Harga token LUNA yang sempat mencapai US$119,18 kini diperdagangkan di kisaran US$61. Ambrolnya harga native token dari blockchain Terra secara signifikan memicu tuduhan bahwa telah terjadi serangan fear, uncertainty, dan doubt (FUD) pada proyek blockchain Terra yang juga mengembangkan stablecoin TerraUSD (UST).
Tudingan ini muncul pada 8 Mei 2022 setelah sebuah cuitan di Twitter menyatakan bahwa ada whale membuang stablecoin UST senilai US$285 juta di Curve Finance dan Binance. Sebagai akibat dari aksi jual ini, UST sempat kehilangan patokan (depegging) dari dolar Amerika Serikat (AS) dengan jatuh ke level US$0,98.
Hal ini sontak memicu kekhawatiran bahwa stablecoin TerraUSD, yang ditopang terutama oleh token LUNA, mungkin kehilangan pasaknya. Adapun depegging mengacu pada stablecoin yang berada di bawah $1.
Seperti yang diketahui, token LUNA memiliki fungsi sebagai aset jaminan untuk mempertahankan agar 1 UST setara dengan US$1. Ketika nilai UST di atas US$1, protokol Terra memberi insentif kepada pengguna untuk membakar LUNA dan mencetak UST. Sebaliknya, ketika harga UST turun di bawah US$1, protokol tersebut memberi penghargaan kepada pengguna untuk membakar UST dan mencetak LUNA.
Oleh karena itu, selama pengurangan pasokan UST, valuasi LUNA seharusnya turun. Demikian pula, ketika pasokan UST berkembang, valuasi LUNA meningkat. Tren turun secara harian yang sedang berlangsung dalam pasokan UST, bertepatan dengan peningkatan dalam pasokan LUNA.
Pada 8 Mei kemarin, market UST mengalami kontraksi untuk pertama kalinya dalam dua bulan yang secara bersamaan membuat pasokan LUNA meningkat secara berlebihan, sehingga harga token ini menjadi lebih rendah.
Serangan Terkoordinasi Terhadap Terra-LUNA-UST?
Ada serangkaian rumor yang muncul bahwa serangan terhadap Terra-LUNA-UST ini disengaja dan terkoordinasi. Tokoh penting di balik blockchain Terra, Do Kwon, sempat membuat cuitan dengan membagikan gambar untuk menguatkan klaim bahwa ada satu crypto wallet bertanggung jawab atas 62% penarikan di Anchor Protocol.
Sebagai informasi, Anchor Protocol merupakan sebuah market pinjam-meminjam yang menawarkan hasil tinggi kepada pengguna yang menyetor stablecoin UST.
Namun, Do Kwon dengan cepat menghapus tweet tersebut, mungkin setelah menyadari bahwa persentase 62% itu merujuk ke semua crypto wallet ‘other‘ daripada pada satu dompet kripto tertentu.
Bitfinex’ed, akun Twitter pseudonim dan kritikus industri cryptocurrency, mencatat bahwa ‘menarik token yang Anda miliki secara adil dan jujur sebenarnya bukan serangan terkoordinasi’.
Setelah sempat kehilangan patokan dari US$, sebuah crypto wallet muncul berniat menyelamatkan pasak stablecoin UST. Dalam rentang waktu sekitar hitungan menit, terdapat lebih dari US$200 juta Tether USD (USDT) yang ditukarkan untuk menyeimbangkan kembali kumpulan UST di Curve sehingga meningkatkan harganya.
Beberapa pihak berspekulasi bahwa crypto wallet penyelamat itu milik Jump Crypto, sebuah venture capital yang punya kedekatan dengan Terra.
Kronologi Munculnya Teori Konspirasi
Tekanan pada stablecoin UST sebenarnya mulai meningkat setelah beberapa hari terakhir terjadi withdraw yang tinggi di Anchor Protocol. Selama akhir pekan, total simpanan UST di Anchor Protocol turun dari US$14 miliar menjadi di bawah US$12 miliar. Sebagai informasi, total pasokan beredar UST telah mencapai sekitar US$18 miliar.
Kemudian, Do Kwon pada Minggu malam (8 Mei 2022) mengatakan di Twitter bahwa Terraform Labs (TFL) yang mengurus blockchain Terra menarik 150 juta TerraUSD dari Curve Finance yang merupakan platform DeFi yang memungkin berbagai pihak bertukar antara sejumlah stablecoin seperti USDT, USDC, hingga UST.
Hal ini dilakukan TFL untuk mempersiapkan kumpulan likuiditas baru bernama 4pool yang merupakan aliansi baru bersama Frax Finance, Redacted Cartel, dan OlympusDAO yang akan ditayangkan dalam waktu dekat. Namun, TFL kemudian menyetor ulang 100 juta UST setelah menyadari bahwa stablecoin TerraUSD mulai kehilangan pasaknya dari dolar AS.
Menambahkan sedikit ‘bumbu konspirasi’, beberapa pengamat menunjuk ke crypto wallet misterius yang ‘membuang’ TerraUSD sekitar US$85 juta di blockchain Ethereum lalu menguangkannya dalam USDC melalui Curve, serta US$108 juta di crypto exchange Binance.
Kwon mengatakan bahwa aktivitas ini bukan berasal dari Terraform Labs. Hal inilah latar belakang munculnya seruan dari dalam komunitas Terra bahwa stablecoin UST yang kehilangan pasak dari dolar AS tengah mengalami ‘serangan terkoordinasi’.
Sentimen Panik Pengaruhi Market Kripto
Setidaknya ada beberapa penjelasan logis di balik peningkatan arus keluar yang berkaitan di Anchor Protocol. Penyebab utama terkait dengan peningkatan volatilitas di market cryptocurrency, lalu diikuti oleh peningkatan permintaan likuiditas.
Saat Bitcoin dan cryptocurrency lainnya jatuh, sentimen panik telah menguasai market dan menyebabkan arus keluar besar-besaran dari aset digital yang stabil dan reguler. Adapun market kripto diperkirakan telah kehilangan setidaknya US$200 miliar dalam hitungan hari.
Alasan lain yang memicu arus keluar dapat dikaitkan dengan hadirnya stablecoin Decentralized USD (USDD) dari TRON yang konon menawarkan insentif lebih menarik karena menjanjikan Annual Percentage Yield (APY) hingga 30%.
Meski begitu, pendiri TRON yaitu Justin Sun, pada 8 Mei 2022 mengaku bahwa dia membeli stablecoin Terra. Menurut laporan jurnalis kripto Colin Wu, Justin Sun diperkirakan membeli mengumpulkan 1 juta UST lewat Curve.
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.