Binance, crypto exchange dengan volume perdagangan terbesar di dunia, pada hari Jumat (17/2) dirumorkan sedang mempertimbangkan untuk mengakhiri hubungan dengan para mitra bisnis di Amerika Serikat (AS) karena regulator di Negeri Paman Sam meningkatkan pengawasannya terhadap industri kripto.
Perusahaan yang dipimpin oleh Changpeng ‘CZ’ Zhao itu sedang mempertimbangkan mundur setelah hubungan mereka dengan mitra perbankan utama dan penerbit stablecoin mengalami masalah di tengah pengawasan ketat dari regulator AS.
Laporan Bloomberg mencatat bahwa Binance setidaknya telah diperiksa oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas AS (CFTC), Departemen Kehakiman AS (DOJ), dan Internal Revenue Service (IRS) yang merupakan lembaga AS yang bertanggung jawab mengumpulkan pajak.
Kurangi Hubungan dengan Market AS?
Binance sedang mpertimbangkan apakah akan memutuskan hubungan dengan perusahaan perantara seperti bank dan perusahaan jasa, serta menilai kembali investasi modal ventura mereka di AS.
Hal itu turut akan mempertimbangkan delisting sejumlah token kripto dari proyek yang berbasis di AS, termasuk stablecoin USD Coin (USDC). Namun, CZ mengklarifikasi adalah salah bahwa Binance akan menghapus semua token kripto yang berbasis di AS.
Sebagai catatan, Binance tidak berwenang untuk melayani pelanggan kripto di market AS. Sebaliknya, ada Binance.US yang diklaim independen dari entitas Binance global. Binance.US mengaku tidak berencana untuk meninggalkan market AS.
Sedang Terjadi Ketidakpastian Regulasi di AS?
Bloomberg menyatakan bahwa indikasi dapat dilihat ketika CZ mengisyaratkan potensi untuk mundur dari market AS pada 13 Februari lalu.
“Mengingat ketidakpastian peraturan yang sedang berlangsung di market tertentu, kami akan meninjau proyek lain di yurisdiksi tersebut untuk memastikan pengguna kami terlindungi dari bahaya yang tidak semestinya,” jelas CZ.
Pada hari Jumat kemarin, CZ mengatakan bahwa Binance telah, “Menarik kembali beberapa investasi potensial, atau tawaran pada perusahaan yang bangkrut di AS untuk saat ini.”
Bila Binance mulai membatasi atau mengakhiri hubungannya dengan perusahan AS, mereka tidak akan menjadi perusahaan kripto pertama atau terakhir yang mundur dari market AS di tengah tindakan keras regulator setelah runtuhnya crypto exchange FTX pada November 2022.
Sebelumnya, crypto lending platform Nexo pada Desember 2022 mengumumkan rencana mereka untuk menghapus produk dan layanan bagi market AS.
“Seperti setiap perusahaan blockchain lainnya, kami sedang melakukan analisis untung-rugi yang cermat dan akan memutar bisnis kami seperlunya untuk melindungi basis pengguna global kami,” ungkap juru bicara Binance.
Meningkatnya Kabar Miring tentang Binance
Pada 15 Februari lalu, Binance dilaporkan bahwa mereka mengharapkan untuk membayar denda moneter dalam rangka menyelesaikan investigasi peraturan dan penegakan hukum dari regulator AS yang terkait dengan bisnis mereka.
WSJ melaporkan bahwa Chief Strategy Officer (CSO) Binance, Patrick Hillmann, mengungkapkan bahwa Binance tumbuh dengan cepat dan dimulai sebagai bisnis yang didukung oleh para software engineer yang tidak terbiasa dengan hukum dan peraturan yang ditulis untuk mengatasi risiko penyuapan dan korupsi, pencucian uang, hingga saksi ekonomi.
Pihak Binance mengklaim bahwa mereka telah bekerja sama untuk mengisi celah dalam upaya kepatuhan awal, tetapi masih berharap regulator AS akan mengenakan denda atas perilaku Binance di masa lalu. Binance disebut sedang bekerja dengan regulator AS untuk mencari tahu perbaikan apa yang harus mereka lalui sekarang demi dapat menebusnya.
Kemudian pada 16 Februari lalu, Binance dilaporkan memiliki akses rahasia ke rekening bank milik mitra mereka di Amerika Serikat (AS), yaitu Binance.US (BAM Trading Services Inc), yang konon independen.
Binance dinilai mentransfer sejumlah besar uang dari akun bank atas nama Binance.US ke perusahaan market maker yang terafiliasi dengan CZ. Selama 3 bulan pertama pada tahun 2021, sekitar lebih dari US$400 juta (Rp6,1 triliun) mengalir dari akun Binance.US di Silvergate Bank ke market maker Merit Peak Ltd.
Terkait pemberitaan itu, pihak Binance.US menjelaskan bahwa aktivitas Merit Peak di crypto exchange yang menggarap market di AS itu telah berhenti sejak tahun 2021. Mereka mengklaim tidak pernah memperdagangkan atau meminjamkan dana pelanggan.
Bagaimana pendapat Anda tentang topik ini? Yuk, sampaikan pendapat Anda di grup Telegram kami. Jangan lupa follow akun Instagram BeInCrypto Indonesia, agar Anda tetap update dengan informasi terkini seputar dunia kripto!
Penyangkalan
Seluruh informasi yang terkandung dalam situs kami dipublikasikan dengan niat baik dan bertujuan memberikan informasi umum semata. Tindakan apa pun yang dilakukan oleh para pembaca atas informasi dari situs kami merupakan tanggung jawab mereka pribadi.
Selain itu, sebagian artikel di situs ini merupakan hasil terjemahan AI dari versi asli BeInCrypto yang berbahasa Inggris.