatibel dengan penggunaan blockchain bila dilihat dari pergerakan uang secara global dari sektor ini.
Di dunia kripto, market cap atau kapitalisasi pasar stablecoin bernilai sekitar US$100 miliar lebih. Sementara itu di sisi lain, Filipina menjadi salah satu negara yang aktif dalam pengiriman uang. Atas hal itulah, Coins.ph ingin membangun produk untuk melakukan diversifikasi dalam rangka memperluas pendapatan dan basis pengguna di luar bisnis crypto exchange.
Sebagai informasi, Coins.ph turut memiliki produk kode QR (quick response), yaitu QR Ph, yang kehadirannya telah mendapat dukungan dari regulator Filipina. Mereka berharap dapat segera meluncurkannya secara luas. Layanan yang dapat mendukung ekonomi digital di Filipina ini dapat digunakan oleh para pedagang dan pengguna umum untuk mengirim dan menerima pembayaran.
- Baca Juga: Pemerintah Filipina Ingin Manfaatkan Blockchain untuk Kembangkan Aplikasi Non-Cryptocurrency
Menangkap Potensi GameFi di Filipina
Perlu diingat, GameFi memiliki banyak peminat di Filipina. Bagi Wei, GameFi adalah alat peraga yang ‘gila’ dalam mengedukasi market.
Oleh sebab itu, tidak aneh bila Coins.ph juga memperdagangkan token Live Smooth Love (SLP) yang diperoleh dari memainkan game Axie Infinity dan memberikan dukungan kepada Ronin Bridge (yang merupakan sidechain Ethereum yang dibangun untuk Axie Infinity) sehingga memungkinkan para gamer dapat membeli atau menjual SLP yang mereka miliki.
Melihat peluang gamefi di Filipina, Wei Zhou menambahkan bahwa mereka sedang mencari gamefi lain yang dapat mereka dukung untuk diluncurkan di market Filipina.
“Kami pasti dapat membantu gamer hingga perusahaan game untuk menerbitkannya [di Filipina],” jelasnya.
Meski industri gamefi turut terpukul selama crypto winter 2022, Wei Zhou melihat bahwa segmen ini masih berada di fase paling awal, dan game yang bagus memerlukan setidaknya dua hingga tiga tahun untuk berkembang.
Pernyataan ini didasarkan bahwa kesuksesan sektor gamefi pada tahun 2021 tidak dibangun dalam semalam, tetapi telah dikerjakan oleh orang-orang bahkan sejak tahun 2016.
“Saya pikir mereka [sektor gamefi] butuh sekitar empat hingga lima tahun untuk membangun game dan menghidupkan komunitas. Jadi saya pikir, kita berada pada tahap paling awal. Jika Anda melihat semacam siklus dua tahunan, saya berharap tahun 2023 menjadi tahun yang lebih baik,” ungkapnya.
Prospek Market Kripto di Tahun 2023 dari Kacamata Wei Zhou
Kemudian, kami menanyakan pula terkait pandangan Wei Zhou terhadap pasar kripto di tahun ini. Ia menilai bahwa tahun 2023 adalah tahun yang cukup besar bagi blockchain Ethereum.
Setelah hajatan The Merge dinilai sukses pada tahun 2022, ada upgrade Shanghai yang telah menanti pada tahun 2023. Adapun upgrade ini memungkinkan orang-orang untuk staking Ether (ETH) dan mempertahankan likuiditas token mereka meski sedang terkunci dalam jaringan blockchain.
Wei Zhou menilai bahwa upgrade Shanghai akan membuat ekosistem Ethereum berkembang menjadi lebih besar.
Selanjutnya, Wei membahas pula tentang ke prospek dari sisi regulasi kripto. Ia mengatakan para regulator di seluruh dunia akan terus berupaya menegakkan regulasi kripto. Regulasi terkait stablecoin mungkin dapat muncul di Amerika Serikat (AS). Namun, dia menilai bahwa seluruh dunia sangat tertarik untuk melihat apa yang akan terjadi di Hong Kong. Sebagaimana kita ketahui, Hong Kong merupakan salah satu pusat keuangan global utama di dunia.
“Saya sangat bersemangat untuk melihat apa yang terjadi di sana [Hong Kong], karena itu adalah bantuan keuangan utama di Asia dan di negara-negara; seperti Thailand, Indonesia, Filipina, Malaysia, hingga Australia,” jelas Wei Zhou.
Selain itu, dia menilai bahwa pandangan regulator terhadap kripto akan berubah seiring peningkatan pemahaman mereka. Fokus regulasi dinilai akan beralih; dari semula mengenai anti-pencucian uang (AML) dan pergerakan uang; menuju mencari perbedaan antara token sekuritas (efek) dan token utilitas; dan selanjutnya akan mengarah mengenai penyimpanan (custody) dalam kripto yang dinilai memiliki peran sangat penting dalam praktik manipulasi market.
Menurut Wei, alasan custody dalam kripto akan menjadi perhatian regulator, karena dalam enam bulan terakhir hal tersebut jadi titik yang membuat rugi para investor seperti dalam kasus Celsius, Voyager, BlockFi, Genesis, Gemini Earn, hingga FTX, yang terlibat dalam praktik pinjam-meminjam aset kripto milik pelanggan.
Tegaskan Coins.ph Diregulasi secara Jelas
Membincang regulasi, Wei Zhou menegaskan bahwa Coins.ph merupakan penyedia layanan keuangan yang sepenuhnya diregulasi oleh regulator Filipina.
Mereka mengaku memiliki laporan triwulan dan tahunan, audit bulanan dengan regulator, serta keperluan untuk mencocokkan simpanan pelanggan yang ada di Coins.ph dengan aset milik pelanggan. Dari sini, Coins.ph ingin menegaskan bahwa mereka pun telah membuktikan cadangan mereka atau yang dikenal dengan istilah Proof of Reserves (PoR) seperti perusahaan kripto lainnya.
Dia menekankan pula bahwa Coins.ph bukan seperti crypto exchange model offshore yang kurang memiliki transparansi dalam hal struktur di mana yurisdiksi peraturan mereka beroperasi.
“Pada dasarnya, kami memastikan bahwa aset dan liabilitas kami sesuai. Saya pikir ini adalah salah satu perbedaan terbesar antara crypto exchange yang diatur dengan lokasi tetap, yang berbeda dengan crypto exchange model offshore yang tidak benar-benar memiliki regulator dan lokasi yang jelas,” ungkap Wei Zhou.
Strategi Bisnis Coins.ph Menyongsong Tahun Baru 2023
Secara umum, strategi bisnis Coins.ph pada tahun 2023 adalah untuk terus membangun berbagai produk yang berbasis kripto dan blockchain.
“Hal yang ingin kami lakukan pada dasarnya adalah membuat produk ketika pengguna dapat memperoleh dan menghasilkan uang di dunia digital dan membelanjakannya di dunia nyata. Saya pikir, di situlah ekonomi web3 sebenarnya sangat penting untuk dibangun.”
Terkait ekonomi web3, Coins.ph melihat bahwa Filipina adalah negara di Asia Tenggara yang sangat unik dan sangat dinamis. Pasalnya, pengguna di wilayah ini sebenarnya jauh lebih reseptif dan benar-benar menggunakan kripto.
“Jadi, saya pikir itu adalah sesuatu yang ingin terus kami dorong. Kami ingin mendapatkan game tambahan untuk diterbitkan di Coin Arcade. Kami ingin bekerja dengan lebih banyak game untuk bisa menggaet pengguna yang besar di Filipina,” terangnya.
Selain itu, mereka berniat meluncurkan kembali Coins Pro yang dibangun sejak pihak Wei Zhou mengambil alih Coins.ph. Rencananya, layanan ini akan diluncurkan sepenuhnya mulai Tahun Baru Imlek menjelang akhir bulan Januari 2023.
“Ini adalah order book exchange kelas dunia yang seharusnya memiliki daftar lebih banyak dukungan token kripto dan lebih banyak dukungan chain,” ungkapnya.
Selain itu, Coins.ph juga bekerja sama dengan regulator Filipina untuk mendapatkan izin dalam menawarkan produk staking di platform mereka. Mereka pun berharap dapat menawarkan lebih banyak token kripto yang dapat dibelanjakan oleh pengguna di dunia nyata.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.